25. Slowmotion (So Junghwan)

248 40 0
                                    

"kalo begini nanti Junghwan bisa di diskualifikasi Han" Yoshi.

"Junghwan kenapa deh nggak kayak biasanya" Yohan.

Beneran nekat ternyata batin Sarang.

"Apa terjadi sesuatu kemaren pas ayah tinggal?" Tanya Tuan Kim.

"Nanti Sarang cerita in yah, sekarang pengalihan waktu Sarang pergi dulu"

Gadis itu pergi meninggalkan tempat tim mereka berada, menuju ke tempat dimana pemuda yang baru saja bertanding istirahat untuk ke ronde berikutnya setelah baru saja dapat kartu peringatan.

"Kamu beneran nekat ternyata" ucap si gadis begitu masuk ke sana.

"Saran saya lebih baik menyerah daripada membuat ayah saya kecewa, saya minta ke kamu tolong singkirkan masalah pribadi kamu dulu"

Baru saja hendak melanjutkan kalimatnya ucapan Sarang terpotong dengan kehadiran Eunchae dan Niki dengan baju yang sama.

"Wan lo kenapa si?"Eunchae.

"Baru pertama kali lo dapet peringatan gini loh"

Sarang memilih mengundurkan diri dari sana, sedangkan Junghwan menatap kepergian gadis itu dengan tatapan kesalnya.

"Wan kalo punya masalah pribadi lo jangan bawa ke organisasi, lo kan punya kita buat cerita" ujar Niki.

~~~

Acara berakhir, syukurlah tuan rumah menang dengan membawa 4 mendali emas dari 7 pertandingan.

"Tumben nggak dimakan cuma di aduk-aduk doang makanannya wan"

"Em maaf grand master, saya sudah kenyang" Junghwan.

"Kenyang, makan apa lo makan bogeman lawan" Eunchae.

Sekarang para atlet sedang makan bersama untuk merayakan kemenangan mereka di sebuah restoran terdekat milik keluarga Kim.

Sarang sang Doyoung selaku anak pemilik resto dan anak pengurus cabang taekwondo yang sedang pesta memilih membantu di dapur.

"Setiap menang pasti makan-makan gini mah?" Tanya Sarang.

Jisoo mengangguk.

"Kak anterin ini ke meja no 6 ya" kata Mama Jisoo.

~~~

Dua bulan berlalu, sekarang pusat olahy taekwondo Keluarga Kim sedang melaksanakan adu pemampuan untuk melihat seberapa jauh anak didik mereka menerima ilmu atau menaikkan level.

Tentu hanya untuk pelatih yang dewasa bukan untuk anak-anak kecil seperti Eunseo dan Rowon.

"Wih Eunchae hebat" ucap Doyoung baru datang.

Eunchae berhasil mengalahkan Junghwan sahabatnya sekaligus murid yang selalu memenangkan pertandingan.

"Bukan Eunchae yang hebat, tapi Junghwan yang lemah" Sarang.

"Tenaga Eunchae sama Junghwan gedean Junghwan? Soalnya dari dulu Junghwan kalah terus sama Eunchae" Jaemin.

Mereka pelatih atas jadi hanya kebagian menonton saja.

"Maksudnya?" Yohan.

"Kakak nggak bisa baca pola nya?" Ucap Sarang menoleh ke Yohan yang ada di samping kanan ayahnya.

"Saya setuju dia masih lemah karena melibatkan hati, belom bisa mengontrol diri sendiri" lanjut grand master.

"Ternyata kamu mengamati sekali ya"

Peluit tanda pertandingan berakhir dibunyikan. Eunchae mengulurkan tangannya untuk membangkitkan Junghwan yang terkapar.

"Ada yang mau bertanding lagi?" Kata Yoshi yang menjadi Wasit.

"Saya!!"

Semua mata tertuju ke sumber suara. Eunchae tersenyum sedangkan Junghwan menatap tidak suka pada si penantang.

"Grand master, ijinkan saya turun ke arena"

Setelah mendapat ijin si penantang mulai memasuki arena tanding.

"Baik, pertandingan kali ini yaitu pertandingan putri terbaik Eunchae dan Master Sarang" kata Yoshi.

"Maaf, bukankah ini nggak adil pelatih tingkat tiga melawan pelatih tingkat satu?" Ucap Junghwan.

"Kenapa? Saya juga melatih Eunchae saya cuma mau tau kemampuan anak didik saya" jelas Si penantang.

"Apa Eunchae keberatan" tanya Yoshi.

"Tidak, saya menantikan saat ini saya senang jika yang menguji kemampuan saya adalah pelatih saya langsung" kata Eunchae.

"Bagaimana pelatih Junghwan?"

Junghwan mengalah, dia khawatir Eunchae terluka saja karena lawannya bukan main-main yaitu pelatih tingkat tiga yang juga menjadi master kebanggaan sekarang.

"Baik kalau begitu pertandingan anak didik melawan master pelatih tingkat tiga yaitu Hong Eunchae melawan Kim Sarang di.mulai"

~~~

"Sarang?" Panggil Eunchae.

Eunchae mendekat menyerahkan minuman bermerk sama seperti saat keduanya kembali bertemu untuk kedua kalinya.

"Tolong kasih penilaian buat kemampuan ku tadi" kata Eunchae.

"Mau tau?" Ledek Sarang kemudian meminum minumannya.

Niki datang menghampiri mereka bersama Jungwon dan Junghwan.

"Iya, aku mau tau pendapat kamu tentang kekalahan anak muridnya" Eunchae.

"Kamu hebat, kamu udah berusaha, kamu bukan mengalah karena aku pelatih kamu" lanjut Sarang melirik Junghwan.

"Kamu pandai mengendalikan diri dan kamu juga pandai membaca kondisi"

"Kamu hebat karena tidak bertarung menggunakan hati"

Semuanya bingung, kecuali satu orang yang paham maksud ucapan gadis itu.

"Hati itu memang sumber segalanya termasuk kehancuran, tapi aku liat kamu nggak mau hancur karena hati kamu jadi kamu sudah berusaha kuat apalagi kamu tunjukan saat bertanding dengan Junghwan yang notabenenya sahabat kamu, kamu nggak ngalah hanya karena dia sahabat kamu, tapi kamu bener-bener nganggep Junghwan musuh, saya senang kamu memahami materi saya dengan baik." jelas Sarang supaya yang lainnya mengerti.

"Jujur gue iri sama Eunchae sama Jungwon apalagi sama Rowon sama Eunseo yang dilatih sama master Sarang" kata Niki.

"Dilatih sama Master Yohan diomelin mulu" lanjutnya.

"Ups saya denger"

Ucap Yohan datang bersama Doyoung dan Yoshi.

"Dek ayo pulang ditunggu mama resto rame katanya"

~~~

Keluarga besar Kim sedang berkumpul di ruang keluarga menyaksikan acara Tv entahlah apa itu yang jelas hanya Doyoung dan papa yang tahu.

"Mah pah besok Sarang free ya mau main sama Danielle, tapi besok ke ruangan papa dulu mau ngambil laporan keuangan toko buat di besok di laporin ke kakek"

"Iya, tumben kamu lagi nggak ke toko? Nggak ada yang ijin cuti?" Tanya mama.

"Engga mah, malahan ada dua yang baru masuk jadi enakan dikit nggak kaya dulu" Kata Sarang.

"Keren adek gue, serba bisa multitalent" kata Doyoung.

"Adek cuma ngebantu abang ya, makanya cepetan sarjana biar tuh toko abang yang ngurus" Sarang.

"Doain aja dek"

Usut punya usut toko itu adalah milik dari kakek Sarang dan Doyoung yang diurus oleh Sarang atas permintaan kakeknya. Karena Sarang yang sedari dulu membantu nenek mengurus toko tersebut dengan ilmu langsung dari nenek, setelah nenek meninggal kakek kewalahan mengurus toko sendiri jadi beliau memutuskan memberikan toko itu kepada Sarang namun Sarang menolak katanya tidak mau capek-capek ngurus toko akhirnya Sarang lempar ke Doyoung. Tapi Doyoung tidak punya ilmu apa-apa dalam dunia perbisnisan apalagi diusia muda akhirnya Sarang pegang sementara setelah Doyoung sarjana nanti akan resmi diberikan kepada Doyoung. Jadi toko masih milik kakek hanya saja pengelolanya yang beda tangan. Kakek hanya terima laporan dari Sarang saja.


treasure And Love [Treasure Imagine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang