8

730 73 11
                                    

"Tolong jangan beritahu Dazai Sama, kalau ak pergi Kakak Aina."

.

.

.

"Ohayou!!! (Name) Chan." Suara melengking dan nyaring khas seorang wanita, terdengar dari kejauhan lorong kampus.

"Ohayou Akane Chan."

Dua orang sahabat saling berpelukan saat mereka bertemu kembali, padahal baru kemarin pagi mereka berjumpa tapi rasanya seperti tak berjumpa selama bertahun tahun lamanya.

"(Name) Chan, kau tahu besok sabtu ada pasar malam. Ayo kita ke sana!"

Senyum (name) langsung luntur kala mendapat ajakan dari Akane.

"Di sana ada Shota, Suhei, Aku dan ...." Akane menunjuk ke arah (name) bermaksud mengajak (name) pergi.

"Ah ayolah (name)! Bilang papa mu untuk mengizinkanmu pergi 1 malam saja." Bujuk Akane.

Benar selama ini Akane hanya tahu soal keluarga palsu yg dibuat (name), bagaimana bisa dia pergi. Jika Dazai tahu habis hidup semua orang nanti.

"Ayolah!" Bujuk Akane.

"Ak akan bicarakan itu pada papa, ayo masuk kelas."

(NAME)'S POV

Bagaimana ini? Apakah aku bisa pergi?
Sampai saat ini, mereka tak tahu apapun tentang ak.

Dazai Sama bisa membunuh mereka jika ak ketahuan.
Dazai Sama sanggat berbahaya untuk ku dan untuk mereka.
Dia bisa melakukan apa saja, demi dirinya sendiri.

Kamii-Sama, apa yg harus ak lakukan?

(NAME)' END POV

••••

"TIDAK! (Name), kau sudah terlalu banyak membahayakan diri dengan menyelinap keluar gedung ini. Ak tdk mau ambil resiko, apalagi itu malam hari. Kau tahu mafia bergerak di malam hari."

Sudah sejak 1 jam yg lalu, (name) terus membujuk Aina untuk membantunya kabur agar bisa pergi ke pasar malam.

"Kaka~" Rengek (name).

"TIDAK!!! Air mata mu tak berguna untuk ku kali ini (name). Ini sudah urusan nyawa."

"Cih!"

Suara hentakan kaki milik (name) terus terdengar, nampaknya gadis itu kesal dengan penolakan dari Aina.

"Anak ini, dia bisa membuat sungai darah jika Dazai Sama sampai tahu." Gumam Aina sembari menatap kepergian (name).

(NAME)'S POV

UHHH!!! Kenapa sih hidupku tdk seperti yg lain ?
Enak sekali mereka, diijinkan kemana mana. Sedangkan aku?

Pyaaaar!!!

"Ekghemm!"

Gawat itu, Dazai Sama.

(NAME)'S END POV

Akibat kesal (name) menendang vas bunga dan membuatnya pecah, tentu kecerobohannya juga membuatnya terjebak dalam masalah. Dazai kebetulan saja lewat dan tentu telinga pria itu tdk tuli sampai tdk mendengar suara gaduh.

"Kau kenapa ?" Tanya Dazai dengan wajah datar dan nyaris menyeramkan (?).

"Tidak sengaja menendang vas, gomen Dazai Sama."

Dazai menyunggingkan senyum kaku untuk (name).
"Ikut!"
(Name) hanya dan selalu mengikuti Dazai, ia sudah bagai boneka untuk bos mafia itu.

••••

"Gaun ?!" Seru (name) meski terdengar seperti pertanyaan orang yg keheranan.

"Iya, hari sabtu ak mengadakan pesta. Kau akan memakai itu nanti."
Tanpa aba aba Dazai mencium pipi (name), berbarengan itu senyum (name) luntur dari wajahnya.

Kiamat!

(Name) ingat permintaan Akane tetapi (name) terjebak dan tak bisa pergi. Ia terlalu takut tapi ia juga ingin pergi dengan teman temannya.

"Sepertinya kau tidak senang ?" Buru buru (name) menggeleng untuk mematahkan dugaan dari Dazai.

Pria yg hampir mirip mumi itu mengikis jarak antara mereka menatap tajam meneliti suatu kebohongan yg tercermin pada netra (E/C) milik (name), dia mengusap dagu (name) layaknya kucing
"Kau tau, ak selalu dapatkan apa yg ku inginkan."

"Ehehe, tentu saja ak senang. Ak akan datang ke pesta dan yah Dazai Sama pernah bilang akan mengajariku cara berdansa." Dengan terpaksa (name) tersenyum ceria.

Setelah Dazai pergi, sekujur tubuh (name) langsung lemas mendadak. Gadis itu terduduk di lantai memikirkan bagaimana cara memberitahu teman temannya.

.



















.
Bersambung....

My baby | Dazai X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang