15 menit Denaya duduk dipangkuan gavriel, detak jantung gadis itu berangsur normal.
Ketika sadar bahwa ia berada didalam mobil yang sedang melaju, gadis itu mulai membuka suara "Gavriel". panggilnya pelan didada gavriel.
"Hmm"
"Kita akan kemana?"
"Mansionku"
Denaya menegakkan tubuh "Jangan". Gavriel mengernyit, tangannya menahan pinggang denaya agar tidak jatuh "Aku tidak ingin bertemu aunty dengan keadaan seperti ini"
"Tempat itu yang paling aman, sweetheart".
Denaya menggeleng tertunduk
Gavriel mengangguk paham "Kita ke Villa". Ujarnya pada Nord
Denaya pun kembali masuk kedalam pelukan yang disambut hangat oleh gavriel.
Satu jam perjalanan menuju Villa keluarga Costatiel, Denaya tertidur dengan nyenyak tanpa terbangun sekalipun. Gavriel turun dari mobil dengan Denaya digendongan, karna merasakan guncangan. Gadis itu terbangun
Dengan suara serak ia berkata "Gavriel aku bisa berjalan sendiri"
"its oke sweetheart"
Ia mendongak menatap wajah tampan pria yang sedang menggendongnya tersebut "Apa aku tidak berat?"
"Sangat berat". Melirik Denaya sekali
Gadis itu terlihat kesal, Gavriel menahan senyuman
Cup
Mencuri satu kecupan "Sekarang sudah tidak berat"
"Gavriel...". Denaya yang tersipu menyembunyikan wajahnya. Gavriel terkekeh melihat pipi denaya yang memerah.
Memasuki kamar utama, direbahkannya Denaya dikasur "Istirahatlah". Mengusap lembut rambut gadisnya
Saat denaya akan meraih tangan gavriel, pria itu telah berbalik melangkah pergi dari kamar. Denaya menghela nafas, ia terlambat meraih tangan gavriel, padahal ia hanya ingin ditemani.
Gavriel melangkah ke dapur mencari air mineral untuk Denaya, saat akan kembali kekamar.
Rod menelfon.
"Boss. 2 orang pemotor dibawa oleh pihak kerajaan. Mereka berkata akan menutup kasus ini dari publik". Ujar Rod melaporkan
Gavriel terdiam 3 detik, berfikir. "Biarkan saja, urus kerusakan mobil denaya"
Ia pun kembali kekamar, denaya menaikkan tatapan saat melihat pintu kamar dibuka. Memperbaiki posisi menjadi duduk bersandar.
"Minumlah". Menyodorkan air mineral yang disambut oleh denaya "Apa ada yang sakit?"
Meneguk air dari botol kemudian menggeleng pelan, gavriel mengusap sisa air dibibir denaya.
"Ingin burger?". Tanyanya lembut, yang dibalas gelengan pelan lagi dari denaya. Gavriel menghela nafas melihat respon denaya
"Siapa sebenarnya yang sangat menginginkan kematianku". Denaya menunduk menatap jemari yang bertaut gusar dipangkuannya.
"Jangan terlalu dipikirkan-"
"Aku tidak bodoh gavriel. Hal seperti ini tidak hanya sekali terjadi kepadaku. Kau pasti tau, kalau tidak, mengapa kau mengutus rod untuk menjagaku. Siapa kau sebenarnya?"
"Rod adalah pengawal-"
"Demi tuhan Rod memiliki senjata!". Denaya berteriak histeris, air matanya mengalir mengingat kejadian tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENAYA (+)
RomanceDenaya Helge Kasyanov Kakek Denaya, Edward Philip adalah Duke of York, anak ketiga dari Ratu Inggris kedua. Begitu Ratu Inggris kedua yang tak lain adalah ibu dari Edward Philip meninggal. Tahta jatuh kepada Kakak tertua Edward Philip, yaitu Queen W...