32

334 19 0
                                    


Kini Denaya sedang duduk di kursi tunggu bersama Gavriel, gadis itu telah menjalani beberapa pemeriksaan. Bahunya juga sudah dibalut dengan perban krep, beruntung bahu denaya hanya terjadi pembengkakan dan memar karna terbentur sangat keras.

Rod menghampiri mereka berdua dengan membawa air mineral.

Gavriel membuka lalu menyerahkan pada Denaya, namun gadis itu terlihat melamun. Disentuhnya perlahan tangan Denaya tanpa berkata apapun

Denaya menangkap tatapan gavriel, wajahnya terlihat kelelahan

Membuka percakapan "Ingin tetap disini, sweetheart?"

Denaya mengangguk lemah "Aku ingin bersama leon"

"Baiklah, aku temani". Mengusap punggung tangan Denaya penuh sayang

Mendapat kabar jika asha sudah keluar dari masa kritis. Mereka berdua sedang duduk di kafetaria rumah sakit bersama leon.

Denaya memajukkan tubuh "Apa yang Daddy katakan?"

Leon menjawab tanpa beban "Seperti ketakutan kita selama ini. Daddy tidak menyetujui hubunganku dengan asha"

"Aku tidak mengenal Daddy lagi, kemana daddy yang sangat menyayangi dan melindungi anak-anaknya". Denaya menangis, gavriel yang duduk disebelah mengenggam erat tangannya

"Tenanglah sister. Aku mengancam daddy akan membuat bangkrut perusahaan jika daddy tidak menyetujuiku dengan asha"

"Apa". Denaya sampai berteriak karna terkejut, dihapusnya bekas air mata dipipi "Kau benar-benar sudah dewasa"

Leon tertawa merentangkan tangan dengan sombong "Kau tidak perlu mengkhawatirkanku"

Denaya mengangguk "Benar, asha juga sudah baik-baik saja"

"Pulanglah istirahat. Bagaimana bisa kau terluka sister". Leon beralih menatap Gavriel

Mengindikkan bahu "Hanya terbentur, beberapa hari pasti sembuh". Sembari berdiri dari duduknya menatap gavriel disebelah, pria itu tidak beranjak

Mendongak menatap Denaya "Pergilah lebih dulu, aku akan menyusul". Ujar gavriel

Denaya mengernyit namun melihat leon yang mengangguk padanya, ia pun mengikuti Rod yang mengantarnya menuju mobil.

"Kau dihubungi oleh frans?". Tanya Gavriel

Leon mengangguk sekali

Gavriel tersenyum miring "Tidak percaya?"

Terdengar helaan nafas dari Leon "Aku tidak melarangmu bersama sisterku, karna ia terlihat bahagia bersamamu. Tapi tuduhanmu pada George—"

Seorang pria menghampiri Leon "Sir, Ms. Hathaway telah dipindahkan keruang inap". Leon mengangguk mengerti

Berdiri dari duduknya "Aku harus pergi"

"Bahu Denaya. bukan terbentur biasa". Ujar gavriel yang masih duduk, menghentikan pergerakan leon

Leon terkejut dalam diam, terlihat berpikir beberapa saat. Ditatapnya Gavriel dengan wajah mengeras "Jaga Denaya, gav. Aku percayakan padamu"

Gavriel menjawab dengan tegas "Itu sudah tugasku". Percakapan terakhir sebelum ia pun pergi menyusul Denaya yang telah menunggu dimobil

"Apa yang kalian bicarakan". Tanya Denaya begitu mobil melaju dengan Gavriel duduk disebelahnya

"Meminta restu". Jawabnya singkat

"Meminta restu?". Ulang Denaya penuh tanya

Dengan tersenyum ia menatap "Daddymu tidak menyetujui hubungan kita, jadi aku beralih meminta restu pada leon"

DENAYA (+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang