3

2K 40 1
                                    


Brunch keluarga Kasyanov telah usai, Cassie dan Julie pun telah pergi untuk bekerja. Sementara denaya dikamar, ia harus diperiksa oleh beberapa dokter

"apa yang akan kau lakukan". Tanya George kepada leon, mereka berpapasan saat George akan pergi kekamar denaya.

Mengernyit bingung tapi kemudian dia sadar kemana arah pembicaraannya, leon tidak heran pangeran ini selalu tau segalanya "aku akan melindungi sister-ku tentunya".

"kau harus jeli melihat situasi, leon" "jangan sampai kau salah langkah, dan denaya jadi membencimu"

"aku tidak akan membiarkannya menyentuh denaya!"

Menghela nafas, dia memang keras kepala

"ibuku memberikan tugas disini, sepertinya aku akan menetap" mencoba mengalihkan "dan apa yang akan kau lakukan kepada bos denaya?".

"memberinya pelajaran yang setimpal, dia mempermalukan dan membuat sister-ku masuk rumah sakit!".

"well, aku siap membantu untuk itu. Hubungi aku jika membutuhkan apapun". George melenggang pergi kekamar denaya


Dari kejauhan George dapat melihat dad William sedang berbincang dikursi berhadapan dengan kamar denaya, ia dikelilingi 1 2 3 george mencoba menghitung jumlahnya ada 8. Astaga

Semakin dekat langkah George, membuat semuanya menoleh. Heran, apa yang dilakukan pangeran Inggris di sini. George memberikan senyuman kepada semua orang kemudian masuk kekamar denaya, gadis itu berdiri dibalkon kamar. Surainya bergerak seiring arah angin, ia tau pasti gadis itu kesal akan ulah dad William barusan.

"BOOM.."

"OH MY GOODNESS..". tangan denaya menyentuh dadanya terkejut.

George tergelak

"kau—. Jantungku tidak sekuat itu, kau tau!". Denaya memukul lengan George kesal

"maafkan aku, princess". Merangkul denaya mencoba meredakan tawanya "kau kesal karna dokter-dokter itu?". Tanya George masih terkekeh

"kau tau mereka dokter, tapi menggangguku? Aku ini pasien!". Melepaskan tangan George, melangkah duduk dikursi

"8 dokter, dad will sangat menyayangimu heh. Ibuku saja sakit, dokternya tidak sebanyak itu. Kau mengalahkan Ratu Inggris". George bersandar menatap denaya

"kalau dokternya 8, mereka pasti ada 16 orang!". Jawab denaya kesal

"ohh aku tau, dokternya hanya 4 dan sisanya asisten?". Tebak George

"hanya-, hanya kau bilang? Dokter umum, penyakit dalam, spesialis gizi bahkan ada psikiater. Kenapa tidak sekalian bawa rumah sakitnya kesini". Mendengar itu George berusaha menahan tawanya.

Denaya memicing "jangan tertawa!"

Menghampiri denaya "maafkan aku princess, kau sangat menggemaskan saat marah". Sembari mencubit kedua pipinya gemas.

"tidak akan ku maafkan!". Menghapus bekas usapan George

"oh ayolah, apapun untukmu. Maafkan aku". Tunduk, menumpukan lutut, mensejajarkan tinggi dengan wajah denaya, sangat dekat

"kalau begitu.."

"hmm..."

"aku ingin......."

George menunggu dengan sabar sembari menatap mata bulat yang berkelana, mengemaskan saat sedang berfikir

"ice cream!". Kata denaya langsung berdiri dengan semangat "aku ingin ice cream!".

"baiklah princess, sekarang ganti bajumu. Aku tunggu dibawah. Hanya 5 menit atau aku tinggal". Mengusap gemas rambut denaya

DENAYA (+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang