24

407 15 0
                                    


Denaya baru saja pulang diantar oleh gavriel, akhir-akhir ini jadwal pemotretannya sedikit, sehingga ia tidak terlalu lelah seperti sebelum-sebelumnya. Gadis itu memasuki mansion, terheran melihat para maid berlalu lalang, menghias ruang tengah.

"Apa daddy mengundang tamu?". Tanya denaya pada salah satu maid

"Ya nona"

Mengangguk sekali seakan mengerti "Tolong bawakan kopi kekamarku". Ujar gadis itu menatap para maid yang bekerja, kemudian melenggang menaiki tangga menuju kamar.

Mengganti baju rumah yang santai, kemudian ia berjalan menuju balkon kamar.

Gadis itu sangat fokus dengan ipad dipangkuan, sembari tangan kirinya membuka lembaran majalah sebagai inspirasi. Rencana kolaborasi dengan Eveline White mulai ia kerjakan dengan serius, ada 2 item dengan design unik yang telah selesai ia kerjakan.

Terlalu asik dengan pekerjaan hingga denaya tidak sadar jika hari mulai gelap, saat itu salah satu pelayan menghampirinya

"Nona". Panggilnya

Denaya menoleh terkesiap "Tolong antarkan saja makan malamku". beralih kembali fokus pada pekerjaan . Ia berniat makan malam dikamar karna pekerjaan yang belum selesai.

Saat merasa tidak ada jawaban, denaya kembali menatap "Ada apa? Aku ingin makan dikamar, ada pekerjaan yang harus ku kerjakan"

Maid itu mengangguk ragu dan sebelum undur diri, denaya menambahkan "Oh ya... tolong buatkan aku honey lemon-hangat. Sepertinya aku terlalu banyak minum kopi, perutku terasa kembung"

"Baik nona". Ujarnya menghilang dibalik pintu

Tidak sampai 10 menit, Marie sang kepala pelayan menghampirinya "Nona denaya, Tuan William telah menunggu untuk makan malam bersama dibawah"

Denaya berhenti fokus pada pekerjaan "Bukankah daddy akan makan malam dengan tamunya? Aku juga harus ikut?"

"Benar, Nona"

"Ck... katakan pada daddy, aku kelelahan". Jawabnya membuang wajah kembali pada ipad

"Tapi nona, Tuan William mengatakan nona denaya harus turun"

Menghela nafas berat, dengan malas denaya berdiri dari duduk, mengikuti ucapan marie untuk turun.

Memang sudah lama ia tidak makan bersama dengan daddynya

Namun Marie menghentikan "Nona tidak ingin berganti pakaian? Tuan William mengatakan—"

Gadis itu berhenti, menatap baju santai yang ia kenakan memang tidak pantas digunakan untuk makan malam, terlebih tamu daddy pasti berhubungan dengan pejabat tinggi negara.

"Baiklah-baiklah". Gadis itu berbelok menuju walk in closet mengganti dengan gaun sederhana, kemudian duduk dimeja rias, memakai lipstick dan sedikit makeup agar tidak terlihat terlalu pucat.

Ia menatap dari cermin, marie yang masih setia menunggu dirinya.

Begitu selesai dengan makeup, gadis itu beranjak dan berjalan menuruni tangga diikuti oleh marie dibelakang

"Siapa sebenarnya tamu daddy kali ini?"

Mereka telah sepenuhnya menuruni tangga saat marie menjawab "Tuan William mengundang Pangeran Agung untuk makan malam"

Denaya terdiam saat sampai di pintu ruang makan. Tepat setelah marie menyelesaikan ucapannya. Dilihatnya Punggung seorang pria berada disebelah kanan daddy William, ada leon disisi kirinya.

Apa ini. Perasaannya tidak enak.

William tersenyum menatap putrinya berdiri dipintu "Kemarilah, princess". Membuyarkan lamunan denaya

DENAYA (+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang