24

521 47 33
                                    

Luka yg diterima Dazai, menambah koleksi perban di tubuhnya ditambah beberapa tulangnya yg retak melengkapi rasa sakit yg dia derita.

"Dazai Sama benar benar ya!" Keluh Aina, tetapi pria itu hanya tertawa kecil menanggapi keluhan Aina.

"Di mana (name)?" Tanya Dazai.

"(Name) ak tdk tahu, mungkin di kamar."

Di tempat lain, (Name) menatap hampa ke luar jendela, pikirannya melayang jauh ke udara.

(NAME) FLASHBACK

"(Name) ada hal yg harus kau tahu dan kau cari kebenaranya. Kau tdk semestinya diam, kau harus mencari tahu." Odasaku.

"Soal apa ?"

"Ayah ibu dan keluargamu itu siapa dan di mana. Jangan hanya diam, pasrah seperti itu."

"Dazai Sama bilang orang tuaku sudah tiada."

"Apa kau tahu nama mereka, dan asal mu dari mana? Kau bukan bayi lagi, kau harus tahu itu!"

"Tidak tahu."

"Ak akan membantu mencari keluarga mu, itu janjiku." Odasaku.

"(Name) San, coba anda lihat. Bukankah asik bs bebas melakukan apa saja ? Bisa pergi sekolah, kuliah, kerja, bertemu teman, dn masih banyak lagi. Bukankah asik bisa bebas?"

"Nona, jika kau hanya diam selamanya kau akan terkurung bersama iblis itu."

(NAME) END FLASH BACK

"(Name) Chan!"

Lamunan (name) buyar kala mendengar suara panggilan dari Aina.

"Iya kakak ?"

"Sedang apa ? Kau tdk menjenguk Dazai Sama? Dia mencari mu selama ini."

"Benar ak mau melihatnya." (Name) berlari pergi melewati Aina.

••••

"Tidak ada kriminal yg memiliki ht tulus."

"Kau yakin dia yg menyelamatkan mu, bagaimana jika kebalikannya ?"

Tiba di depan ambang pintu kamar Dazai, (name) berhenti dan mengingat apa yg dikatakan Yosano dan Odasaku.

"Kami kenal baik siapa iblis itu."

"Kau harus lbh berani (name) kau bukan bayi!"

"Bayi kecil?"

Suara Dazai membangunkan (name) dari lamunannya, ia segera menepis sejenak apa yg dipikirkannya dan bergegas masuk ke dalam.

"Dazai Sama, apa anda baik baik saja ?"

"Selama ada bayi kecil kesayanganku, ak akan baik baik saja sayang."

(Name) kembali terdiam teringat apa yg dikatakan Odasaku dan para agen detektif.
Dazai sadar dengan lamunan (name) dan dia juga mendengar segalanya kemarin melalui alat penyadap.

"Dazai Sama apa anda baik baik saja." (Name) melihat Dazai mengerang kesakitan, pria itu terus mengeluh sakit membuat (name) kebingungan.

"Bayi kecil, tubuh ku rasanya sakit!" Keluh Dazai.

Saat (name) panik dan berusaha melakukan sesuatu, Dazai menarik (name) jatuh kedalam pelukannya. Keduanya saling bersitatap

Chuup!

Dazai mencium bibir (name), bahkan sampai beberapa detik (name) belum menyadarinya.

"Aku sanggat mencintai mu, bayi kecil."

Tanpa diminta ht (name) langsung bergetar dan berdegub kencang, wajah (name) juga bersemu merah. Pernyataan Dazai barusan membuat (name) tak bisa berfikir ia hanya bisa memasang raut wajah terkejut.
Bahkan dia tak tahu maksud pernyataan itu hanya htny yg menuntutnya untuk berekspresi seperti saat ini.

.
















.
Bersambung..

My baby | Dazai X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang