Sampailah ketiga gadis tersebut disalah satu pusat perbelanjaan mewah dimoscow. Mereka keluar masuk berbagai toko. Sementara Denaya hanya berniat membeli dress casual yang akan dipakai nanti malam.
Karna terlalu asik melihat-lihat, denaya sampai kehilangan kedua sahabatnya.
"Kemana mereka". Denaya keluar dari toko diikuti 2 orang bodyguard yang memegang tas belanja.
Mata gadis itu menatap sekeliling dan menemukan, Cassie yang berjalan mendekati dirinya. Awalnya cassie tersenyum menatapnya. Namun wajah gadis itu langsung berubah terkejut, dan ia berteriak.
"Dena.... Awas"
Tangan Denaya ditarik oleh bodyguardnya, ia terkejut namun menoleh kebelakang saat melihat pria berbaju serba hitam ditendang oleh Rod. Entah darimana Rod muncul, tapi pria itu terus memukul membabi-buta. Denaya melangkah mundur melihat benda yang tergeletak dilantai.
"Kau tidakpapa?". Tanya cassie menyentuh bahunya
"Apa yang terjadi". Ucapnya lirih, masih terkejut. tatapan denaya tidak lepas dari Rod yang masih memukuli pria berbaju serba hitam tersebut.
"Aku tidak tau, dia memegang suntikan". Cassie menunjuk suntikan yang terjatuh dilantai
Denaya meneguk salivanya berat, Rod sudah berdiri, menoleh kesamping memberi perintah pada pengawal yang entah kapan sudah berkumpul dan mereka membawa pria yang sudah telah tergeletak dilantai.
Rod mendekatinya "Nona. Tidak terluka?". Tanyanya
Denaya hanya menggeleng, menatap kosong lantai yang meninggalkan noda darah.
Sementara Cassie tertegun mendengar suara dari pengawal tampan tersebut
"Saya akan mengantarkan Nona pulang". Lanjut Rod lagi, denaya hanya mengangguk pelan mengikuti pengawal itu dari belakang, meninggalkan Cassie dan Julie yang entah berada dimana.
Didalam mobil denaya bertanya "Siapa pria tadi? Mengapa ia ingin mencelakakanku"
"Hanya salah satu fans, anda tidak usah khawatir nona". Jawab Rod singkat
Denaya menatap kosong keluar jendela hingga tiba dimansion keluarga Kasyanov.
"Terima kasih, Rod". Ujar denaya sebelum keluar dari mobil
"Nona sangat terkejut, boss". Rod menatap punggung denaya yang memasuki mansion
"Seharusnya kau menghiburnya atau paling tidak mengajaknya bicara". Kata gavriel disebrang telfon, pria itu sedang berada diruang kerjanya. Menatap cctv mobil yang Rod dan Denaya tumpangi.
"Saya tidak tau, maafkan—"
"Sudahlah, itu urusanku. Goodjob rod". Memutuskan panggilan.
"Baru pulang, princess?"
Denaya hendak melangkah menaiki tangga terhenti mendengar pertanyaan itu. rupanya ada George yang sedang duduk diruang tengah bersama leon dan asha. Denaya berjalan menunduk sehingga tidak menyadarinya.
Ia menatap ketiga orang tersebut, kemudian mengangguk lesu dan meneruskan langkahnya.
George menatap leon dan asha, bingung melihat reaksi denaya.
Sementara asha dan leon mengira denaya akan mengamuk atau melontarkan kata-kata kasar.
"Mengapa kau tidak pulang semalam?". Tanya Leon
"Bukan urusanmu". Gadis itu menjawab tanpa menoleh dan tetap melangkah hingga ujung tangga
Satu jam kemudian denaya menuruni tangga, matanya menangkap george dan leon telah rapi memakai suit dan asha memakai dress.

KAMU SEDANG MEMBACA
DENAYA (+)
RomanceDenaya Helge Kasyanov Kakek Denaya, Edward Philip adalah Duke of York, anak ketiga dari Ratu Inggris kedua. Begitu Ratu Inggris kedua yang tak lain adalah ibu dari Edward Philip meninggal. Tahta jatuh kepada Kakak tertua Edward Philip, yaitu Queen W...