Kita hanya bisa melakukan semuanya dengan yang terbaik. Setelah itu, biarlah Tuhan yang menentukan hasilnya. Tugas kita hanya berikhtiar dan berdoa dan yang terakhir harus belajar menerima semua ketentuan-Nya dengan lapang.
~KABUT
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku langsung menutup pintu dan menangis sejadi-jadinya. Mungkin aku yang terlalu berlebihan menghadapi situasi ini. Mungkin aku juga yang terlalu berambisi untuk mendapatkan anak. Namun, bolehkah aku berucap bahwa ini sewajarnya sikap perempuan yang ingin membahagian suaminya?
Entah kemana mas Tegar, kupikir setelah aku buru-buru kekamar tadi dia akan segera menyusul kekamar. Mungkin dia sedang berbicara dengan orangtuanya.
Aku coba menenangkan diriku sendiri, berusaha mengatur emosiku. Kulepas jilbab panjangku dan menuju lemari pakaian untuk selanjutnya membersihkan diri. Namun saat aku mulai beridiri...
"Aw, Shhhhh. Ya Allah sakit sekali." Perutku terasa sangat nyeri, nafasku mulai sedikit sesak, kepalaku pusing sekali rasanya.
"Aduuuhh. Awshhh" Kuremas perutku itu dengan satu tangan, sedang tangan satunya berpegangan tembok berusaha agar tubuhku tidak terjatuh. Semakin lama semakin sakit. Badanku terasa lemas sekali.
"Mas Tolong. Sakit sekali." Suaraku mulai parau. Kupanggil mas Tegar dengan tenaga yang masih tersisa sedikit. Namun kuyakit suara itu tidak akan ada yang mendengar. Aku berusaha mengatur nafas.
Tidak kuat lagi, pegangan tembok sudah tidak mampu lagi menopang tubuhku. Tubuhku terjatuh, air mataku kembali mengalir deras. Baru kali ini aku merasakan sakit perut yang demikian sakitnya.
Ceklek... Tidak lama kemudian pintu kamarku terbuka. Syukurlah mas Tegar datang sebelum aku benar-benar kehilangan kesadaran.
"Key......"
"YA ALLAH KEY ! KAMU KENAPAAA?" Mas Tegar panik tak karuan melihat tubuhku lemas dilantai. Dia meraih tubuhku dan menyandarkan kepalaku di paha kakinya.
"KEY KENAPAAA? APA YANG SAKITTT" Mas Tegar panik sekali saat itu.
"Sakiittt mass..." Suaraku yang semakin parau hampir tak terdengar.
"AYAAAH IBUUU ,TOLONG KEYY ,AYAAAH IBUUUU TOLONGGG." Teriaknya meminta tolong ayah dan ibu.
"KEYY BERTAHAN KEEYY. AYAAAAHHH IBUUU TOLOONGGGG." Mas Tegar kembali berteriak dan menangis.
"Ada apa?" Ibu dan ayah segera menuju kamarku.
"YA ALLAH KEY KENAPA GAR?" Ibu tidak kalah panik saat melihat keadaanku begitupun dengan ayah.
"Gak tahu bu waktu Tegar masuk Key udah begini."
"CEPET AYO BAWA KE DOKTER." Ucap ayah yang juga sangat panik.
"Ayah siapkan mobilnya, kamu angkat Key." Ucapnya pada mas Tegar.
"Ibu tolong jilbab Key bu."
Ibu dan mas Tegar membawaku menuju mobil. Saat itu aku belum kehilangan kesadaran namun rintihan itu semakin perih didengar.
"Yah biar aku aja yang bawa yaah." Mas Tegar meminta agar dia saja yang bawa mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kabar Baik Untuk Tegar | KABUT [END]
Teen FictionPranadipa Tegar Mahawira sosok laki-laki yang sempurna untuk Kayshila Kumara Lavanya, pun sebaliknya. Keduanya adalah sepasang yang tak mungkin bisa terpisah, keduanya adalah sepasang yang saling melengkapi. Kayshila sangat beruntung punya Tegar...