26. Slowmotion (So Junghwan)

249 44 0
                                    

Yoshi masuk bersama seseorang dibelakangnya memakai pakaian yang sangat feminim. Yoshi menunjukkan arah ke gadis berambut panjang sepinggang dengan pita berbentuk hati terpasang rapi. Gadis itu menunduk berterima kasih lalu meninggalkan Yoshi. Yoshi melangkah menuju teman-teman lainnya yang sedari tadi mengawasi ditempat mereka.

"Siapa Yosh?" Yohan.

"Nggak tau, nyariin ruangannya grand master" kata Yoshi.

"Mau daftar kali hehe mana cantik" Jaemin.

Pintu ditutup, Sarang berjalan dengan laporan ditangannya mau meninggalkan ruangan tersebut.

"Sarang!"

Yang dipanggil melihat kearah depan dengan seksama, mereka tersenyum.

"Hai kok disini el?" Tanya Sarang.

"Iya, males nunggu di luar mau jalan-jalan keliling juga"

"Ya udah yuk"

Mereka berjalan beriringan hingga melewati kumpulan anak-anak pelatihan taekwondo.

"Saya pamit ya, semangat kalian" kata Sarang kemudian pergi meninggalkan mereka.

~~~

Hari mulai larut tapi kedua sahabat tersebut belum menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka akan pulang. Akhirnya mereka menuju ke sebuah bioskop tempat terakhir yang akan mereka jadikan penutup untuk pertemuan hari ini

"Lo ngantri tiket, gue yang beli pop Corn ya" kata Sarang diangguki Danielle.

Saat sedang mengantri pop corn tiba-tiba dari arah belakangnya terdengar suara orang teriak kecopetan.

Dengan refleks Sarang meninggalkan antriannya dan berlari mengejar si pencopet, hadeuh lagi-lagi urusannya sama copet.

Terjadi aksi kejar-kejaran antara Sarang dan si pencopet hingga keluar area bioskop dan menerobos keramaian.

Seorang pemuda yang baru saja tiba ditempat makan pinggir jalan sedang mengantri membeli makanan pengganjal perutnya. Biasanya dia pulang bersama dua sahabatnya tapi belakangan ini dia memilih untuk menyendiri karena alasan tertentu.

Sayup-sayup terdengar suara keributan dari arah datangnya pemuda tersebut. Dia mengamati hingga menangkap sesuatu bahwa seorang laki-laki berlari membawa tas perempuan ditangannya dengan seorang perempuan yang belom jelas wajahnya itu dibelakangnya. Terjadi pencopetan lagi batin Junghwan.

Semakin dekat Junghwan semakin siap untuk menghadang pelaku tersebut.

Bugh.
Tas ransel melayang tepat mengenai pencopet tersebut. Membuat si pencopet jatuh ke samping.

Junghwan berlari mendekat, namun sepertinya copet kali ini bukan copet biasa. Dia dibekali ilmu bela diri juga sama seperti Junghwan. Buktinya sekarang dia sudah berdiri memasang ancang-ancang hendak menyerang dengan berani.

Sarang baru sampai, memilih mengamankan tas ibu yang dicopet dan menyerahkan kepada pemilik kedai makanan yang malah menonton aksi didepan sana.

Junghwan hampir saja terkena pukulan jika saja Sarang tidak menahan si pencopet. Terjadi one by two disana, Sarang menyerang duluan. Seseorang memanggil keamanan dan kembali mengamati adegan kelahi di depannya.

Tujuan Sarang saat ini adalah menyerang titik lemah pencopet tersebut, dia butuh melemahkan kaki si pencopet.

Kena.

Tapi sayang, pencopet ternyata membawa anak buah yang tiba-tiba saja datang. Mereka hampir menyerang Sarang kalau saja Junghwan tidak segera menarik gadis itu.

Sekarang four by two.

Baik Junghwan dan Sarang tidak ada yang berniat mengalah malah semakin gencar apalagi si ibu pemilik tas datang malah memanas-manasi keadaan dengan dukungan untuk menghabisi si pencopet.

Aksi baku hantam terjadi lagi saat si pencopet pertama menyuruh anak buahnya untuk menyerang bersamaan.

Bak film action Junghwan dan Sarang bertarung dengan baik, entah datang darimana keduanya otomatis bekerja sama saling melindungi satu sama lain.

"Sarang lo nggak papa?" Tanya Junghwan.

"Nggak papa, fokus aja jangan peduliin gue"

"Inget, jangan pake hati kalo lagi tarung atau lo akan lengah dan kalah" lanjut Sarang kemudian menyerang si gondrong.

Junghwan mencerna, benar harusnya Junghwan tak peduli dengan gadis itu karena harusnya dia berfikir bahwa Sarang bisa menjaga dirinya sendiri itu yang dia dapat kan dari grand master.

Junghwan kembali menyerang.

"Ini keamanan mana siii" kata orang yang menonton.

Empat pencopet mulai kelelahan begitu juga Sarang dan Junghwan. Karena benar-benar merasa terancam salah satu pencopet tersebut mengeluarkan pisau lipat dari saku jaketnya.

Sarang dan Junghwan terkejut, sedangkan si pencopet tersenyum penuh kemenangan.

"Bener-bener nih ya" kata Sarang.

"Hati-hati ini lebih bahaya kita nggak punya senjata" Junghwan.

Si pencopet kembali menghajar mereka, Sarang dan Junghwan menghindar. Sayang Sarang menghindar di sisi yang salah membuatnya harus terkena tendangan diperutnya dan kembali mundur yang menyebabkan lengannya tergores pisau si pencopet.

"Ahhhhhhh" ringis Sarang.

Junghwan mendekat Lengan gadis tersebut mengeluarkan darah.

Baru saja Junghwan hendak menghajar polisi datang.

"Jangan bergerak!!!" Kata polisi sambil menodongkan pistol.

Junghwan dan Sarang ikut mengangkat tangan, hendak ikut di borgol namun pemilik tas datang menghadang si polisi meminta untuk kedua remaja tersebut tidak dibawa ke rumah sakit dengan kesaksian para penonton. Polisi mengalah.

Sarang dan Junghwan duduk di tempat tongkrongan jajanan pinggir jalan yang hendak Junghwan beli tadi.

Suasana kembali kondusif, didepan mereka ada makanan dan minuman gratis dari pemilik warung katanya hadiah karena sudah membantu orang dan menahan si pencopet sampai polisi datang. Dan ibu-ibu yang dicopet pergi ikut ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

"Temen lo mana? Udah jalan ke sini kan" kata Junghwan sembari mengobati Lengan Sarang.

"Iya, aduh pelan napa si" kata Sarang.

Danielle datang setelah beberapa saat.

"Ya ampun rang, lo nekat banget si untung aja gue nanya ke orang-orang tadi..." Omel Danielle terputus.

"Hust diem el" Sarang melirik ke arah Junghwan.

"Oh sorry gue panik banget soalnya tadi lo pamit beli pop corn nggak balik-balik taunya ngejar copet"

"Emm makasih ya udah mau nolongin temen laknat saya, mas...?" kata Danielle.

"Junghwan, nama saya Junghwan. sama-sama" ucap Junghwan yang masih membalutkan perban dilengan Sarang.

Danielle mendelik menatap Sarang dengan raut kagetnya.

"Jadi kamu Junghwan yang di.." ucap Danielle terputus saat Sarang melotot kearahnya.

"Maksudnya murid kesayangan ayahnya Sarang" lanjut Danielle.

"Udah, gue pamit dulu lagipun lo udah ada temennya permisi" kata Junghwan membenahi p3k dan mengembalikannya ke warung jajan mengambil sepeda nya dan pergi meninggalkan Sarang dan juga Danielle.

"Bener Junghwan yang itu kan rang?" Tanya Danielle sekali lagi.

"Menurut lo aja"






treasure And Love [Treasure Imagine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang