1

10.9K 58 1
                                    


22.30 PM

Saint Petersburg, Rusia

Denaya,

Seorang gadis bersurai coklat karamel sedang tidur dibalkon kamarnya, cuaca sedang berangin membuat ia tak bisa menahan kantuk setelah lelah dengan rutinitas yang padat. Diatas meja ada segelas kopi yang telah dingin karna ia membuatnya 3 jam yang lalu, letak apartemen nya yang strategis karna berdekatan dengan sungai Neva, sayang cuaca malam ini sangat kelam, hanya sinar rembulan samar-samar mengintip dari celah langit berawan

 Diatas meja ada segelas kopi yang telah dingin karna ia membuatnya 3 jam yang lalu, letak apartemen nya yang strategis karna berdekatan dengan sungai Neva, sayang cuaca malam ini sangat kelam, hanya sinar rembulan samar-samar mengintip dari celah...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rintik gerimis turun membasahi kota termasyhur tesebut. Denaya membuka mata merasakan rintik gerimis yang diterpa angin kencang. Terkejut. Tetapi ia langsung bangkit dan beranjak masuk, cepat-cepat menutup pintu juga gorden.

Menghela nafas "2 kali dalam sehari". ujarnya

Bugh

Tap tap tap....

Masih belum selesai keterkejutannya, gadis itu membeku ditempat mendengar suara tersebut. Deyana menunggu, pintu terbuka.

Lalu, muncul sosok laki-laki yang ia kenali

"kau tidak apa?". Tanya laki-laki yang muncul di balik pintu kamarnya

"damn it Leon, kau membuatku takut!". Lemas sudah denaya, ia luruh kelantai dengan nafas tersengal, Leon dengan cepat menghampirinya

"sorry, aku mengkhawatirkan mu seharian ini. Tadi pagi hujan deras". Dia membawa denaya keatas ranjang putih milik sisternya "aku sangat sibuk, maaf tidak bisa menemanimu"

"its oke, aku sudah bisa mengatasinya walaupun masih sedikit sulit". Jawab denaya dengan senyum hangat, daddy dan brothernya selalu mengkhawatirkan kondisi denaya yang takut akan hujan, terlebih dimalam hari ia akan semakin takut.

Ditengah keheningan tiba-tiba dering telfon berbunyi

Leon melirik handphone sisternya diatas nakas "dad menelfon"

"Ay, are you oke?". Ujar William-daddy nya begitu video call diangkat

"dia tidak apa dad". Jawab Leon, kemudian mengarahkan ke Deyana.

Gadis itu dengan cepat duduk tegap dan melambaikan tangan kearah kamera "dad, I miss you". Dengan suara riang nya, ia tidak ingin dad nya khawatir akan kondisinya.

"dad lebih merindukanmu, disana tidak hujan?". Masih dengan tatapan khawatir, deyana hanya diam melirik ke Leon dibelakang kamera.

Leon yang mengerti pun duduk disebelah sisternya "hujan dad, tapi sisterku ini sudah tidak setakut dulu"

"kemana saja kau! Kenapa telfon dad tidak kau jawab, Leon!". Sergap william begitu melihat wajah Leon lagi.

ia segera mengecek handphone nya dan benar saja, 3 panggilan dari daddy nya yang tidak ia jawab 10 menit yang lalu.

DENAYA (+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang