Denaya telah sampai di halaman mansion, ia mengatur nafas melihat barisan mobil. Ada beberapa pengawal kebingungan menatapnya
"Nona ada apa?". Rod muncul dibelakangnya
"Denaya dengarkan penjelasanku". Gavriel berlari mendekati dirinya
"Jangan mendekat". Ia berdiri dibelakang Rod.
Pengawal itu kebingungan melihat situasi saat ini. Terlebih Denaya mulai meraba tubuhnya, membuat ia melotot terkejut. Gavriel menatap Rod tajam
"Denaya apa yang kau lakukan?". Nada Gavriel terdengar kesal
Tiba-tiba gadis itu sudah berdiri tegak dengan pistol ditangan, ia dapatkan dibelakang saku Rod
"Apa yang ingin kau lakukan, kau ingin menembakku". Pria itu melangkah mendekat
"Stop jangan mendekat". Melangkah semakin mundur dengan pistol ditangan
Namun Gavriel tetap mendekat, Denaya tidak mungkin menembaknya. Paling gadis itu hanya melempar pistol ke pelipisnya lagi.
"Aku bilang stop". Denaya berteriak, ia melihat Granny dan Grandad nya berdiri dipintu mansion
"Kalian semua pembohong". Ujarnya berderai air mata
Gavriel menurut melihat Denaya yang menatapnya penuh permusuhan, dilihatnya beberapa pengawal mendekat perlahan dibelakang Denaya.
Gadis itu menyadari arah pandang Gavriel dan menoleh kebelakang
"Stop". Pinta Denaya sembari mengarahkan pistol ke dirinya sendiri, tepat di samping kepalanya
Gavriel menghentikan pergerakan para pengawal itu dengan kode, ia cemas melihat Denaya
"No sweetheart. Jangan main-main, kau sentuh sedikit saja pelatuknya. Pelurunya akan keluar"
"Kau sangat paham, untuk itu jangan mendekat". Jemarinya telah berada di pelatuk itu
Granny melangkah mendekat "Denaya". ujarnya menatap dengan tangis khawatir
Gadis itu juga semakin terisak menatap granny alice "Kalian juga membohongiku"
"Edward lakukan sesuatu". Pinta granny penuh permohonan
Akhirnya Edward membuka suara "Kematian yang kau inginkan? Kau ingin bersama mommymu?"
Denaya terdiam mendengar ucapan Grandadnya. Ia belum ingin mati.
Gavriel melanjutkan "Denaya turunkan pistolnya, aku akan jelaskan semuanya. Aku benar-benar mencintaimu, pernikahan itu bukan—"
"Kau memperkosaku brengsek!". Ia menunjuk dengan pistol
"Kau juga menginginkannya, tapi kau selalu menyangkal". Gavriel mulai terpancing emosi "Kepada siapa kau akan memberikan keperawananmu? Armor? George? Hah? Jawab aku Denaya!". suara pria itu menggelegar di halaman mansion, semua orang terdiam melihat perdebatan mereka berdua.
"Tubuhku akan ku berikan kepada pria yang bisa menjaga dan menghargai diriku, dan kau bukan salah satu dari pilihan itu Gavriel. Setelah kupikir kembali, ternyata aku tidak begitu mencintaimu". Ia melemparkan pistol ketanah kemudian berlari memasuki salah satu mobil yang terparkir
Gavriel terdiam melihat kepergian Denaya, mobil itu melaju dengan kencang dihalaman mansion.
"Jangan buka pagarnya". Kata granny alice entah kepada siapa
Edward menatap salah satu pengawalnya dan mengangguk. Saat itu pagar mansion terbuka untuk Denaya. Suara mobil itu terdengar menjauh.
"Kau!" Di pukulnya dada sang suami seiring tangis granny yang semakin menjadi "Cepat kejar cucuku!". Perintahnya pada semua pengawal yang sedang berdiri, beralih menatap Edward. Grandad kembali mengangguk sebagai perintah. Ia berniat memberikan waktu sendiri bagi Denaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENAYA (+)
RomanceDenaya Helge Kasyanov Kakek Denaya, Edward Philip adalah Duke of York, anak ketiga dari Ratu Inggris kedua. Begitu Ratu Inggris kedua yang tak lain adalah ibu dari Edward Philip meninggal. Tahta jatuh kepada Kakak tertua Edward Philip, yaitu Queen W...