19

557 15 0
                                    


"Pengecut". Ujar denaya mempercepat langkahnya memasuki lift.

Denaya sangat yakin, jika pria itu pasti akan mengejarnya karna denaya dengan berani memanggilnya dengan sebutan mantan.

Benar saja, matanya menangkap sosok gavriel yang berjalan dengan gagahnya, menatap dirinya.

Denaya pernah melihat tatapan itu, pria itu terlihat marah dan juga menampilkan raut semalam saat melihatnya keluar dari kamar mandi. Dengan cepat denaya menekan berkali-kali tombol lantai bawah, agar lift cepat tertutup.

Gadis itu melambaikan tangan serta tersenyum manis ketika lift tertutup saat gavriel 2 langkah lagi mencapai pintu. Denaya tertawa melihat wajah kesal gavriel. Namun, begitu lift terbuka dilantai bawah. Wajahnya kembali datar.

"Aku baru akan kekamarmu". Armor berdiri didepan lift, bersama 2 pengawal dibelakangnya

Denaya memutar bola matanya "Aku sudah sarapan". Melewati armor begitu saja

"Benarkah. Kalau begitu kau curang". Armor sedikit berteriak, denaya melotot kaget karna perhatian orang-orang dilobi tertuju padanya.

Gadis itupun menarik tangan Armor untuk duduk disalah satu sofa. Memajukan tubuhnya dan berbisik "Apa maumu, aku tidak ingin orang-orang menyangka kita sepasang kekasih"

Armor menatap gavriel yang berdiri dibelakang denaya, kemudian dengan sengaja mengikuti posisi denaya dan berbisik "Ganti kecuranganmu dengan makan siang"

Denaya berdehem karna wajah mereka sangat dekat, menegakkan tubuh dan menjawab "Tidak bisa aku sibuk sampai sore"

"Kalau begitu makan malam". Tawar Armor lagi dengan senyum tampannya

Karna tidak nyaman dengan tatapan sekitarnya, gadis itu mengiyakan. Toh nanti malam akan gagal juga, Denaya akan kepesta grandad nya. Diam-diam gadis itu tertawa dalam hati.

"Sudah selesai Pangeran Agung?". Denaya bangkit dari duduknya, berniat pergi.

"Aku antar, Kau mau ke Costatiel Corp kan?". Kata Armor, menahan tangannya

Tepat saat denaya berbalik, ia melihat gavriel mendekat. Mata pria itu berkilat-kilat, sepertinya akan mengeluarkan api. Denaya menahan tawanya. Sengaja, tidak jadi menepis tangan Armor.

"Lepaskan tanganmu". Suara gavriel rendah namun tajam, membuat denaya merinding

Armor tidak melakukannya, ia malah tersenyum miring menatap gavriel.

Denaya yang melihat sepertinya gavriel lebih marah dari sebelumnya, segera menepis tangan armor.

Kini gavriel yang tersenyum miring melihat respon denaya "Naik ke mobilku". Menatap denaya kemudian melangkah menuju pintu keluar, terlihat nord telah menunggu sang pemimpin diluar.

"Aku punya mobil, mengapa aku harus ikut kalian". Gadis itu berjalan meninggalkan Armor dan melewati gavriel yang terdiam mendengar ucapannya.

"Denaya". Gavriel memanggil geram, sarat akan perintah

"Kau lupa aku adalah gadis mandiri, Mr. Costatiel". Menoleh sekali kemudian melambaikan tangan, dan tersenyum pada nord yang memberi hormat dan sapaan selamat pagi padanya.

"Dia tidak suka diatur". Terdengar suara Armor dibelakang setelah kepergian denaya

Gavriel hanya memberikan tatapn datar namun tajam kepada Armor

"Aku suka mengatur gadis pembangkang". Lanjut Armor tersenyum miring

"Padaku, ia sangat menurut". Ujar gavriel

DENAYA (+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang