KABUT-11 | Setahun Yang Masih Sama

18 1 0
                                    

Sabar Itu gak ada batasnya, kalau ada batasnya berarti gak sabar

~Gus Dur 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hampir setahun kami hidup bersama, tinggal dirumah orangtua mas Tegar dengan aktivitas kami yang cukup padat. Aku yang masih terus belajar menjadi istri dan menantu yang baik. Mas Tegar yang selalu ada disamping ku, ayah dan ibu yang selalu membimbing kami, juga papa dan mama yang tak henti menasihati kami dalam berumah tangga. Menyenangkan sekali rasanya dikelilingi oleh mereka yang sangat sempurna baiknya.

Kegiatan kami setiap hari masih sama, disibukkan di sekolah tempat kami mengajar. Beberapa bulan lalu mas Tegar diangkat menjadi wakil kepala sekolah di tempatnya mengajar sehingga kesibukannya sedikit bertambah tapi mas Tegar selalu meluangkan waktunya untuk sekedar membawaku jalan-jalan keliling kota walau cuma sebentar. Biar tidak bosan katanya.

Hari ini adalah hari pertama mas Tegar libur sampai 2 minggu kedepan. Begitupun dengan aku dan juga ibu. Jadi pagi ini tidak sesibuk seperti biasanya. Setelah sholat subuh aku masih bisa rebahan sebentar sebelum menyiapkan sarapan. Ibu bilang hari ini ayah juga tidak terlalu banyak pekerjaan jadilah kami tidak terburu-buru untuk menyiapkan sarapan. Mas Tegar juga mengajakku untuk jogging sebentar di sekitar rumah.

"Ayo sayang cepet siap-siap katanya mau jogging. Mas tunggu didepan yaa. Kalo lama mas tinggal." ucap mas Tegar sambil tersenyum melihat aku masih rebahan dikasur dengan masih menggunakan mukena. sedangkan dia sudah siap dengan celana training, kaos hitam dan handuk kecil di pundaknya. 

"Iya iyaaaa mas, yaudah sana tunggu didepan" jawabku sembari mengumpulkan niat untuk bersiap.

Aku langsung ganti baju dengan stelan baju olahraga panjang berwarna putih dan jilbab berwarna hitam. Tidak lupa aku menyiapkan air minum. Cukup 1 botol saja, toh kami tidak akan jogging jauh-jauh paling juga sampai ujung sebelum jalan raya itu heheheheheh.

Saat aku kedapur untuk ambil air minum, aku lihat ibu sedang menyiapkan masakan untuk sarapan.

"Loh bu, kata ibu kemarin masak buat sarapannya siangan aja. Kok ini ibu udah sibuk aja? Gak panggil aku lagi" Ucapku sedikit terkejut melihat ibu yang sedang sibuk menyiapkan masakan.

"eh Key udah siap mau jogging ya? Hehehehe iya Key, tadi niat ibu juga begitu. Tapi itu loh ayahmu ributt ajaaa nanyain sarapan udah mateng apa belum. Gak sabaran." Jawab ibu yang sedang meracik bumbu sembari tertawa kecil.

"Owh gitu bu, yaudah sebentar ya bu aku bilang mas Tegar dulu biar dia aja yang jogging aku bantuin ibu."

"Eh Key gk usah gak usah. ini juga masakannya gak banyak, ibu gak lagi buru-buru. Lagian kamu udah siap gitu, mas Tegarmu juga udah nungguin kan dari tadi. Udah wes gakpapa biar ibu aja yang masak, kamu jogging ajaa sana yaa biar sehat, kan kalo kalian sehat ibu cepet punyaa....." ucap ibu yang tidak diselesaikan dengan masih  berkutat dengan bumbu dapur. Aku tau maksud ibu.

"Udah sana nak, keburu siang nanti." ucap ibu lanjut.

"Bener bu gakpapa? Nanti ibu kecapean, aku bantuin aja ya bu." jawabku dengan mengambil sayuran dimeja.

"Udah gak papa Key, udah udah sanaa masmu nanti marah loh."

"Yaudah deh bu, aku pamit ya bu. Assalamualaikum."

"Iya hati-hati yaa. Waalaikumsalam."

Diluar rumah.....

Mas Tegar baru saja selesai memakai sepatu dan duduk di kursi teras rumah.

"Ayo mas." 

"Udah siap siap sayang? Ayo keburu siang. Oh iya bawa minum gak?"

"Bawa." Jawabku singkat.

"Kamu kenapa? Kok kaya ada yang dipikirin gitu?" Tanya mas Tegar setelah mendengar ucapanku dan melihat raut wajah yang tidak biasa dariku.

"Gak kok mas, emmm tadi ibu lagi masak ajaa aku mau bantuin gak mau jadi aku gak enak sama ibu." ucapku dengan senyum setelahnya.

"Owh, yaudah gakpapa ayok kita jogging."

Kami lari-lari kecil disekitaran kampung. Sebenarnya ini sudah agak siang untuk dikatakan jogging. Matahari sudah hampir terasa menyengat. Beberapa orang kulihat sudah sibuk disawah, ada juga yang menuju tempat kerjanya. Anak-anak yang sudah ramai bermain dilapangan kampung, ibu-ibu yang sedang memilih sayuran di tukang sayur, dan beberapa bapak-bapak yang sedang mengurus hewan ternaknya. Udaranya sejuk meskipun matahari sudah tampak. 

"Istirahat dulu mas disini." Aku mengajak mas Tegar istirahat di dekat sawah yang kami lewati, ada tempat duduk dari bambu disana.

"Baru sebentar sayang larinya, udah capek ajaa yaaa Keynya aku." Jawab mas Tegar dengan mencubit pipiku.

Aku hanya tersenyum kecil tanpa menjawab apapun.

"Key, Mas mau minum dong." Ucap mas Tegar membuyarkan lamunanku. 

Aku menyodorkan minuman yang kubawa tadi, tanpa berucap sepatah katapun. Sedari tadi sebenarnya pikiranku penuh, entah apa-apa yang kupikirkan.

"Kamu kenapa Key? Dari tadi mas lihat kamu gak kaya biasanya. Laper ya?" Tanya mas Tegar dengan candaannya.

Aku tersenyum dan mencubit perutnya. "Apa sih mas. Aku gakpapa kok mas aja kali yang laper hahahha."

"Aduh! Lagian biasanya kamu heboh banget kalo mau jogging. Ini dari tadi diem ajaa gak cerita apa-apa."

"Kenapa sayang?" Tanyanya begitu lembut dengan merangkul pundakku.

"Kita hampir setahun aja ya mas?"

"Iya yaa hampir setahun aja kita hidup bersama. Mas bersyukur bangett, bahagia banget bisa hidup sama kamu. Kayaknya udah sempurna banget hidup mas semenjak ada kamu." ucap mas Tegar. Masih sama seperti saat baru menikah, senyumnya begitu lepas dan menentramkan. Ucapannya masih sama lembutnya juga masih sama artinya.

"Kamu cantik Key." Lanjutnya.

"Gombal!" Jawabku dengan sedikit menyentuh pipinya. Mas Tegar menatapku dengan senyuman itu lagi.

"Tapi masih ada yang kurang mas."

"Apa? liburan? kamu mau apa insyaallah mas lakuin. Apa sayang yang kurang? Padahal mas udah ganteng banget loh iniiii imoeet lagiii. masa masih kurang sih key nya Tegar?" ucap mas Tegar dengan menunjukkan muka yang sok imut hahhaaha.

Aku tak menjawab apapun, hanya meliriknya dengan sedikit kesal.

"Hehehehehehe." mas Tegar malah tertawa.

"Buah Hati mas." Ucapku dengan menatap mas Tegar serius.

Mas Tegar yang sedang minum sedikit kaget dan batuk. "Maksud kamu anak?" jawabnya.

Aku mengangguk dengan sedih.

"Sudah hampir satu tahun mas, tapi aku belum juga ada tanda-tanda...". 

"ssstttt sayang" ucap mas Tegar memotong ucapanku yang belum selesai sembari memegang bahuku hendak memeluk.

"Baru satu tahun sayang, jangan dipikirin. Nanti kalo waktunya dikasih yaa pasti dikasih kok. Sabar sabar." Ucapnya dengan lembut.

"Tapi mas..." 

"Udah ayok kita lanjut lagi larinya. abis itu kita pulang sarapan deh, aku laperr hehehehhehe" ucapnya kembali memotong pembicaraanku dan berdiri menarik tanganku.

Obrolannya belum selesai, tapi mas Tegar memilih untuk tidak melanjutkan pembicaraan itu. 

Aku khawatir mas.......

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

*********************************************************************

Hehehehhehe masih jelek ya?




Kabar Baik Untuk Tegar | KABUT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang