KABUT-29 | Seperti Ada Yang Berbeda

19 2 0
                                    

Pernikahan bahagia terdiri dari dua orang pemaaf.

~Unknown

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jam dinding menunjukkan pukul 4 pagi. Aku terbangun, lalu mengusap pelan pelipisku. Pusing sekali kepalaku ini, padahal semalam aku tertidur nyenyak sekali. Mungkin aku kelelahan. Minggu ini aktvitasku disekolah cukup banyak. Juga minggu kemarin saat Kafi dan mba Kyra masih di sini, aku hampir tidak punya waktu untuk beristirahat sebentar. Setiap kali pulang mengajar, aku langsung menemui Kafi dan main bersamanya. Beberapa kali, aku juga mengajak mba Kyra jalan-jalan di kota ini. Disampingku, mas Tegar masih terlelap tidur. Ku usap lengannya lembut.

"Mas, sudah hampir subuh." Suaraku membangunkan tidur lelapnya. 

Matanya terbuka, lalu tersenyum sangat manis. Mas Tegar bangun dengan sedikit menguap. "Pagiii sayanggg." Ucapnya lalu hendak mencium keningku. 

"Mass, kamu mandiii dulu deh sanaaa." Ucapku sembari menepis wajahnya yang hendak menciumku. Mas Tegar mengerutkan keningnya, berpura-pura kesal. 

"Kamu gak mau dicium sayang?" Ucapnya dengan raut wajah yang kesal namun justru terlihat lucu. Aku yang masih merasakan pusing, tidak memperdulikan ucapannya.

"Udah sana mandiii ih, bau tau." Ucapku padanya.

Mas Tegar beranjak dengan mendengus kesal dan menggelengkan kepala.

"Ya allah betapa sedihnya hatiku pagi ini. Istriku yang setiap hari aku cium, pagi ini menolak dan malah mengejekku bau ya allah." Suaranya manja saat turun dari ranjang. Aku tertawa melihat tingkahnya. 

Selesai mandi, mas Tegar kembali menghampiriku. Aku yang masih merasakan pusing dikepalaku, tidak menyadari kehadirannya.

"Cup. Hahahahaha kena kan." Ucapnya merasa puas karena berhasil menciumku.

"Ihhhhh mas apaan siiih. Aku tuh lagiii pusing. Kamu tuh bikin aku gak mood ajaa ya pagi-pagi. Terus ini kamu mandi pake sabun apa sih? Baunya bikin aku enek ajaaa. Dah ah sanaaa aku mau mandii." ucapku sambil mendengus kesal. Pusing yang masih mengganggu membuatku pagi ini emosi melihat mas Tegar. Aku beranjak dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi, meninggalkan mas Tegar yang nampak bingung.

"Sayang.. Aku...." Suaranya berusaha menjawab omelanku pagi itu.

"Yaudah aku tungguin yaaa kita sholat bareng..."

"Terserah." Ucapku masih kesal.

Benar saja, mas Tegar menungguku sampai selesai mandi, seperti biasanya kamipun sholat berjamaah. Namun entah kenapa, aroma tubuh mas Tegar membuat perutku terasa mual.

"Mas kamu pakai parfum apa sih? Bau nya gak enak." Ucapku dengan nada masih kesal.

Mas Tegar tampak terkejut dan mencium dirinya sendiri. "Parfum? Aku belum pakai parfum kok, sayang."

"Udah deh ayok cepet sholat." Ucapku pada mas Tegar. Mas Tegar tampak keheranan melihat aku yang sedari tadi asik ngomel dengannya. Seakan tak mau berdebat, mas Tegar pun memulai sholatnya.

Selesai sholat, mas Tegar lanjut untuk tadarusan. Sedangkan aku, menuju dapur untuk membantu ibu menyiapkan sarapan.

"Pagi ini masak apa bu?" Tanyaku melihat ibu yang tengah sibuk menyiapkan semuanya.

"Ini ibu masak makanan kesukaan kamu, Udang. Kamu tolongin ibu rapihin sayur itu ya Kay." Kata ibu dengan senyumnya yang khas. Aku mengangguk mengikuti perintah ibu. Sebenarnya, kepalaku masih terasa pusing, tetapi tidak mungkin aku hanya berdiam diri dikamar sedangkan ibu sibuk seorang menyiapkan sarapan untuk kami semua. 

Kabar Baik Untuk Tegar | KABUT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang