KABUT-2 | Semesta ikut bahagia

42 0 0
                                    

Semesta ikut bahagia saat dua insan yang berbeda bersatu dalam ikatan cinta yang halal.

~KABUT

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Setelah acara akad, langsung dilanjutkan dengan acara resepsi. Papa yang minta itu, katanya acara resepsi tidak perlu di langsungkan di lain hari karena akan memakan waktu dan membuat lebih lelah.  Terlebih masih ada acara ngunduh mantu di tempat mas Tegar, 2 hari setelah ijab qabul.

Tidak banyak yang kami undang. Mama pernah bilang "Yang penting di pernikahan itu perjalanan setelah ijab dan qabulnya bukan pestanya. Uang yang buat pesta mending buat keperluan rumah tangga ajaa. Toh pesta besar atau kecil gak akan mempengaruhi hakikat dari pernikahan itu sendiri kan. Sekalipun tidak ada pesta, hanya ijab dan qabul saja kalian akan tetap sah menjadi suami istri. Sah secara agama juga negara." 

Aku setuju dengan hal itu. Meskipun keluarga mas Tegar siap dan mampu untuk membiayai pesta besar-besaran, aku tetap memilih melangsungkan pernikahan secara sederhana yang tidak mengurangi suasana sakralnya pernikahan. 

Kami hanya mengundang beberapa keluarga dekat, tetangga dekat juga beberapa teman kerja kami berdua. Nanti di acara ngunduh mantu pun hanya acara kecil yang di hadiri oleh keluarga dekatku juga keluarga dekat mas Tegar.

"Akhirnya adek mba sold out yaaaa. Bahagiaaa rasanya. Akhirnya anak bungsu mama papa yang manjaaa ini udah ada yang imamin sholat hahhahahah. Dek udah siap belum ?" sambil mencubit hidungku mba Kyra berceloteh tidak jelas di sini. Aku hampir sajaaa ingin mencubit balik mulutnya. Tapi disini aku harus jaga image hahahhahha. Jadiiiii yaa terima ajaa deh nanti dibales lain waktu.

Kyra Kemala Lanita, kakak kandungku. Dia bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta, kerja satu tempat dengan suaminya. Suaminya pun orang Jakarta. Mas Khazim namanya. Mereka biasanya hanya ke sini setahun 2 kali. Namun, karena ada acara pernikahanku ini dia mengambil cuti beberapa hari. Bersama anak dan suaminya dia datang 2 hari sebelum acara ini.

Yappp dia sudah punya anak, anak laki-laki yang hampir berumur 2 tahun, Kafi namanya. 

"Apaa sih mba, sakit tau. Malu juga tuh diliatin mas Tegar. Udah ih sana mbaa turun ajaa. Tuh Kafi nangis tuh." Ucapku berbohong agar mba Kyra pergi dari sini dan berhenti mencubit hidungku. Padahal aku saja tidak tahu Kafi dimana ahhahahahhaha.

"Mana sih , orang Kafi lagi pergi kok sama ayahnya. Jangan ngadi-ngadi deh kamu Kay. Gak papa kan gar mba cubit istrimu ini sesekali hahahhahahhaa. Yaudah mba mau makan dulu baaayyyyyyyy" Balas mba Kyra tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

Mas Tegar hanya tersenyum melihat ke arahku.

Hari ini langitnya begitu cerah padahal ini sudah hampir menuju senja. Pelaminan kami memang dibuat didepan rumah, dengan pemandangan hamparan sawah yang luas. 

Yaaaa beginilah ada pesta pernikahan di desaku, jarang yang memilih gedung mewah mereka akan membuat pelaminan di depan rumah, bahkan tak jarang ada yang membuat tenda pesta dijalan utama hahaahahaha. Makanan pun bukan dari cathering atau pesan di restaurant mahal, tetapi makanan yang dimasak oleh warga sekitar yang turut membantu acara ini.

"Mas, hari ini cerah yaaa. Dari kemarin turun hujan terus, Alhamdulillah hari ini gak ya mas." Ucapku kepada mas Tegar yang sedari tadi juga memperhatikan itu.

"Iya Key ku, Semesta ikut bahagia saat kita pada akhirnya dipersatukan dalam ikatan yang sah. Semesta tau aku bahagia, makanya semesta itu cerah menggambarkan bagaimana cerahnya hatiku hari ini. Key kamu cantik sekali."

Aduuh, lagi-lagi mas Tegar buat aku ingin teriak sekencang-kencangnya. Bisa gak sih mas jangan buat aku ingin terbang menyusuri langit ke sepuluh ahhahahahahahha.

Aku tidak membalas ucapan mas Tegar. Hanya tersenyum dan ku yakin pipiku ini sedang merah-merahnya. 

Dan sialnya......

"Krucuk, krucuk, krucuk". Yaaaappp aku lapaar huaaaaaaaa. Aku baru ingat kalau tadi aku belum sempat makan karena make-up yang lumayan lama. 

"Kamu lapar sayang?" Mas Tegar ternyata mendengar bunyi perutku. Duhhhh rasanyaa pengin pergi ajaaa deh. Image ku sudah hampir hancur di depan pangeranku yang tampan ini.

"Bentar yaaa, mas ambilin kamu makanan" Lanjut mas Tegar.

"Eh, eh jangan mas. Nanti aja deh toh ini udah hampir selese kan acaranya. Malu juga sama tamu masa aku makan di atas pelaminan."

"Tapi....."

"Gak papa kok mas, gak laper banget. Nanti ajaa sekalian makan malam bareng yang lain." Ucapku meyakinkan mas tegar kalau aku masih bisa menahan rasa lapar ini.

"Yasudah, tapi kalau udah gak kuat bilang sama mas yaaa."

"Iya mas. Tenang aja hehehhhehhe."

Acara memang dijadwalkan hanya sampai jam 5 sore. Namun, kita tetap mempersilahkan apabila masih ada tamu undangan yang ingin mengucapkan selamat kepada kami.

Terlihat masih ada beberapa teman mas Tegar juga teman ku yang belum datang. 

Keluarga mas Tegar sudah pulang sejak 30 menit yang lalu karena memang sudah tidak banyak tamu yang datang. Kecuali ayah dan ibu, yang akan pulang saat acara sudah benar-benar selesai. Kalau mas Tegar sudah pasti tidak akan pulang, dia kan sudah suamiku hahahahahhahaha.

Oiya aku belum ceritakan bagaimana kami dipertemukan. Rumahku dan rumah mas Tegar tidak jauh, masih satu desa hanya berbeda Rt saja. Sebetulnya kami belum lama saling mengenal. Terhitung sampai hari ini kami baru mengenal satu sama lain sejak 6 bulan yang lalu. 

Sebelumnya aku tahu mas Tegar, tapi mungkin mas Tegar tidak tahu siapa aku.

Yappp aku bukan asli warga sini. 1 tahun yang lalu setelah papa pensiun dari perusahannya di Jakarta, papa memutuskan untuk pindah ke kampung halamannya untuk menjadi seorang petani. 

Aku memutuskan untuk ikut papa dan mama, sedangkan kak Kyra tetap memilih untuk tinggal di Jakarta. Bukan tanpa sebab aku memilih tinggal dikampung bersama mereka, aku tidak akan pernah tenang kalau mama dan papa hanya tinggal berdua. Usianya sudah semakin sepuh, kalau mereka butuh apa-apa dan anak-anaknya tidak ada pasti mereka akan kesulitan?Aku tidak mau mama papa merasakan itu. Karena itu lah aku memilih ikut mama dan papa.

Aku menjadi guru disalah satu sekolah swasta dekat daerah sini, papa jadi petani, dan mama menjadi ibu rumah tangga.

Saat itu, aku tidak sengaja ketemu mas Tegar dijalan. Waktu itu saat pulang mengajar aku melihat mas Tegar jalan kaki, katanya karena kunci motornya hilang di tempatnya mengajar. Akhirnya ku tawari dia untuk ikut pulang bersamaku. Yaaaa, mas Tegar juga seorang guru. 

Singkatnya, kami tukeran WA dan akhirnya dekat, nyaman, jadian, diajak nikah deh hahhahhahhaha. Gitu ajaa siih perjalanannya hehehhehe.

Tentang panggilan mas Tegar kepadaku. Dia memang memanggilku dengan panggilan Key yang artinya kunci, katanya aku ini kunci kebahagiannya mas Tegar hahhahha bisa ajaaaaa buntelan kacang tampan.

Kamu adalah semestaku juga hidupku, Key.

Kamu adalah pangeranku juga nafasku, Mas.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

*********************************************************************

Gimana guys? Aku butuh banget kritik dan saran dari kalian hhehhehe

Terimakasih banyak:)

Kabar Baik Untuk Tegar | KABUT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang