7

998 19 0
                                    

Denaya digendong keluar club memasuki mobil gavriel, hanya mereka berdua. Gavriel tidak menurunkan denaya dari pangkuannya, tangan pria itu malah merengkuh seluruh tubuh denaya. Gadis itu juga bergeming ditengkuk gavriel menghirup aroma maskulin yang menenangkan.

"Mommy..". ucapnya sangat pelan seperti berbisik. Gavriel tekejut tapi pria itu semakin mengeratkan pelukan dan mengusap pelan punggung gadisnya, menenangkan. Lama mereka menikmati keintiman tersebut.

Denaya bergerak "Apa yang terjadi". Menegakkan tubuh panik, dan mengecek pakaian yang ia kenakan. Masih utuh.

"Thor". Ucapnya melihat gavriel yang menatapnya datar

"Apa semua pria kau panggil dengan thor?"

"Maksudmu?".

"Bahkan bartender kau panggil dengan sebutan thor". Gavriel terdengar sedikit kesal, sedikit.

"Dia bukan thor, dia captain amerika". Jawabnya sembari tertawa bodoh. Gavriel menatap denaya, gadis ini mabuk.

Lama bertatapan, wajah mereka sangat dekat. Denaya mulai sadar posisi mereka sangat intim. Dia pikir kursi mobil mewah ini memang keras, ternyata dia duduk dipangkuan gavriel. Merasa tidak nyaman, denaya bergerak gelisah.

Gavriel mengeram "Jangan bergerak, sweetheart". Kedua tangannya meremas pinggul denaya, menghentikan pergerakannya.

Denaya terkesiap "aku ingin turun". Ucapnya gugup, gavriel pun menggeser denaya kekursi disampingnya. Wajah mereka sangat dekat, denaya tidak berani menatap, ia menunduk melihat tangan berotot itu memindahkannya, seakan denaya seringan bulu.

Gadis itu meneguk saliva susah payah dan menghembuskan nafas berat.

Tangan besar, lengan berotot dan garisan urat-urat yang menonjol sepanjang lengan pria itu memberikan kesan seksi. Oh, bagaimana kalau tangan itu—

"Minumlah". Membuyarkan lamunan denaya

Menghembuskan nafas pelan "Oh apa yang aku pikirkan". Ucapnya berbisik sangat pelan, namun masih terdengar

Bibir gavriel berkedut menahan senyum, gadisnya sangat menggemaskan. Denaya meminum air mineral pemberian gavriel, pria itu menatapnya terang-terangan membuat denaya panas. Apakah ini efek alkohol.

Denaya berdehem mencoba bersikap santai "Terima kasih, kau benar-benar Thor karna selalu menyelamatkanku"

Gavriel hampir tertawa mendengar itu. Gadisnya memang masih mabuk "Tentu aku harus melindungi kekasihku"

Baru denaya akan membuka mulut, dia melihat leon dan asha dari kejauhan "Aku harus pergi, leon pasti mencariku". Hendak membuka pintu mobil, namun gavriel menahannya.

"Kau tidak tertarik dengan whiteangel?"

"Aku masih mempertimbangkannya". Jawab denaya. Gavriel mengangguk samar. Pria itu keluar dari mobil kemudian membukakan pintu. Baru satu pijakan kaki denaya goyah, ia masih lemas. Gavriel merengkuh gadis itu, menahannya agar tidak jatuh.

"Datanglah, kita bisa bicarakan mengenai kontrak kerja sama"

Denaya tidak menjawab, ia terpaku, mata biru gavriel menatapnya sangat lembut.

"aku menunggumu". Lanjut gavriel lagi

"Sister! Aku mencarimu kemana-mana". leon merangkul asha yang terlihat sangat mabuk. Denaya menjauhkan tubuhnya dari gavriel "apa pria ini membawa masalah lagi?". Desis leon maju satu langkah menatap tajam gavriel

"Tidak- sudahlah, ayo kita pulang". Mendorong leon agar pergi "dimana mobilmu?". Melangkah menjauh, namun tatapan gavriel tidak lepas dari denaya sampai gadis itu menghilang

DENAYA (+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang