14

606 55 20
                                    

Sebagai seorang yg dikasihi oleh Dazai, itu adalah sesuatu hal yg tragis bagi orang yg mengenalnya.
Pria itu sanggat abu abu, tdk tahu apa dan tujuan darinya, benar benar meresahkan.

Semenjak kejadian itu pula, (name) mudah sekali terkejut baik suara apalagi sentuhan.

"Hanya ak satu satunya ..."

(Name) bergerak gelisah, menutup telinganya bahkan berguling di atas ranjang saat suara suara Dazai menggema di telinganya.

Chuup!

Serta merta, mata (E/C) milik (name) terbelalak. Ia melempar tubuhnya untuk bangkit, kilatan2 percumbuannya dengan Dazai terus terselip dalam ingatannya.

Huweek!

Sensasi mual yg datang padanya membuatnya bingkas dari ranjang dan menghambur ke wastafel memuntahkan udara tak berarti apa apa.

"Ini, coba periksa."

Tetiba suara seorang wanita mengintrupsi, suara seorang Hana.
Gadis itu menunjukan alat yg tak familiar bagi (name).

"Testpack namanya, wanita memakai itu untuk mengetahui kehamilan."

Bungkus memaparkan cara penggunanya, (name) mencobanya dan Hana mengatakan bahwa (name) baik baik saja tdk hamil. Pernyataan itu menimbulkan rentetan pertanyaan tentang apa yg terjadi padanya.

••••

BRAKK!

"AINAAA!!"

Suasana di dalam ruangan Dazai terasa amat panas, cekcok antara Aina dan Chuuya menggema di dalam hanya karena Aina mempertanyakan pada Dazai soal (Name) gadis itu menuduh Dazai memperkosa (name).

"Anda memperkosa (Name) kan Dazai Sama, jawab ak ?!"

Tudingan yg dilayangkan bertubi tubi, membakar semua kesabaran Chuuya.

"Katakan!!!"

"CUKUUP?!!!!!"

Chuuya memekik lbh keras dibanding Aina, pria itu menatap tajam ke arah Aina dan menerpa kasar ke arah Aina.

Pria itu sanggat ringan tangan, ia hendak menampar Aina namun melihat sorot mata gadis tanpa rasa takut dan tangannya dihalangi oleh Dazai membuat si jingga hanya mampu membisu.

"Kenapa tdk jadi menampar ku?! Tampar ak dengan kemampuan mu." Pekik Aina.

"Shhhhhhh!" Dazai menaruh telunjuknya tepat di hadapan bibirnya mengisyaratkan Aina dn Chuuya untuk diam. "Kalian jangan berteriak seperti kera."
"Dengar Aina kecil, ak hanya mencium bibirnya." Dazai berkata sembari mengetuk ngetuk bibirnya bahkan nada bicaranya terkesan santai.

"Anda tahu, (name) sampai tra---"

"Ak tahu ak tahu itu, yah mau bagaimana lagi bibirnya sanggat manis." Jawabnya enteng.

"Anda harus bertanggung jawab!" Tuntut Aina.

"Aina kecil, tau apa kau ini. Tak usah menutut seperti itu, ak akan lakukan demi cintaku."

"Cih, dasar buaya!" Umpat Aina sebelum pergi.

Berbarengan dengan kepergian Aina, Dazai berkata dengan nada yg cukup pelan.
"Tentu ada rencana sedikit untuk memberi bayi kecil ku sedikit hiburan."

••••

"Dazai Sama, sesuai printah anda saya sudah memusnahkan seluruh tempat kejadian pembantaian 18th yg lalu."

"Itu bagus. Ak ada misi lagi untuk mu, kali ini ak ingin 100% keberhasilan tnp cacat."

"Katakan tuan ....."

"Aku mau kau ....."

.












.
Bersambung...

My baby | Dazai X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang