18

573 51 41
                                    

Tidur damai (name), terganggu oleh suara suara asing. Dia membuka mata dan mendapati Dazai yg sedang duduk sambil membalut tangannya.

"Ohayou my baby." Sapanya tanpa mengalihkan pandangan dari tangannya.

(Name) melihat ada banyak luka segar di tangan kanannya yg belum tertutup perban. Dazai membalut asal luka ditangannya tanpa mengoles obat luka.

"Dazai Sama, biar ak yg membalut lukamu." (Name) bergegas menuju ke arah Dazai, gadis itu hanya risih melihat Dazai yg tdk memperhatikan lukanya.

Dazai tertawa ringan menanggapi (name).
"Kau masih bayi, mana mungkin kau tahu cara membalut luka sayang. Duduklah dan makan sarapan mu." Kata Dazai sembari mengusap kepala (name).

"Aku sudah 20th kenapa masih dianggap anak anak ?!" Protes (name).

"20 = 02 bagi ku." Dazai tertawa sambil bicara.

Cairan alkohol dan obat merah tdk membuat Dazai berekspresi, pria itu hanya menatap ke arah (name). Dia jadi ingat saat gadis itu masih kecil, dia akan menangis di sampingnya saat jatuh dan berdarah.

"Ternyata obat itu sanggat bagus.."

••••

(Name) memang sudah biasa berdiam diri, tp kali ini dia merasa tdk nyaman sendirian sebab tak ada suara apapun di sini seolah ia berada di ruang hampa.

TOK

TOK

TOK

"DAZAI SAMA, APA KAU DI SANA ?" Teriak (name).
Berkali kali (name) memanggil namun tak ada jawaban dari luar.

"Sepi." (Name) memutuskan untuk duduk di lantai dn memeluk boneka kelincinya.

Hening membuat pikirannya tak beraturan, (name) mengingat banyak hal sejak ia kecil sampai hari ini.

"Siapa ayah dan ibu ku ?"

"Bagaimana bisa Dazai Sama merawat ku?"

Banyak pertanyaan yg memenuhi benaknya.

"AAAAAAAA----"

"Shhhht!!"

(Name) terkejut bukan main saat Dazai tiba tina menepuk bahunya.

"Melamunkan apa ?" Tanya Dazai.

"Tidak."

"Aku dengar kau berteriak tp maaf ya tadi ak sedang melakukan sesuatu. Ada apa, apa kau butuh sesuatu sayang ?" Tanya Dazai.

"Ruangan ini sanggat sunyi ak takut." Adu (name).

"Haa~ dasar bayi kecil." Dazai mencubit kedua pipi (name). "Katakan saja jika kau kesepian tanpa aku." Lanjutnya sembari tertawa.

"Dazai Sama mengurungku tanpa memberi penjelasan, lalu ak ditinggal sendirian di sini wajar kan jika ak takut." Bebel (name).
"Apa aku boleh keluar ?" Tanya (name).

Dazai menatap lama wajah gadis yg duduk di hadapannya, dia mengikis jarak dan berbisik.
"Dunia tdk aman untuk mu, hanya ak satu satunya yg bisa menjagamu."

(Name) hanya bisa diam menahan kecewa, ia ingin bebas dari Dazai. Karena kesal dan sakit hati (name) hanya bisa menangis dalam pelukan Dazai.

"Bebaskan aku, Dazai Sama." Pinta (name) namun tak direspon oleh Dazai, hal itu membuat (name) memohon kembali padanya.

"D--- Uppu hmmm mmmmm!!!"

Dazai membekap paksa mulut dn hidung (name) membuat gadis itu pingsan kembali dalam pelukannya.

"Maaf sayang, kali ini mungkin sampai besok siang."

Dazai membelai wajah lelap (name), sesekali ia mengecup pipinya.
"Kawai~"

Dazai juga mencuri pandang pada lekuk tubuh (name), dia mengakui bahwa tubuh (name) sempurna.
"Junior~ tenanglah kita akan dapat bagian lain kali."

.














.
Bersambung...

My baby | Dazai X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang