Lisa masuk ke kamar putranya setelah meminta izin dari si pemilik kamar.
"Haruto kamu sibuk?"
"Engga ma, kenapa?"
"Mama mau deep talk boleh?"
Tumben, apa Haruto berbuat salah?
Lisa duduk di tepi kasur king size milik putra semata wayangnya. Menatap seisi kamar dengan teliti seolah gambaran masa lalu terputar disetiap sisi kamar.
"Anak mama udah besar ya"
"Sayang, kamu punya pacar?"
Haruto mengangguk.
"Kenapa mah?"
"Engga papa, jadi bener anak mama udah besar"
"Sayang, mama mau ngasih tau kamu sesuatu"
Haruto duduk menunggu kelanjutannya. Apakah ternyata Haruto bukan anak dari mama Lisa? Atau ternyata Haruto itu anak yang mereka temukan dipinggir jalan dihujan badai? Haruto menggeleng semoga tidak semuanya.
"Nak, mama papa tidak tau kedepannya akan gimana tapi kami harap kamu jadi anak yang bisa diandalkan dan bertanggung jawab"
"Kamu tau? Bertahun-tahun sebelum mama sama papa kamu menikah kita berdua sudah memikirkan masa depan kami kedepannya"
"Bagaimana memenuhi kebutuhan anak kami nantinya"
"Untungnya kami bertemu, papa kamu yang serba punya dan mama yang syukurnya juga sudah punya pegangan"
"Setelah kami menikah, kami juga memikirkan masa depan kamu sayang"
"Bagaimana kalau nanti kami tiada diusia kamu yang belom bisa bertahan sendirian"
Mama Lisa menjeda.
"Kami tetap bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan kamu sekarang dan kedepannya"
"Kamu sudah besar, saat nya untuk tahu"
"Selama ini kami juga menyisihkan 60% dari uang jajan kamu untuk kamu kedepannya"
"Uang itu ada di rekening terpisah tapi... Belum mama kasih ke kamu sekarang karena itu investasi kamu kedepannya"
"Mama dan papa nggak mau kamu ngotak ngatik uang disana, mama cuma memberi tahu"
"Mama harap kamu juga bisa berfikir sama seperti ayah kamu"
"Dan satu lagi, mama juga tau kamu minjem uang Sarang 200 juta itu sebabnya mama ngasih wejangan ini ke kamu"
"Sayang, mama nggak tau uang itu kamu pakai untuk apa tapi mama minta kedepannya kamu harus bisa mengatur keuangan kamu sendiri"
"Kamu paham kan sayang?"
Haruto sedari tadi menyimak tanpa tahu maksud dari mamanya. Jadi hanya mengangguk mengiyakan daripada mengulang mendengarkan penjelasan Lisa. Pokoknya yang Haruto tangkap adalah Haruto punya tabungan yang belom bisa dia miliki sekarang.
"Oiya tadi kamu bilang punya pacar? Siapa kok nggak dikenalin si ke mama papa?"
~~~
"Selamat pagi non Sarang!!" Ucap pak Slamet dengan penuh semangat.
Sarang terkekeh.
"Pagi pak, jangan lupa nyarap ya pak Sarang berangkat dulu"
"Non hadiahnya, Terimakasih banyak ya non"
Sarang mengangguk, dan masuk kedalam mobil nya yang sudah dibukakan oleh pak Slamet.
"Siap non hati-hati dijalan"
Sarang melambaikan tangannya dari dalam Buddy.
~~~
"Ya udah si bawa aja ke rumah" usul Sarang.
"Nah itu masalahnya, dia nggak mau" Haruto.
"Dikasih lampu ijo kok nggak mau si" Sarang.
Keduanya ada di dalam kelas, pelajaran belum dimulai sejak tadi entah kemana gurunya.
"Eh rang, ada satu lagi yang mau gue kasih tau"
"Apa?"
Tanya Sarang sambil menggoreskan pencil di selembar kertas membentuk sesuatu yang akan ia jadikan uang nantinya."Gue dibuatin tabungan selama ini tau"
"Oh bagus lah kalo gitu"
"Nggak nyangka nyokap bokap gue perhatian banget"
Sarang meletakkan pensilnya dan duduk menyamping menghadap pemuda tersebut.
"Lo nya aja yang diperhatiin nggak pernah sadar!! Trus fasilitas lo selama ini lo anggep apa? Formalitas?"
~~~
"SARANG!!!" Panggil Jeongwoo dari kejauhan. Pemuda itu segera mendatangi tetangga sekaligus merangkap jadi sahabat nya.
"Gue tebak bakal ngasih kabar yang ngagetin, liat aja mukanya" Minji.
"Apa woo? Bisa nggak jangan teriak? Nganggu yang lain tau" omel Sarang.
"Ah bodo, lo..lo..lo keren banget rang gue harus berguru si" ucap Jeongwoo.
"Kan kan kan, pasti gambar desain nya laku lagi" Minji.
Haruto menyimak sambil makan siomay, acara curhatnya terpotong karena kehadiran Minji dan Jungwon.
"Laku berapa woo kali ini?" Jungwon.
"Gila lo! Kaya nggak bilang bilang!" Omel Jeongwoo lagi.
"Bisa to the point gak woo? Gue juga kepo ini!?" Kata Minji ngegas.
"Kata nyokap gue, kemaren dua deal 135, dan yang terbaru laku satu tapi fantastis banget harganya"
"Model desain yang baru ditaksir 200 rang!!!!!!"
"WHAT??" Minji dan Jungwon menggebrak meja tanpa sadar.
"Jadi 335? Anjay mau sungkem gue ke Sarang!!" Minji.
"Beneran nikah sama gue deh rang"
Sarang terkekeh.
"Kalian ngomongin apa si?" Tanya Haruto.
"Lo nggak paham?" Jungwon
"Jangan bilang lo nggak tau Sarang itu desainer ya to?"
"Gue tau kok, emang kenapa?"
"Lo tau pendapatan Sarang?" Jungwon
"5 juta? 7 juta?" Haruto.
"Anjir ini bocah kebanyakan bucin ampe oon" Minji.
"Kenapa si? Salah ya? Oke naikin dikit 10?"
"Makin ngawur, lo tau penghasilannya bulan ini? Eh engga minggu ini aja!?" Jeongwoo.
"Mana gue tau lah anjir"
"Sahabat macem apa lo, katanya sahabat dari masih jadi Zigot" Jungwon julid.
"Oke gue balik nanya, emang berapa?"
"Minggu ini atau bulan ini nih?" Minji
Sarang menyimak, asik sekali. Sesekali menyomot kubis di piring Haruto.
"Minggu ini dulu"
"335" Jeongwoo
"Tiga ratus tiga puluh lima ribu?" Haruto.
"Juta"Jeongwoo
"Ngaco lo, bulan ini?" Tanya Haruto lagi.
"627. Juta." Lanjut Minji menekankan.
Haruto menoleh, menatap gadis yang masih asik nyomot siomaynya.
"Bener?"
Sarang hanya mengangguk saja, memang dia harus apa kayang?
![](https://img.wattpad.com/cover/320985888-288-k884084.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
treasure And Love [Treasure Imagine]
RomanceKumpulan haluan sama member treasure.