KABUT-31 | Seribu Harsa

17 3 0
                                    

Kebahagiaan adalah melihat keindahan dalam setiap momen dan bersyukur atas semua yang Anda miliki.

~Unknown

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sebentar lagi mas akan jadi ayah.

Ada cucu ibu dan ayah diperut kamu.

Aku masih mencerna ucapan mas Tegar dan ucapan ibu. Serasa tak percaya, buah hati yang sangat kami nantikan itu kini sudah ada diperutku. Aku menangis mendengar ucapan mereka. Bahagia sekali rasanya. Aku akan menjadi ibu. Aku dan mas Tegar akan menjadi orang tua.

Aku ingat, 3 minggu lalu saat kami kontrol, dokter mengatakan kalau kami harus terus bersabar dan aku masih harus rutin meminum obat. Namun kuasa Tuhan memanglah menakjubkan, hari ini aku mendapatkan kabar baik yang sudah lama kami tunggu. Sudah dua minggu janin itu ada diperut ini. 

Terimakasih Tuhan. Ucapku dalam hati.

"Mas..." Suaraku yang masih lemas memanggil mas Tegar yang sedari tadi duduk disampingku memijat pelan tanganku.

"Iya sayang?" Jawabnya lembut.

"Kamu bahagia?" Tanyaku dengan menatap wajahnya.

Mas Tegar mengelus lembut kepalaku, lalu mengecup keningku dan berkata pelan "Sangat." 

"Maaassss.... tapi parfum yang kamu pakai baunya bikin aku mual." Aroma mas Tegar masih saja tidak aku suka. Aromanya yang sangat menyengat itu membuat perutku ini semakin mual. Aku mendorong pelan tubuhnya agar sedikit menjauh dariku. Mas Tegar tersenyum, tangannya mengelus, lalu meletakkan kepalanya diperutku.

"Hmmmm, rupanya anak ayah ini gak suka yaa sama bau parfum yang ayah pakai. Padahal parfum ini yang beliin bunda looohh. Yaudah besok esok ayah minta bunda buat beliin parfum yang baru aja ya nak." Ucapnya berbicara pada buah hatinya, seakan menyindir aku karena memang aku yang memilihkan parfumnya. Aku tersenyum bahagia melihat moment itu. Mas Tegar tersenyum sangat bahagia diakhiri dengan mencium perutku yang masih rata ini.

"Assalamualaikum." Suara mama dan papa yang terdengar sangat panik, sedikit mengejutkan kami. Tanpa mengetuk pintu, mereka langsung masuk ke kamar rawat inapku. 

"Kayshilla...." Suara mama sendu saking khawatir dengan keadaan putrinya ini. Aku tersenyum melihat mereka berdua datang. Mas Tegar bilang, ibu yang mengabari mereka. Mama langsung memeluk tubuhku yang masih lemas pun dengan papa yang langsung mengelus kepalaku dengan lembut, memastikan anaknya baik-baik saja. Mereka bahkan melewati mas Tegar yang berdiri didepan pintu.

"Kay sakit apa gar?" Tanya papa cemas melihat tanganku yang terpasang infus.

"Mama sama papa gak usah khawatir, Key gak sakit kok." Jawab mas Tegar tenang.

"Gak sakit kok sampai pingsan, terus diinfus gini si gar." Mama beralih menatap mas Tegar, seakan tidak setuju dengan jawaban mas Tegar. Mama merasa bahwa infus menandakan aku tidak baik-baik saja. Aku yang melihat itu sedikit tertawa karena wajah mama terlihat sedikit kesal mendengar jawaban mas Tegar. Papa juga menatap wajah mas Tegar dengan tatapan yang bingun. 

"Iya, karena sebentar lagi, Kafi bukan jadi cucu satu-satunya mama sama papa." Kataku menjelaskan.

"Kyra hamil lagi? Kok gak kasih tau mama? Terus apa hubungannya sama kamu sakit?" Entah bercanda atau tidak, mama justru terlihat bingung dengan jawabanku. Mama malah mengira mba Kyra yang hamil. Aku mengerutkan dahi, menunjukkan kesal dengan kebingungan mama. Papa justru tersenyum lebar saat mendegat ucapanku tadi. Papa langsung memahami apa yang aku maksud. 

Kabar Baik Untuk Tegar | KABUT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang