Saat janji suci mulai terucap, disitulah 2 insan akan menjadi sepasang yang tak terpisahkan.
~KABUT
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Rumah tampak sepi saat kami datang, ayah dan ibu belum pulang. Tapi tadi mas Tegar sudah mengabari mereka kalau aku sudah pulang kerumah. Mama ingin menemaniku terlebih dulu. Papa dan keluarga mba Kyra akan kesini nanti sore.
"Pelan pelan Kay." Ucap mama saat aku menuruni mobil.
"Aku udah gakpapa kok ma." Ucapku sedikit merengek.
Aku langsung masuk kekamar ditemani mama, sedangkan mas Tegar pergi untuk membeli makan siang. Sebenarnya tadi mama ingin masak sendiri, tapi mas Tegar melarangnya. Katanya, mama baru sampai dari Jakarta pasti masih cape.
"Ma..."
"Hmmmmm...." Jawab mama yang sedang tiduran disampingku.
"Besok aku sama mas Tegar mau ke dokter."
Mas Tegar sudah membuat janji dengan dokter spesialis kandungan ternama di kota ini. Besok pagi kita akan pergi kesana. Aku akan menceritakan semuanya ke mama.
"Owhhh mau kontrol, mau mama temenin?" Jawab mama dengan masih santai.
"Bukan." Jawab ku singkat.
"Mau ke dokter kandungan." Lanjutku menjawab dengan sedikit ragu-ragu.
Mama langsung terbangun kaget.
"Hah? Kamu hamil? Allhamdulilah......" Mama langsung memelukku.
"Dari kapan? kok gak bilang mama?" Mama salah paham. Belum selesai aku berbicara, mama sudah menyimpulkan sendiri. Aku yang sedikit kesal langsung melepaskan pelukan mama.
"Gak maaaa. Aku belum selesai bicara maaa." Ucapku sedikit kesal.
"Gimana sihh jadi kamu hamil apa gak? Gak jelas deh nak kamu." Ucapnya.
"Dahlah ma gak jadi deh." Ucapku kembali kesal dan langsung membuang muka.
"Hehehehehe. Iya iyaaaaa maaf. Jadi gimana?" Aku diam tidak menanggapi ucapan mama. Yaaa begitulah kami. Kadang bukan seperti anak dan ibu tapi seperti teman hahahahha.
"Iya iyaaa mama minta maaf. Ayooo mama dengerin deh sampe selesai."
Aku kembali bangun dan mulai menceritakan pada mama.
"Aku sama mas Tegar mau konsultasi ma."
"Untuk?"
"Kami udah hampir 1 tahun menikah ma, tapi aku belum juga hamil." Ucapku sedikit sedih.
"Yaaa menurut mama itu bagus kok. Kan gak ada salahnya juga konsultasi sama dokter. Yaaaa ini bagian dari ikhtiar kan."
"Tapi aku takut ma."
"Kenapa?"
"Kalau semisal aku yang bermasalah gimana ya ma?"
"Aku takut mas Tegar duain aku atauuu..." Aku mulai menangis membayangkan kemungkinan yang akan terjadi. Tangan mama menghapus air mataku, lalu kemudian menggenggam tanganku.
"Anak mama gak boleh nangis. Jangan berpikir macam-macam. Tegar itu laki-laki yang baik. Percaya sama mama, Tegar gak akan pernah seperti itu. Kalian itu sepasang yang tak terpisahkan, kalau mama saja percaya itu, kamu harus lebih percaya." Jawab mama sangat lembut.
Aku mengangguk dan masih menangis. Lagi-lagi mama menghapus air mata itu.
"Kalau..... Kalau ternyata Kay gak bisa kasih mama cucu, mama kecewa gak sama Kay?" Ucapku dengan terbata dan tangis semakin deras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kabar Baik Untuk Tegar | KABUT [END]
JugendliteraturPranadipa Tegar Mahawira sosok laki-laki yang sempurna untuk Kayshila Kumara Lavanya, pun sebaliknya. Keduanya adalah sepasang yang tak mungkin bisa terpisah, keduanya adalah sepasang yang saling melengkapi. Kayshila sangat beruntung punya Tegar...