26

549 51 26
                                    

Sudah hampir seminggu lebih, (name) jauh dari markas Port Mafia. Sudah lama juga gadis itu berdiam diri di asrama yg disediakan kantor ADA, gadis itu hanya menerima makan yg diberikan anggota ADA dia sama sekali tidak pergi.
Gadis itu menghabiskan waktu untuk melamun dan berbaring di futonnya.

"Bayi kecil..."

Suara dan wajah Dazai terus menghantui dirinya, membuatnya menangis.

"Apa yg harus ku lakukan ?"

"(Name) Chan, ada dua hal di dunia ini yg bisa digantikan jabatan dan uang. Tetapi hanya ada satu hal yg tdk bisa diganti dalam hidup ini yaitu cinta. Semua orang memilikinya tapi jika tdk kau harus memberikannya supaya dia tahu apa cinta itu." Aina.

"Di saat seperti ini, Kakak Aina tdk ada untuk ku." Monolog (name) sambil menangis.

(Name) kembali mengingat Dazai, dia ingat bahwa meski pria itu selalu bertindak sesuka hati tpi pria itu sanggat menyayanginya.

"Ak sanggat mencintai mu, sayang."

Pernyataan cinta dari Dazai kembali menggema di telinganya. Setiap kali mengingat pernyataan cinta itu membuat perasaan (name) menjadi tak karuan.

"Kalau ada yg menyatakan cinta lalu hatimu berdebar itu tandanya kau punya perasaan cinta padanya juga." Hana.

(Name) bangkit dari pembaringan dan mulai mengingat wajah Dazai.
"Tidak, ak menganggapnya seperti ayahku. Mana mungkin begitu."

"Tapi ak mencintai mu bayi kecil ku."

Suara tiba tiba yg didengarnya, membuat (name) terkejut dan menoleh ke sumber suara.

"Dazai Sama, bagaimana bisa anda di sini?!"

"Bagaimana mungkin ak melepaskan mu begitu saja, bayi kecil."

Dazai duduk di hadapan (name), pria itu memperhatikan lekat wajah (name) dan seluruh ruangan yg ditinggali (name) saat ini.

"Lihat dirimu, lusuh seperti gelandangan. Lihat tempat ini sama sekali tdk sesuai untuk bayi kecil ku." Celetuk Dazai.

"Kenapa anda berbohong padaku ? Kenapa ?!!" (Name) kecewa pada sosok yg ia sayangi selama ini.

"Bayi ke~-"

"Ak bukan bayi kecil!!!" Pekik (name), membuat pria itu diam menatap wajah lembut (name). "DAZAI SAMA KATAKAN SESUATU, KA---"

Chuup!

Mulut (name) dibungkam paksa dengan ciuman, Dazai mencium (name) begitu dalam. Tangan pria itu menyelinap masuk ke dalam baju tdr yg dipakai (name), tangannya mengusap punggung halus milik (name) membuat gadis itu merintih dalam ciuman.

"Bisakah kau jadi bayi kecil ku yg patuh ?"

"Aku hanya butuh penjelasan, Dazai San!" Tegas (name).

Panggilan 'San' yg disematkan (name) membuat darah Dazai mendidih. Pria itu hanya menatap tajam ke arah (name) saku mantelnya menyembunyikan kepalan tangannya.

"Memangnya apa pentingnya? Mereka sudah tiada itu faktanya." Kata kata dingin dari Dazai sudah cukup meloloskan air matanya.

"Kenapa anda tdk membunuhku saja ? Ak percaya yg dikatakan Kunikida San dan juga Oda Sensei bahwa kau pasti menyembunyikan sesuatu  itu sebabnya kau merawat ku."

"Kau percaya mereka ? Mereka yg bahkan tdk merawat mu."

"IYA AK PERCAYA PADA MEREKA KARENA MEREKA ORANG BAIK!"
Dazai tertawa keras mendengar jawaban dari (name).

"Orang baik ya ? Jadi menurud mu ak orang jahat ?"

"IYA!"

Mata (name) langsung melebar setelah menjawab 'iya', mulutnya ditodong pistol.

"Kalau ak org jahat, ak sudah membunuhmu juga." Aura dingin yg dipancarkan darinya membuat (name) ketakutan. "Baiklah jika kau menganggap ak org jahat, ak akan jahat padamu!"

Plak!

Dazai memukul pelipis  (name) sampai dia jatuh pingsan.

"Padahal ak ingin kau terus jadi bayi kecil ku."

.













.
Bersambung..

My baby | Dazai X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang