(1)

531 35 18
                                    

Hujan baru saja usai mengguyur Yokohama, jalan kembali ramai trotoar kembali dipenuhi pejalan kaki.
Seorang gadis berjalan terburu buru di trotoar dan seorang pria surai darkbrown berjalan santai di trotoar.

Menit terasa melambat detik pun mengikuti bahkan kau bisa mendengar detak waktu, dua orang itu berpapasan di jalan yg sama di atas trotoar yg sama. Kilatan kilatan buram berputar kembali, suara asing mengisi kepala namun keduanya tetap berjalan dalam kebingungan.

"Apa itu tadi?"

Ak terpaku mencoba mengingat kembali yg baru saja terjadi, kepalaku tertoleh kebelakang hanya punggung bercoat coklat susu yg ku lihat.

"Apa yg barusan ya? Aneh!"

Ak kembali berlari mengabaikan apa yg ku rasakan barusan.

Di sisi lain, Dazai hanya menoleh ringan ke arah gadis yg baru saja berlari menjauh darinya.

"Bayi kecil~"

••••

"Ayah belum pulang ?"

Terpaksa ak duduk di tangga luar rumah, berusaha menghubungi ayah.

"Hallo~"

"Ayah ke mana?"

"Maaf, ak ada di kantor ak lupa tdk menitipkan kunci rumah. Kau sebaiknya menunggu di rumah Bibi Miyoko."

"Bibi pergi bersama paman sekitar 2 menit yg lalu ayah."

"Haah~ kalau begitu pergilah bermain!"

"Capek!!!!"

"Datanglah dan ambil kuncinya."

"Ayah yakin ???"

"Tdk ada pilihan."

Sejujurnya ak tercengang mendengar ayah menyuruhku ke kantor, tetapi hari nampaknya akan kembali hujan. Dengan ragu ak pergi menuju kantor ADA.

Tiba di sana, Yosano Sensei langsung menanyaiku macam macam dan bodohnya ak kenapa ak tdk terfikir meneleponnya.

"Sudah terlanjur, lagi pula hujan. Ayo!"
Yosano Sensei menuntunku masuk ke kantor ADA.

"JANGAN MALAS MALASAN DAZAI!!!"

Pekikan seseorang mengejutkan ku dan saat suara itu menyebut 'Dazai', perasaan yg tadi ku rasakan kembali muncul. Kilatan buram memenuhi kepalaku lagi, seolah nama itu mempengaruhi jiwa ku.

"Ah~ (Name), ini kuncinya."

Tanpa sadar ak telah tiba di kantor ayah, ak duduk di sama dengan linglung.

"Sachou di luar sedang hujan, sebaiknya (name) tinggal sejenak di sini."

Cklek

Saat mendengar pintu terbuka, ak terperanjat dan menatap ke arah pintu. Sosok yg berpapasan dengan ku tadi kini muncul lagi, ak bisa melihat Shota Face miliknya tp kurasa dia lbh tua dariku. Pria itu tersenyum sampai kedua matanya tertutup mengukir sabit di wajah shotanya.

"Sachou tenang saja, ak akan jaga rahasia."
Fukuzawa yg semula tegang kini berangsur  tenang.

"Ada apa Dazai ?"

Nama itu lagi lagi membuat ku diselimuti perasaan aneh, ak kembali mengingat kilatan kilatan buram yg membuat kepalaku sakit. Hidungku berdarah dn ak hanya melihat buram ayah yg sepertinya memanggilku.

••••

"Aku ingin bersama  mu ... "

"Istriku ..."

"Adik kecil ..."

"Sayang ..."

"Bayi kecil ..."

Entah mimpi apa yg datang padaku, ak merasa begitu gelisah dadaku sesak seperti banyak video yg diputar bersama.

"HENTIIIKAAAN!!!!!!"

Ak bangkit sembari menjerit, yg kulihat nyatanya ak ada di kamar ku di sampingku ada Yosano Sensei, Ranpo San dan juga ayah.
Ak seperti habis berlari jauh saja, ak terengah engah bahkan ak sampai berkeringat.

"Ada apa (name) ?"

Yang bisa ku sampaikan hanya bingung, sebab ak tak tahu harus menjelaskan apa. Mimpi itu dan siluwet seseorang sepertinya ak sanggat mengenalnya.
Siluet itu begitu familiar bagi ku, rasanya bukan sekedar mengenal tp ada ikatan batin yg sanggat kuat.

"Katakan ada apa ?"

"Tidak ada ayah, hanya mimpi dikejar anjing." Bohong ku.

••••

Setelah mimpi buruk itu, banyak buku yg kubaca tetapi tak menjelaskan apa apa. Memang semua hal tdk ada di buku tapi setidaknya ada satu kemungkinan.

"Mimpi itu dan siluwet seseorang rasa rasanya sanggat familiar tp siapa ?"

"Hallow nama mu (name) kan ?"

Ak menoleh melihat sosok gadis seusiaku dengan warna mata pink magenta dn rambut hitam panjang tengah menyapaku. Jgn lupakan pita pink yg menghiasi rambutnya dia seperti anak anak, wajahnya begitu loli di mataku.

"Benar, darimana kau tau ak ?"

"Namaku Aina, kita satu kelas loh kau tdk ingat ya ?"

Ak mengerjap beberapa kali, berusaha mengingat memori yg hilang.
Sial! Sepertinya ak pikun.

"Tidak."

Gadis itu duduk di sisiku sambil tersenyum halus, ia membuka laptopnya dan meminum ramone yg ia bawa.

"Ak duduk di belakang mu, yg memakai kacamata dan pita pink." Jelasnya.

Ak kembali melirik ke atas berusaha mengingat.
"OHHHH! Kau yg menawariku permen karet ya ?"

"Benar sekali~"

"Maafkan ak, ak lupa."
Dia tertawa pada ku dan melanjutkan kegiatannya mengetik di laptopnya.

"Apa yg sedang kau baca, (name) chan?" Tanyanya.

"Em, hanya membaca buku." Jawabku ringan.

Aina melirik ke arah buku ku dan tersenyum, ia lalu menyerahkan buku yg masih baru pada ku.

"Reinkarnasi ?" Gumam ku heran.

"Itu adalah buku dengan genre filsafat, sanggat bagus."

'Filsafat' tentu saja ak suka dn tertarik dengan buku yg kini ada digenggaman ku. Sampul yg sudah membuat ku berfikir benar benar mencerminkan filsafat.

"Terima kasih Aina."

"Sama sama~"

Kedua wanita itu larut dalam dunia mereka tnp mereka sadari seorang pria tengah mengintip dari balik rak buku, dia tersenyum lega bagaikan ayah yg lega melihat putrinya bahagia.

.















.
Bersambung ...

My baby | Dazai X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang