KABUT-22 | Seekor Kucing Berbulu Putih

22 0 0
                                    

Orang yang berjiwa besar memiliki dua hati; satu hati menangis dan yang satu lagi bersabar

~Kahlil Gibran

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Kay bangun yuk, makan dulu. Kamu belum makan kan dari siang." Suara mama membangunkan tidurku sore itu.

"Aku gak laper ma."

"Papa udah nunggu meja makan, kangen katanya makan bareng kamu." ucap mama yang akhirnya membuatku beranjak dari tempat tidur

Diruang makan terlihat papa sedang menunggu kami.

"Eh anak papa, yuk makan bareng. Udah lama kan kita gak makan bertiga begini." Ucap papa melihatku.

"Papa pulang daritadi?" Tanyaku singkat.

"Iya waktu papa pulang, kata mama kamu lagi tidur."

"Yaudah makan yuk, nih mama masakin makanan kesukaan kalian." Ucap mama mengajak makan.

Mama memasak beberapa macam masakan kesukaan kami. 

Mas Tegar udah makan belum ya?. Tiba-tiba aku memikirkan mas Tegar. Ada perasaan bersalah ketika aku meminta mas Tegar untuk meninggalkanku dirumah mama.

"Kay.. Ayo dimakan." Ucap mama membuyarkan lamunanku.

"Kata dokter aku sulit hamil ma." Ucapku tiba-tiba menanggapi ucapan mama. Seketika itupun aku kembali menangis. Mama dan papa yang melihat itupun langsung terkejut. Tangan papa langsung meraih tanganku seakan menenangkan. Sedangkan mama yang duduk berhadapan dengan ku, berdiri dan menghampiriku kemudian memeluk menenangkan. 

"Aku takut mas Tegar pergi, aku takut mas Tegar gak sayang lagi sama aku, Aku takut maaa paa. Hiks Hiks Hiks." Dipelukan itu aku menangis histeris. Papa dan mama mencoba menenangkan.

"Heh anak papa gak boleh takut gini. Kay...Itu kan kata dokter. Harapan itu pasti ada Kay. Percaya sama papa." Ucap papa.

Melihat aku menangis, mama jadi ikut menangis. Mama memang seperti itu. Mama akan ikut sedih dan ikut menangis kalau anaknya sedang sedih.

Entahlah, mendengark penjelasan dokter tadi seakan meluruhkan semua harapanku selama ini. Sebagai seorang istri yang selalu dibahagiakan oleh suami, aku merasa gagal tidak bisa membalas kebahagiaan itu pada mas Tegar suamiku. Pikiranku semakin kacau kala mengingat bagaimana harapan orangtua mas Tegar yang hanya mempunyai anak tunggal.

"Mas gak akan kemana-mana Key, mas akan tetap sama kamu. Gak akan ada yang berubah." Tiba-tiba mas Tegar datang mengejutkan kami semua kala itu. Mama melepaskan pelukannya. Mas Tegar menghampiriku dan memelukku. Mama dan papa yang melihat itu langsung tersenyum senang.

Kemudian mas Tegar melepaskan pelukan itu dan berlutut dihadapanku menghapus air mata yang sedari tadi tidak mampu aku hentikan.

"Key, mas kan udah bilang. Apapun dan bagaimanapun kondisi kamu, kamu akan tetap jadi istri satu-satunya Pranadipa Tegar Mahawira. Gak akan ada yang bisa menggantikan itu. Bagaimanapun keadaan kamu, tidak akan pernah mengurangi besarnya rasa sayang dan cintaku padamu." Ucap mas Tegar tegas lalu tersenyum.

"Kamu harus percaya itu yaaa."

"Berhenti menangis yaa Key." Mas Tegar kembali membawaku kedalam pelukannya. Aku terharu dengan ucapan mas Tegar itu. Aku mulai tersenyum kembali.

"Maa pelukan yuk." 

"Ih apaan siii pa."

Suara mama dan papa membuat pelukan itu terlepas dan setelahnya aku dan mas Tegar tertawa.

Kabar Baik Untuk Tegar | KABUT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang