7

737 79 10
                                    

Menjadi bos bukanlah kebanggaan, itu yg sering Dazai katakan dia merasa sanggat tertekan dan benar bos adalah budak dari organisasi. Sudah hampir pagi dan Dazai masih disibukan dengan urusannya, dia jadi menyesali keputusannya menjadi bos karena semakin hari bebannya semakin berat.

Dalam lamunanya dia teringat sesworang, dia teringat bayi kecilnya yg selama ini mengisi hidupnya tp dia sadar bahwa bayi kecilnya sudah tumbuh jadi dewasa. Sejenak Dazai menjatuhkan penanya, tangannya merogoh sesuatu di laci mejanya.

Sebuah foto, dia memandangi lekat foto itu. Foto (name) dari masa ke masa, dia memang menyuruh Aina untuk memotret setiap kegiatan (name) di kamarnya.

"Dazai Sama, beberapa hari ini (Name) Chan menginginkan jalan jalan, sekolah, dan teman baru."

Pikiran Dazai kembali terusik dengan permintaan yg dilaporkan Aina kemarin malam, entah sejak kapan Dazai berfikir ingin menyembunyikan mutiaranya agar tak ada yg merebutnya dia tkt jika (name) keluar maka gadis itu akan hilang darinya.

TOK

TOK

TOK

"Dazai Sama, sarapan anda."

Lamunan Dazai teralih saat mendengar seorang maid memberitahu soal sarapan.

"Hm~"

Maid masih berdiri di samping meja Dazai menunggu Dazai bicara, barang kali ada yg ingin Dazai minta.

"Apa (Name) sudah makan ?"

"Tuan, nona selalu makan tepat waktu. Kami menyediakan makanan yg sehat setiap hari, hanya saja ...."

Dazai melirik ke arah maid, tatapannya memaksa maid berbicara.
"Katakan!"

"Nona sedang demam."

Sendok yg ada di tangannya di jatuhkan begitu saja, Dazai berdiri dan menarik tangan maid perempuan yg berdiri dua langkah darinya.

"Kenapa tidak bilang?!"

Maid itu merintih akibat remasan tangan dari Dazai.
"Nona tdk mau anda tahu."

Begitu saja, Dazai langsung mendorong maid itu dan pergi.

••••

Suara rintihan kesakitan, deru nafas tak beraturan dan wajah pucat seorang gadis yg tengah berbaring di ranjangnya membuat Dazai keheranan.

Saat tangannya menyentuh dahi si gadis, hawa panas langsung menyengat permukaan kulitnya.

"Uuugh! Panas."

Tanpa sadar, (name) menarik tangan dingin milik Dazai membawanya lebih dekat dengannya bahkan Dazai sampai ikut terseret mendekat.

*DAZAI POV*

Dia benar benar sakit, demamnya sanggat tinggi, kalau dilihat dari sudut sedekat ini dia memang sanggat cantik.
Lihat wajah kemerahannya, benar benar indah.

"Dazai Samaa~"

Astaga dia memanggilku.

"Tenanglah, ak ada di sini."

*DAZAI END POV*

(Name) terus menggenggam tangan Dazai tanpa disadari olehnya.
Karena terlalu lama, Dazai memutuskan untuk merebahkan diri di sisi (name). Membawa gadis itu dalam pelukannya.

"Oyasumi~"

.

















.
Bersambung ....

My baby | Dazai X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang