KABUT-10 | Secerah Arunika

13 1 0
                                    

Arunika adalah karya tuhan selanjutnya yang tidak kalah indah dari senja. 

~KABUT

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari ini, tepat 2 bulan setelah acara lamaran dilangsungkan adalah hari dimana aku akan menjadi suami dari Kayshila Kumara Lavanya. 

Pagi itu, dibarengi dengan indahnya warna dari cahaya matahari yang baru saja terbit. Arunika namanya. Indahnya tidak kalah dari senja. Arunika itu seperti tanda bahwa semesta ikut bahagia pada dua insan yang akan dipersatukan dengan sebuah cinta. Yaaaa, pagi ini begitu cerah, secerah arunika, juga secera hati ini hehhehehe.

Di rumah keluarga besarku sudah berkumpul, para ibu dan saudara perempuan yang lain tengah sibuk sekali, ada yang sedang di make up seperti ibuku dan bude-budeku, ada juga yang sedang menyiapkan untuk sarapan semua yang hadir dirumah ini. 

Sedangkan bapak-bapak sedang sibuk menyiapkan hantaran dan keperluan lain yang akan di bawa.

Selepas sholat subuh tadi, ibu memerintahkanku untuk segera masuk ke kamar untuk di dandani. Memakai setelan jas berwarna putih sedana dengan celana dan kopiahnya, dasi berwarna hitam bermotif dan sepatu berwarna putih, tidak lupa jam tangan berwarna hitam dan sedikit bunga di saku jasnya. Aku bersiap untuk menuju rumah Kayshila Kumara Lavanya.

Meski sekarang aku masih berusaha menetralkan jantungku yang gelisah dan berdegup tak karuan sedari tadi, namun aku sudah sangat yakin bahwa aku sudah sangat siap dan tak sabar melangsungkan pernikahan.

"Tegar, sudah siap nak?" Ucap ibu yang sedang berdiri didepan pintu kamarku bersama ayah dan melaburkan lamunanku.

Dengan senyuman. "Sudah sangat siap bu. Semuanya sudah siap?"

"Boleh ayah dan ibu masuk dulu?" Ucap ayah menjawab pertanyaanku.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum. Mereka langsung masuk ke kamarku dan duduk di tempat tidurku.

"Tegar, selamat yaa hari ini kamu akan jadi suami dari wanita pilihanmu sendiri. Anak ayah sudah dewasa sekarang, ingat selalu pesan ayah yaaa. Jaga wanita yang kamu pilih sebagai mana ayah menjaga kamu, sayangi dia sebagai mana ayah menyayangi kamu. Ingat yaaa jangan pernah kamu sakiti dia. Jaga harkat dan martabat keluarga kita. Tegar, doa ayah dan ibu akan terus ada dibelakang kamu." Ucap ayah menasihatiku. Tak terasa air mata ini lolos begitu saja mendengar ucapan ayah barusan. Sedangkan ibu, sudah sedari tadi menangis. Bahkan sebelum ayah mulai bicara. 

Tanpa jawaban apapun aku langsung memeluk mereka berdua. Memohon restu untuk hari ini dan hari-hari selanjutnya. Doa mereka adalah jalanku untuk melewati semua jalanan yang penuh dengan rintang.

"Terimakasih yah, bu. Tegar mohon doakan Tegar dan Kay terus yaaa. Maaf kalau Tegar masih selalu merepotkan ayah dan ibu." Ucapku dengan suara parau menahan tangis. Dalam pelukan itu aku tahu ayah dan ibu juga tidak bisa menahan air matanya. Air mata bahagia karena anaknya sudah menemukan wanita yang akan mendampinginya.

Tangis ayah dan ibu adalah tangis bahagia karena anaknya akan menikah, meskipun masih ada dalam hati mereka ketidak relaan nya anaknya akan menjadi suami anak orang. Banyak kekhawatiran mereka, termasuk khawatir jika Key tidak mau tinggal satu rumah dengan mereka. Hal yang sangat ibu takutkan.

Tapi, beberapa hari setelah acara lamaran. Aku membicarakan ini pada Key dan Key mau tinggal dirumahku. Aku sama sekali tidak memaksa.

Setelah semua siap, aku dan keluarga besarku langsung menuju rumah Key. Tidak menggunakan kendaraan. Kami berjalan kaki, istilahnya iring-iringan. Jarak rumahku dan rumah Key tidak terlalu jauh, oleh sebab itulah kami memilih berjalan kaki dibandingkan menggunakan kendaraan. Lebih seru rasanya.

Sesampainya disana, kami disambut begitu meriah, ada petasan juga ada tarian sambutan. 

Didepan sana, terlihat sudah disiapkan meja dan kursi untuk akad nikah, sudah ada pak penghulu dan dua orang saksi. Disebelah pak Penghulu sudah duduk pak Tara-ayahnya Key dan aku duduk tepat depannya. Tidak lama kemudian, Key keluar dari ruangannya dituntun oleh ibu dan kakaknya . 

Dia memakai kebaya putih senada dengan pakaiannku. Jilbab dan make up yang sangat cantik. Terlihat natural namun anggun. Wajah Key sangat cantik terlihat cerah, seperti arunika pagi tadi. 

Aku berdiri menyambut Key, tatapanku tak bisa lepas dari manik cantiknya itu. Tak mampu berkata, aku hanya tersenyum menyapanya. Dia duduk disampingku, dengan senyum manisnya.

"Ananda Pranadipa Tegar Mahawira bin Vijendra Mahawira, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau, dengan putri kandung saya, Kayshila Kumara Lavanya, dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat, uang senilai 17 juta rupiah, dan emas logam mulia sebesar 17 gram  dibayar Tunai."

Suara ayah Key begitu tegas namun terlihat serak menahan tangis. 

"Saya terima nikah dan kawinya Kayshila Kumara Lavanya binti bapak Wistara Yasser dengan mas kawinnya yang tersebut, dibayar tunai."

Dalam satu tarikan nafas itu aku resmi menjadi suami Key, imamny dan juga separuh dari hidupnya. Sejak detik ucapan itu selesai, Key akan sepenuhnya menjadi tanggung jawabku. Kebahagiannya adalah bagaimana aku memperlakukannya, dan dosanya adalah dosaku juga. 

Tanpa terasa, air mata ini sedikit menetes. Bahagia bercampur haru juga syukur, karena Tuhan sudah memberikanku kesempatan untuk memiliki gadis secantik Key.

Setelahnya, Key menciup tanganku, kubalas dengan mencium keningnya. "Terimakasih Key, aku bahagia sekali, Kamu cantik sekali Key. Temani aku hingga titik akhir ya Key" Ucapku pada Key, key hanya tesenyum tanpa membalas ucapanku.

Sedangkan disisi lain, kulihat ibu Key menangis juga ayahnya yang terlihat menahan tangis. Kakaknya justru bersorak seakan goal adiknya sudah menikah. 

Ayahku dan ibuku justru lebih menangis, kulihat matanya sudah merah hampir bengkak karena air mata. Ayah dan ibu bahkan sudah menangis sejak ayahnya Key akan mengucapkan ijab. Ayah dan ibu terkesan lebay, anaknya ini hanya menikah, bukan minggat hahahhaha. Tangis ayah dan Ibu seakan akan ditinggal anaknya pergi jauh. Tapi itulah mereka, sebagai anak tunggal aku sangat paham bagaimana perasaan mereka sekarang. Bukan mereka tidak senang, tapi semua rasa senang, haru, bahagia itu bercampur jadi satu. 

Acara dilanjutkan dengan acara sungkeman. Seperti biasa papa (Sekarang udah manggil papa bukan pak Tara lagi hehehehe) memberikan pesan untuk menjaga Key begitu juga dengan mama dengan tangisnya. Kulihat juga Key tidak mampu mebendung air matanya sedari tadi. Aku pun sama, bedanya  aku lebih cool nangisnya hehehehhee. 

Tidak jauh beda dengan papa dan mama, ayah ibuku juga memberikan pesan yang sama. Dan masih sama, mereka masih menangis. 

Key, tangis nya semakin menjadi. Kulihat air matanya semakin deras. Ku usap lembut air mata itu, kukatakan pada Key untuk menghapusnya. Aku tidak suka dengan air mata Key. Aku suka air Key, tapi tidak dengan air mata kamu apapun alasannya.

Resepsi dilangsungkan di hari itu, atas permintaan keluarga Key. Hari itu juga begitu cerah, tidak ada hujan. Semesta ikut bahagia.

Kayshila Kumara Lavanya, istirku....

Terimakasih sudah menerimaku 

Dengan segala kekurangku, aku akan menjaga dan mencintaimu semaksimal yang aku bisa

Bagiku, kamu adalah yang paling sempurna

Sesempurna senja dan arunika,

Aku bahagia sekali hari  ini Key

Begitupun semesta,

Dan ini adalah awal dari perjalanan Kita

Berjanjilah untuk temani aku hingga titik akhir.

Tegar Pov End

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

*********************************************************************

Hehehehhehe masih jelek ya?

Tegar Pov sampe sini dulu yaaaa, besok Kay Pov lagi 

Babaayyyy jangan lupa Krisannya



Kabar Baik Untuk Tegar | KABUT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang