6

773 77 24
                                    

"Aneh perasaan td rasanya dingin sekali."

"Tapi sekarang, hangat."

Perlahan ak membuka mata ak melihat gelap seperti dada sesworang, pelan pelan ak menjauhkan wajah ku dan mendongak ke atas. Dazai Sama tdr memeluk ku dia begitu dekat dengan ku.

"Ky-upp!"

"Shhh!"

Dazai Sama membungkam mulut ku, padahal ak ingin berteriak. Bagaimana ak tdk berteriak saat ada lelaki tanpa ijin tdr seranjang dengan gadis.

"Kau jadi hobi berteriak ya sayang."

Setelah pelukan melonggar, ak langsung duduk dan bergeser sedikit. Dazai Sama juga ikut bangkit dan mungkin melihat wajah ku yg memerah.

"Apa apaan itu ? Kau malu dengan ku, padahal dulu ak memandikan mu."

Dazai Sama pura pura bodoh, seharusnya dia tahu di usiaku ini pasti sudah tumbuh rasa. Itu yg ku tahu sih dari kakak aina.

"Tapi sekarang ak sudah dewasa." Gumam ku.

Dazai Sama tertawa begitu keras, ia pasti dengar apa yg ak katakan karena itu dia tertawa.

"Kau belum cukup dewasa, sayang."

Ak memilih tdk menanggapinya dan ak memutuskan untuk pergi mencuci wajah.

Setelah kejadian pagi tadi, Dazai Sama mengajak ku makan walau pun tdk ke restoran hanya di dalam ruangan pribadi milik Dazai Sama tp ak senang.

"Dazai Sama, kenapa selama ini kau melarang ku menemui mu ?" Tanya ku.

Gerakan tangannya berhenti begitu ak bertanya soal ini. Dazai Sama melirik ku dan menaruh garpu yg digenggamnya.

"Soal itu..." Wajahnya terlihat serius nampaknya ada hal serius yg akan dia katakan. ".....rahasia." Tawanya.

"Cih."

"Ahahaha sudah habiskan makanan mu."

••••

"Dazai Sama!" Seorang gadis berambut panjang dengan bola mata dark blue berlari menyerbu ke dalam ruangan Dazai. "Anda yakin mengijinkannya bertemu anda?"

Dazai paham apa yg diributkan gadis ini, dia menjatuhkan pulpennya dan memilih untuk merapikan kertas yg ada di atas meja kerjanya tanpa berniat menanggapi ucapan Aina.

"Dazai Sama!" Aina sedikit menghentak suaranya guna menarik perhatian atasannya.

"Tidak masalah Aina, kau tahu ak benci teriakan itu menyakitkan kau tahu."

Aina langsung tergagap sebab ia hawatir 1 detik berikutnya dia akan mati secara mental.

"Ta~"

"Aku sibuk, pergilah dan temani bayi mungil itu untuk ku."

.






















.
Bersambung .....

My baby | Dazai X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang