2

3K 48 0
                                    


11.55 AM

St. Petersburg Costatiel General Hospital

Mata pria itu menelusuri lekuk tubuh denaya yang masih menggunakan lingerie keparat. Gadisnya nyaris telanjang. Photographer, Robert, bodyguard dan pemegang saham bahkan melihat tubuh indah ini, Fuck! seharusnya hanya dia yang boleh melihat. Fucking damn Robert itu harus diberi pelajaran.

Pria itu menyentuh alis denaya yang tebal, bulu mata lentik gadisnya, batang hidungnya yang tajam, pipi seputih salju, tatapannya turun kebibir denaya yang pucat sensual. Kemudian, ia mengecup lembut.

Damn. Lingerie keparat ini membangkitkan gairahnya. Ia mengganti pakaian keparat itu dengan baju rumah sakit, lagipula gadis ini akan menjadi istrinya kan.

"5 tahun tak bertemu, kenapa kau malah menutup matamu". Mengusap lembut pipi denaya. Hanya mereka ber2 diruangan ini.

Tentu tidak akan ada yang berani membantah Mr. Costatiel selaku pemilik rumah sakit. Bahkan ia tau didepan terjadi keributan karna asisten dan kedua bodyguard denaya ditahan dan tidak diperbolehkan masuk. Terlebih ia membawa denaya dari perusahaan sialan itu berlari masuk kedalam mobil dan langsung melaju kerumah sakit miliknya, dia sangat khawatir akan gadisnya.

Dokter mengatakan denaya kekurangan gizi dan anemia, berat tubuhnya sangat jauh dari kata ideal, dia terlalu kurus. Selama 3 tahun ini, ia makan sedikit karna tuntutan pekerjaan, terlebih setahun terakhir sangat banyak brand yang ditawarkan kepada denaya. Tentu ia tidak menyiayiakan hal tersebut, karir nya baru saja naik.

Sejam berlalu semenjak denaya pingsan, perlahan kesadarannya kembali. Gadis itu membuka matanya dengan susah payah. Yang ia lihat hanya ruangan putih.

"uhuk uhuk...". Tercekat, tenggorokannya sangat kering.

"minumlah". Membantu denaya duduk dan memberikannya air mineral.

Denaya minum dengan rakusnya, ia merasa dehidrasi sehingga air berceceran membasahi dagu dan baju pasien yang ia pakai.

"easy sweetheart". Ujar pria itu mengusap air yang menetes, denaya baru sadar. Ia kira ini bodyguard nya.

Gadis itu tercenung beberapa saat, gavriel melihat respon denaya terhadapnya

Kau mengingatku?, batin gavriel

Gadis itu berdehem mencoba mengendalikan diri

Denaya menghindari tangan pria tersebut, ingin mendorong jauh. Namun sialnya, dia masih lemah. Kenapa jatuhnya denaya seperti membelai tangan pria ini. Pria tersebut mengeram karna sentuhan lembut denaya, ditahannya tangan denaya agar tetap berada dilengannya.

"Ouh kenapa lengannya sekeras batu". gumam denaya pelan. Bibir gavriel berkedut menahan senyum, meskipun pelan tapi ia masih mendenarnya

"are you oke?". tanya pria itu dengan suara rendah dan berat, membuat denaya semakin terpaku.

"hm?"

"are you oke?".

Denaya terkesiap, tatapan, suara, serta panggilan itu dengan jarak sedekat ini.

"hmm.. aku tidakpapa". Jawab denaya mengedipkan matanya berkali-kali mencoba fokus

"oh sweetheart. Jangan mengedipkan matamu seperti itu, atau aku akan membawamu pergi dari sini". Batin pria itu

Keheningan melanda, pria itu hanya menatap denaya sangat dalam

"kau siapa?". Tanya denaya memecah keheningan

DENAYA (+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang