24. Slowmotion (So Junghwan)

301 42 0
                                    

"Master?" Panggil Eunchae kepada orang di depannya yang sedang duduk memainkan ponselnya.

Yang dipanggil menoleh.

"Iya? Eh kamu kenapa?"

"Saya nggak nyangka kita ketemu lagi dengan mengejutkan begitu master"

"Jangan panggil master, panggil nama aja kita seumuran kok" ucap si seseorang tersebut.

"Saya nggak perduli sama tingkatan, kita seumuran kok Chae jadi panggil nama aja" tutur gadis tersebut menepuk kursi disampingnya menyuruh Eunchae duduk. Sesuai perintah Eunchae duduk disampingnya.

"Belom pulang nunggu siapa?"

"Nungguin Niki sama Junghwan rang" Eunchae.

Sarang berfikir sejenak mengingat wajah si pemilik nama yang baru dia temui hari ini.

"Ooo gitu, oh iya terima kasih minumannya ya" ucap Sarang.

Eunchae mengangguk.

"Emm maaf ya Chae nggak bisa nemenin, saya ada shift sore hari ini"

"Iya nggak papa, hati-hati ya"

~~~

"Makasih ya yah, Sarang masuk dulu oiya pah nanti bilangin kak Doy buat nyusul ya yah Sarang males jalan nih pegel badannya" ucap Sarang setelah turun dari mobil ayahnya.

"Iya semangat kerjanya ya"

~~~

"Begini, begini, begini jatuhkan tahan tinju!" Kata pelatih taekwondo baru itu.

"Ikutin saya"

Gadis yang baru sehari jadi pelatih taekwondo tersebut sudah sangat cepat beradaptasi ditambah ketua taekwondo disana mempercayakan kepadanya anak anak kecil untuk dilatih. Karena baginya itu lucu melihat tingkah anak kecil yang selalu mengikuti gerakan dengan sangat semangat.

Dari kejauhan disana terlihat ada dua orang berdiri berdampingan memperhatikan gadis itu.

"Gue pikir bakal jadi partner lo eh malah jadi pelatih lebih tinggi" kata Eunchae.

"Siapa si?" Junghwan

"Loh kok nanya lagi si" Eunchae

"Nggak dengerin kemaren" Junghwan

"Dah ah lain kali makanya lo harus lebih peduli sama lingkungan" kesal Eunchae.

Seseorang berjalan melewati mereka. Junghwan menahannya.

"Dia siapa si won?"

"Kan pelatih baru anaknya grand master yang baru pulang study dari Jerman" jelas Jungwon.

"Gue pikir anaknya grand master cuma kak Doyoung" Junghwan.

~~~

Tujuh bulan berlalu sekarang pusat latihan taekwondo tersebut sedang melaksanakan bersih bersih karena lusa tempat ini akan dijadikan tuan rumah lomba taekwondo.

Beberapa orang membersih kan dan memindahkan barang-barang termasuk Sarang yang menjunjungi balok balok yang digunakan untuk latihan tadi sambil mengawasi adik adik kecil yang belum di jemput itu.

Sedangkan grand master sedang melatih anak Didik nya yang akan dilombakan lusa.

"Sini master eunseo bantu" kata gadis cilik anak didiknya.

"Engga papa kok ini berat nanti jatoh kena kaki kamu" Sarang.

Gadis itu mengangguk dan mengintili Sarang.

"Seo duduk aja capek nanti kamu ngintilin master" ucap Jungwon.

"Da mau mau ikut master cantik"

Sarang baru selesai, dia duduk di dekat Jungwon dan Yohan diikuti Eunseo.

"Eunseo belom dijemput?" Yohan.

"Belom, ini mau ngehubungin mamanya takut lupa" Sarang.

"Gue anter aja deh, yuk"ajak Yohan.

"Aku ikut ya kak Yohan" Sarang.

~~~

H-1 acara lomba hari ini gladi bersih untuk anak didik yang akan dilombakan jadi hari ini taekwondo diliburkan.

Eunchae mendadak bagi-bagi kopi bersama Niki.

"Ini spesial buat Sarang, nggak manis manis" Eunchae memberika satu cup.

Semua sedang duduk mengumpul setelah doa bersama tadi, grand master harus pergi rapat dengan beberapa pelatih dari cabang lain.

"Tumben ni kena sawan apa lo Chae" tanya Jungwon.

"Kalian belom tau?" Tanya Yoshi.

"Apa kak?" Junghwan.

"Lo juga?" Yoshi.

Yoshi geleng-geleng.

"Huss kak Yoshi diem, ini baru mau ngomong" Eunchae.

Semuanya diam.

"Semuanya ini pajak jadian dari gue sama Niki" Eunchae.

"Bercanda lo Chae" Junghwan. Pemuda itu lanjut bermain ponselnya.

"Ih bener wan seriusan, kita udah pacaran satu Minggu ya kan Ki?" Eunchae.

Niki mengangguk.

Junghwan memasukkan ponselnya ke dalam tas dan mengambil baju latihannya kembali dengan ekspresi yang tidak bisa di artikan oleh orang-orang disana kecuali Jungwon dan Sarang.

"Kalo gitu selamat ya, gue mau latihan lagi kalian pulang aja dulu"

Junghwan melangkah pergi menuju ruang ganti, disaat itu dia berpapasan dengan Doyoung.

"Hai Junghwan, makan yuk nih gue bawa banyak makanan" Doyoung.

"Engga dulu kak nggak laper" kwta Junghwan melanjutkan jalannya.

Doyoung menatap kepergian Junghwan, aneh biasanya dia paling semangat soal makanan begini.

Doyoung melangkah menghampiri gerombolan anak-anak taekwondo tadi.

"Hai semuanya, gue nyomot adek gue dulu ya" ucap Doyoung.

~~~

Hari sudah larut, semua orang di pusat pelatihan sudah membubarkan diri.

Doyoung dan Sarang hendak pulang karena baru saja selesai membantu pekerjaan ayahnya yang tadi siang rapat pengurus cabang. Tadi siang Doyoung datang membawa makanan untuk adiknya itu sekalian main eh taunya malah disuruh beres-beres ruangan ayahnya juga.

"Dek, udah kan?"

"Udah kak, tapi kayaknya lampu ruang tengah belom mati deh, ade cek dulu ya" kata Sarang berlalu.

"Kaka tunggu diparkiran ya"

Sarang berjalan menuju ruangan yang masih terpapar cahaya tersebut, baru berada di depan pintu Sarang mendengar aktivitas didalam sana.

"Siapa?" Pikir Sarang.

Sarang menintip dengan membuka sedikit pintunya, disana ada pemuda dengan masih memakai baju latihannya sedang menghajar sasak dengan kekuatan penuhnya. Terlihat jelas pemuda itu berkeringat dan kelelahan namun dia enggan meninggalkan sasak tinju tersebut.

Gadis itu memutuskan masuk.

"Udah malem, sebaiknya kamu pulang lagipun saya mau mengunci pintu"

Pemuda di depannya berhenti, diam ditempat tak menoleh sama sekali kemudian melanjutkan aktifitas nya lagi.

"Simpan tenaga kamu buat pertandingan besok, tenangin hati kamu"

Gadis itu terus berbicara tanpa peduli pemuda itu yang mengabaikannya.

"Saya mau mengingatkan ayah saya besok ulang tahun, saya minta hadiah dari murid kesayangan untuk membawa piala esok"

"Dan satu lagi, jangan bawa masalah pribadi kamu besok atau kamu akan di diskualifikasi"

"Saya permisi, kakak saya menunggu diparkiran tolong jangan lupa matikan lampunya kuncinya saya letakkan disini kamu bisa memberikan kepada saya nanti diparkiran saya dan kakak saya akan menunggu kamu selesai, Permisi" gadis itu melangkah meninggalkan pemuda di depannya yang masih berdiri diam tanpa minat beranjak se incipun.

~~~



treasure And Love [Treasure Imagine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang