15

641 54 38
                                    

"Hana Chan, kita mau ke mana ?" Tanya (name} saat ia di bawa keluar markas mafia oleh Hana.

"Jalan jalan, Aina San sudah minta ijin pada Dazai Sama jadi anda jgn takut. Sudah lama anda tdk menghirup udara segar jadi ini masa yg bagus untuk jalan jalan."

Memang benar, hampir 5 bulan lebih (name) tdk ke mana mana setelah kejadian hari itu.

"Apa masalahnya..."

(Name) langsung berlari meninggalkan Hana yg kesulitan mengejarnya, (name) benar benar bagai burung yg terbang bebas.

Hampir tepian jalan yokohama sudah ia lalui, semua makanan sudah (name) cicipi bahkan ia sudah membeli banyak baju dan spatu.

Bruk!

Saking semangatnya dan bahagianya, (name) sampai menabrak seseorang.

"Maafkan aku." Ucap (name) sedikit menunduk.

"Apa kau terluka, nona?"

Saat (name) suara lembut dari seseorang yg di tabrakannya, gadis itu segera mengangkat wajahnya. (E/C) miliki (name) bertemu mata biru safir milik seorang pria yg baru saja ditabrak olehnya. Hampir 5 detik (name) tdk berkedip pesona pria itu benar benar menyita perhatian (name).

"Kau tidak apa apa, nona?" Tanyanya sekali lagi, (name) hanya mengangguk lemah tanpa mengalihkan pandangannya ada semburat merah saat si pria menyunggingkan senyumnya.

"Akeno, Salam kenal nona." (Name) hanya mengangguk lemah tanpa berkedip.

"Salam kenal, ak (Full Name)." Jawab (name) dengan suara lirih.

"Nama yg indah, kalau begitu sebagai permintaan maaf bagaimana jika kita makan di cafe." Akeno menarik (name) pergi begitu saja.

"Nona!!" Teriak Hana. "Kalau Dazai Sama tau, naas pria itu. Bisa bisa dia jadi perkedel."

••••

Karena (name) tak mendengarkan Hana, alhasil Hana memilih membuntuti (name). Sejujurnya hal ini adalah kemajuan yg baik sebab (name) mulai memiliki rasa.
Tetapi rasa yg (name) miliki adalah rasa yg akan membawa kehancuran.

Sejak tadi Hana memperhatikan setiap canda dan tawa dari kursi seberang. Ia baru melihat (name) bahagia seperti itu padahal lelaki yg ia jumpai baru saja dikenalnya.

"Eee~ jadi Akeno San adalah seorang detektif?" (Name) bertepuk tangan girang sebab baru kali ini ia menemui seorang detektif.

"Biasa saja."

"Tidak! Detektif itu sanggat luar biasa mereka sanggat cerdas." Akeno tertawa.

"Oh ya, ini sudah waktunya ak kembali ke kantor. Nanti hubungi ak ya."

"Pasti!!"

••••

Hana melihat raut bahagia dari (name), membuatnya tak tega mengganggu kebahagiaannya tp dia harus bicara.

"Anda jangan menghubunginya!" Larang Hana.

"Loh kenapa ?!"

"Pokoknya jangan!"

"Ini urusanku, lagi pula ak dan dia hanya teman. Ak bisa jelaskan itu pada Dazai Sama." Kata (name).

"Demi kebaikan, ak mohon jangan." Pinta Hana.

"Ak bukan anak anak lagi, ak tahu apa yg baik untukku." Jawab (name) sembari melenggang pergi.

"Apakah ini rencana Dazai Sama? Ku rasa bukan, pria itu seorang detektif walau kedudukannya hebat tapi tak ada yg bisa menandingi kecerdasan iblis milik Dazai Sama. Lagipula mana mungkin Dazai Sama meminta detektif untuk mendekati (name)."

Hana melihat kembali wajah girang (name).

"Sebaiknya ak rahasiakan ini dari Dazai Sama. Dia juga berhak bahagia atas pilihannya kan."

.



















.
Bersambung..

My baby | Dazai X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang