Didalam mobil denaya menelfon kedua sahabatnya, Julie dan Cassie. Namun hanya cassie yang mengangkat panggilannya.
"Halo"
"Cass.. kau tidur disore hari?". Terheran mendengar suara cassie
"Denaya? Aku di Sydney. Sekarang pukul....". cassie terdiam sesaat "2 malam"
"Astaga maafkan aku menganggumu"
"Ada apa memangnya?"
"Tidak-tidak, lanjutkan istirahatmu. Goodnight dear"
Baiklah harapan terakhir adalah tawaran gavriel. akhirnya denaya melajukan mobilnya menuju Costatiel Tower, gadis itu memasuki lobi, dan Salah satu staff mengantarnya menuju penthouse gavriel. Semuanya mudah, karna ia adalah kekasih dari pemilik Gedung ini.
Sesampainya didalam penthouse, gadis itu mendudukkan diri disalah satu sofa. Sepertinya gavriel belum pulang. Ada rasa segan dari denaya karna dirinya kemari tanpa menghubungi gavriel.
Gavriel sekarang berada dimarkas D'Czernobog bersama anggota inti, sudah menjadi rutinitas para anggota untuk melaporkan setiap hasil dari pekerjaannya kepada sang don. Gavriel mendengarkan dengan seksama sebelum mendapatkan info dari rod kalau denaya menuju Costatiel Tower. Ia membuka cctv penthousenya dari ipad. Terlihat denaya yang berjalan menatap kekiri kanan seperti mencari sesuatu, gadis itu tersenyum saat melihat kulkas, kemudian membukanya.
Gavriel tersenyum sampai matanya menyipit saat melihat denaya menghabiskan sebotol air mineral dalam sekali tenggak. Ternyata gadisnya kehausan.
"Bagaimana selanjutnya, Boss". Tanya Foxy
Gavriel tersentak, ia menatap foxy. Para anggota inti menunggu jawaban gavriel. Tapi pikiran sang don teralihkan pada seorang gadis yang berada dilayar ipad nya.
"Apakah aku melanjutkan memata-matai The Rough, Boss?". Foxy mengulang pertanyaannya
"Kau tidak mendapatkan informasi yang ku inginkan. Jabatanmu ku turunkan, dan kau pindah ke Desa Omsk"
Anggota inti saling pandang, setelah mendengar keputusan sang don.
Gavriel meninggalkan ruang rapat.
Bergegas menuju Penthouse, ingin segera bertemu denaya.
Sesampainya dipenthouse gavriel tersenyum hangat melihat denaya tertidur disofa ruang tengah. Gavriel membawa denaya kedalam kamar, ia berjalan cepat namun tetap stabil. Tidak ingin menganggu tidur gadisnya. Merebahkan denaya ditempat tidur kemudian melepaskan sepatu yang dikenakannya.
Pria itu hanya menatap denaya yang tidur dengan damai, sungguh ia ingin melihat pemandangan ini setiap hari. Gavriel membuka jas kemudian melangkah kedapur.
Tidur denaya terganggu saat mendengar dering telfon, tangannya menggapai udara namun tak menemukan handphonenya. Dengan kesal ia duduk kemudian membuka tasnya dinakas sebelah kanan. Mata wanita itu menangkap suasana asing dan baru menyadari jika ia sedang berada dipenthouse gavriel.
"Ya ada apa?". Ujarnya ketus karna masih terkantuk, menjawab tanpa melihat nama penelfon
"Gadis nakal, kau pindah ke Moscow tapi tidak mengunjungiku?"
Mendengar suara itu denaya melotot menatap nama penelfon "G-grandad.."
"Kau masih mengingatku, gadis nakal"
Denaya tertawa canggung "Maafkan aku grandad, a-aku...."
"Aku mengadakan pesta seperti biasa, datanglah besok. Kalau kau tidak datang, aku tidak akan menganggapmu sebagai cucuku". Menutup telfon secara sepihak
KAMU SEDANG MEMBACA
DENAYA (+)
RomanceDenaya Helge Kasyanov Kakek Denaya, Edward Philip adalah Duke of York, anak ketiga dari Ratu Inggris kedua. Begitu Ratu Inggris kedua yang tak lain adalah ibu dari Edward Philip meninggal. Tahta jatuh kepada Kakak tertua Edward Philip, yaitu Queen W...