Denaya dan asha berjalan bersisian memasuki ruangan gavriel, pintu dibuka oleh sekretaris.
Terlihat gavriel sedang menerima tamu, seorang pria bertubuh tegap membelakangi pintu, berdiri didepan meja besar. Gavriel melirik kearah denaya. Bibirnya berkedut melihat gadisnya secara langsung, ia merindukan sangat denaya.
"Duduklah". Gavriel bangkit dari kursi kebesarannya, mendekati denaya dan asha agar ikut duduk disofa
"Bagaimana kabarmu? Ada kesulitan?". Tanya gavriel kepada denaya, tapi gadis itu tak meliriknya melainkan menatap pria yang berdiri disisi gavriel
Terkesiap, denaya menoleh kearah gavriel "Untuk saat ini tidak ada, hanya para fansmu yang lumayan mengangguku"
Gavriel tersenyum miring "Aku mendengarnya dari nord. Makanya aku menugaskan Rod, dia yang akan mengawalmu mulai sekarang".
"Dia?". Tunjuk denaya menatap pria tegap tersebut
"Nice to meet you miss, I am Rod"
Nord dengan 2 ipad ditangan dan Diora-sekretaris gavriel yang membawa nampan berisikan minuman , memasuki ruangan. Sepertinya kehadiran dua orang ini tidak menarik perhatian mereka dari pembicaraan yang sedang berlangsung.
Denaya ingat pria ini "Bukankah kau Thor- maksudku Captain America?"
"Dena, apa yang kau katakan. Kenapa kau memanggilnya Captain America". Sanggah asha kebingungan, apa gadis ini mabuk? kebiasaan buruk denaya saat mabuk, ia akan membahas anggota avengers.
"Kau bartender itu kan?". Tanya denaya lagi "sha, dia yang membantuku dari Robert waktu itu"
Asha mengangguk, ingat kejadian diclub saat itu. Syukurlah gadis ini tidak mabuk dipagi hari.
"Aku kira kau model disini. Jadi kau seorang pengawal? Sayang sekali, padahal kau sangat tampan. Dengan tubuh yang seperti itu, seharusnya kau meminta job model kepada gavriel". Denaya tertawa sendiri, melirik asha yang ikut tertawa canggung. Sementara Rod hanya menatap datar.
Gavriel kesal, denaya lupa bahwa ia yang menolong gadis itu, menggendongnya hingga kemobil. Apa denaya tidak ingat mereka sangat romantis saat itu.
Hanya nord yang melihat tatapan kesal gavriel
"Sir, ini beberapa perusahaan yang tertarik bekerjasama dengan nona denaya". Memberikan ipad pada gavriel juga asha, mereka berdua serius menatap benda persegi itu. Sementara denaya menatap diora yang berdiri disebelah rod, kenapa wanita itu terus saja menatap gavriel.
Tunggu
Dia melihat kearah celana gavriel
Cih, jalang
Gavriel bedehem "bisa kita mulai?". Dengan suara rendahnya, tatapannya tajam melihat denaya yang terus melirik rod. Haruskah ia batalkan keputusan menjadikan rod pengawal gadisnya.
Mengalihkan tatapan kearah gavriel, denaya tersenyum manis "tentu"
Satu senyuman, seketika tatapan gavriel melembut, matanya menyipit tapi bibirnya ditahan untuk tidak tersenyum.
Menit berlalu mereka membicarakan kontrak Kerjasama, gavriel terlihat berbeda saat membicarakan pekerjaan, tidak sekedar memilih perusahaan mana yang bagus. Tapi pria itu menjelaskan pengaruh setiap iklan yang akan denaya ambil. Baik dari pandangan masyarakat dan juga masa depan denaya.
Gadis itu terpesona melihat gavriel yang terlihat berkali lipat lebih tampan saat membicarakan pekerjaan, sangat berkelas.
"Ck... Sadarkan dirimu denaya, kau tidak boleh jatuh cinta". Batin gadis itu
KAMU SEDANG MEMBACA
DENAYA (+)
Roman d'amourDenaya Helge Kasyanov Kakek Denaya, Edward Philip adalah Duke of York, anak ketiga dari Ratu Inggris kedua. Begitu Ratu Inggris kedua yang tak lain adalah ibu dari Edward Philip meninggal. Tahta jatuh kepada Kakak tertua Edward Philip, yaitu Queen W...