KABUT-6 | Sebagai Laki-Laki

17 1 0
                                    

"Niat baik, Tuhan akan beri jalan yang paling baik"

~KABUT

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Masih Tegar Pov

Setelah obrolan singkat dengan ayah dan ibu, aku masih terpaku di ruang tengah. Memikirkan entah kemana aku akan melangkah. Tanganku sudah memegang ponsel sedari tadi, terlihat nama Key di ponsel itu. Masih memikirkan apa yang akan aku ketikkan untuk membalas pesan Key tadi sore.

Maaf Key, tadi mas sedikit ada urusan jadi mas lupa membalas pesan kamu. Sent, Ketikku Berbohong setidaknya agak Key tidak berpikir macam-macam.

Dua centang biru, Namun Key tak kunjung membalas pesanku. Sudah hampir 30 menit. Namun Key sepertinya masih enggan membalas pesanku.

Key Marah? Pikirku.

Besok sore kamu ada waktu kan Key?  Besok mas akan datang, menemui orangtuamu. Sent.

1 Jam, 2 jam, sampai 4 jam berlalu. Sudah tengah malam Key tidak juga membalas pesanku. Benarkah Key marah? pikiranku semakin menjadi, memikirkan Key yang tak kunjung membalas pesanku, memikirkan hari esok, dan memikirkan perkataan ayah.

Aku mencoba memejamkan mata ku, namun tidak bisa. Pikiran-pikiran itu terus saja berlalu lalang di otakku.

Akhirnya, kuputuskan untuk mencari makanan ringan di dapur. Mana tau makanan ringan itu bisa membuatku mengantuk dan tenang, hhahahahha.

"Belum tidur gar?" Tanya ayah yang tiba-tiba muncul di dapur sedikit mengejutkan ku.

"Eh ayah, ngagetin aja yah."

"Ada apa? gak biasanya kamu masih melek tengah malem gini, cari makanan di dapur lagi."

"Gak tau yah, banyak yang dipikirin."

"Mikirin ucapan ayah tadi? Ayah bercanda kok gar. Mana mungkin ayah main jodohin kamu aja sama anak orang. Iya kalo kamunya bahagia. Kalau gak kan ayah juga yang kena jewer ibumu hahahhhahahahah." Ujar ayah seakan menghiburku.

"Apa si yah." Balasku singkat. Benar kataku, ucapan ayah tadi malam hanya ancaman untukku. Aku tau ayahku. Ayah tidak akan pernah memutuskan sendiri apa yang akan menjadi jalan hidup anaknya.

"Tadi sore Key menanyakan status hubungan kita yah."

"Terus?"

"Yaaa aku gak bisa jawab, tadi aku udah bilang sama Key kalau aku besok aku akan kesana ketemu sama orangtuanya." Aku ceritakan semua nya kepada ayah, setidaknya hatiku sedikit lega karena ada orang yang mau mendengar ceritaku.

"Terus?"

"Key gak mau balas yah, pesan Tegar cuma di baca aja."

"Hahahhahahahahahahah." Ayah malah tertawa lebar mendengar penuturanku, mungkin ayah pikir ini lucu. 

Aku tidak membalas, aku menghentikan suaraku dengan sedikit mimik muka yang cemberut.

"Maaf, maaf gar. Kasian banget siii anak ayah. Lagian kamu juga anak orang didiemin ajaaa hahahhahah."

"Ayaaaaaaaahhhhh."

"Iya iya, Terus masalahnya apa gar? mbok yaaa yang positip thingking gitu lho jadi laki-laki. Kan bisa ajaa kan Key lagi gak punya kuota, hp nya rusak, atau keyboardnya susah buat ngetik, atau lagi gak sempat balas." Ucap ayah menenangkan sembari menepuk halus pundakku.

"Sebenarnya Tegar belum siap yah, Tegar juga takut kalau ternyata keluarganya gak nyaman sama kehadiran Tegar." 

"Tegar." Ucap ayah halus dengan merangkul pundakku.

Kabar Baik Untuk Tegar | KABUT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang