18

537 15 0
                                    


"Siapa yang kau sebut jalang?". Suara Armor terdengar sangat marah dibelakang denaya

Kedua pelayan tersebut langsung tertunduk saat melihat Pangeran Agung membela denaya

"Tidak ada yang mau menjawab". lanjut Armor menatap tajam kedua pelayan tersebut

Denaya hanya diam menatap puas kedua pelayan yang tertunduk layu

"Aku yang akan membayar. Berapa?". Tanya armor

Pelayan keriting menyenggol lengan temannya, pelayan kasir pun menjawab dengan terbata bata

"12.999 Dollar, Tuan"

"Tidak usah, Armor". Kata Denaya

Pria itu menyerahkan kartu berwarna hitam. Kemudian merangkul denaya seraya berbisik "Anggap saja hadiah, karna aku sangat menyukai dress ini"

Denaya menoleh menatap armor yang sangat dekat

Cih... pria pendendam

"Aku tidak ingin memiliki hutang. Berikan nomor rekeningmu, akan aku ganti". Kata denaya

"Tidak mau, aku senang kau memiliki hutang padaku". Ujar armor saat melihat denaya yang berdiri didepan pintu mobil

Gadis itu menatapnya tajam "Aku ingin membayarnya!". Kata denaya kesal

"Menikah denganku, maka hutangmu lunas". Armor mengatakan dengan senyuman lebar

Denaya berdecih, gila memang. Mungkin wanita lain akan terharu dan berteriak saat dilamar seperti ini, tapi tidak sama sekali bagi denaya.

Yang ia lihat hanya, ada seorang Pangeran Agung yang melamar wanita asing seraya tersenyum dengan bodohnya dipinggir trotoar.

"Kau melamarku dipinggir trotoar? Kau kira aku hanya seharga dress ini?". Dia semakin kesal. Padahal tadi ia ingin menangis dipanggil jalangnya Gavriel Costatiel.

"Maafkan aku yang tidak tau jika kau ingin lamaran yang romantis"

"What"

"Aku akan pikirkan itu nanti. Bagaimana dengan makan malam denganku?"

"Aku tidak makan jika sudah larut malam". Jawab denaya singkat. Ia ingin segera mencari hotel dan tidur

"Kalau begitu kita ganti dengan Breakfast"

"Terserah". Kata denaya memasuki mobilnya, armor tersenyum mendengar jawaban tersebut

Denaya sekarang berada di Hotel Costatiel, tidak ada pilihan lain karna hotel ini paling dekat dari toko pakaian tadi. Malam makin larut, ia mengantuk dan lelah seharian tidak istirahat.

Gadis itu melepas dress, matanya menerawang kelangit-langit kamar, ia terisak mengingat semua hal yang terjadi 5 tahun belakang hingga hari ini.

Karna lelah menangis ia tertidur dan hanya mengenakan pakaian dalam, bergelung didalam selimut.

Dalam tidurnya gadis itu bermimpi, tubuhnya dipeluk dengan erat. Karna ini hanya mimpi, denaya semakin masuk dalam pelukan tersebut mencari kehangatan.

Gavriel melajukan mobilnya menuju hotel saat mendapatkan info dari Rod, bahwa gadisnya menginap diHotel Costatiel.

Kakinya melangkah memasuki kamar VIP denaya, dilihatnya semua lampu telah mati menyisakan lampu tidur disisi nakas. Matanya pun menangkap dress tergantung tidak jauh dari Kasur, tangannya mengepal saat mengingat ucapan rod, bahwa Armor yang membelikan dress tersebut.

Ia pun mendudukan diri disisi tempat tidur, menatap denaya yang tertidur. Gadis itu gelisah dan bergerak merubah posisi, membuat selimut yang ia kenakan terbuka sedikit menampilkan buah dada yang menyembul dari bra yang hanya menutup setengah dari aset gadisnya.

DENAYA (+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang