10. Orange (Asahi)

383 54 0
                                    

Sarang berangkat sekolah lebih ceria dari sebelumnya, Yoshi juga ikut memancarkan kilauan bahagia.
Begini sudah cukup untuk yoshi, semoga kedepannya senyum itu terus terukir diwajah adiknya.

Berbeda dengan pemuda lain yang mereka temui di pintu masuk sekolah, wajahnya murung tak seoerti biasanya.

Sarang menarik tangan Yoshi untuk mendekat ke pemuda itu.

"Asahi" panggil Yoshi.

Yang dipanggil hanya menoleh.

Kenapa, kok murung?

Tunjuk sticky note Sarang.


"Lemes belom sarapan"

Sarang membulatkan mulutnya kemudian menarik kakak dan kakak kelasnya itu menuju ke kantin.

Semua siswa menatap Sarang heran, keberanian Sarang menggandeng keduanya itu yang membuat semuanya terheran-heran.

Biasanya berjalan beriringan dengan Yoshi saja membuat Sarang mendadak kalem. Tapi sekarang tiba-tiba ada Asahi juga di sisinya.

Sarang menunjuk ke salah satu kios ibu kantin.

"Pesen apa kamu?" Yoshi.

"Biasa" ucap Sarang tak bersuara.

Sarang menoleh ke sampingnya.

"Kak Asa?" Tanya Sarang.

"Samain"

Hati Asahi menghangat, rasanya darahnya berdesir tak beraturan. Ada rasa senang tersendiri saat Sarang menariknya tanpa aba-aba.

Merasa diperhatikan mungkin.

~~~

"Gimana keadaan mama lo sa?" Tanya Jaehyuk.

"Kemaren sempet drop jae, gue takut"

"Jangan takut, berdoa jangan lupa" kata Junkyu.

Asahi mengangguk.

"Lo deket sama Sarang sa?" Tanya Doyoung.

"kenapa?" Tanya Asahi balik.

"Gosipnya tadi pagi lo nyarap bareng" ucap Jaehyuk.

"Bertiga sama Yoshi" kata Asahi.

"Lo mau sama Sarang?" Tanya Doyoung.

"Hah?"

"Lo mau punya cewe bisu?" Kata Jaehyuk sedikit berbisik.

"Ya engga lah ngaco lo" kata Asahi berbanding terbalik dengan hatinya.

"Sarang yang ga akan mau sama gue kalo tau semuanya" batin asahi.

Ternyata omongan mereka terdengar jelas di telinga Yoshi.

Oke yoshi punya misi baru.

Melindungi Sarang dari para manusia bermuka dua dan mencegah Sarang dekat dengan siapapun yang akan menghilangkan senyumnya.

~~~

Pulang sekolah, Yoshi sudah menunggu Sarang di depan kelasnya.

"Kakak ngapain disini" tanya Sarang dengan gerakan tangannya.

"Ditelpon ayah, katanya udah nyusul didepan Yuk"

"Motor kakak?"

"Gampang"

Keduanya berjalan meninggalkan sekolah, diperjalanan berpapasan dengan Junkyu dan Jaehyuk yang hendak menghampiri Doyoung.

"Woi Yosh" panggil Junkyu.

Tak mempedulikan Yoshi hanya berjalan lurus menarik Sarang menjauh.

"Kenapa tu anak" bingung Jaehyuk.

"Sarang" panggil bunda Jisoo.

Sarang berlari riang memeluk bundanya.

"Gimana belajarnya?" Tanya mama menggunakan bahasa Isyarat.

"Baik, bahasa mamah bagus juga" kata Sarang dengan gayanya.

"Ayah laper nih, yuk makan di luar"

Semuanya masuk ke dalam mobil, meninggalkan seseorang di kejauhan yang menatap iri keluarga itu.

~~~

"Kondisi nyonya Hamada kemarin memang buruk karena tekanan darah yang mendadak naik, untuk saat ini syukurnya tekanan darah mulai menurun" jelas dokter.

"Terimakasih dok"

Dokter keluar ruangan, disusul Asahi yang hendak pergi ke kantin rumah sakit.

Diperjalanan dia tidak sengaja menubruk bahu seorang wanita.

"Aduh, maaf nak tante nggak liat jalan"

"Engga papa tante, eh"

"Kenapa?"

"Engga papa tante, saya permisi dulu"

~~~

"Pagi Sarang" sapa Junkyu.

Sarang membungkuk hormat.

"Yuk" ajak Yoshi dingin.

"Yosh, basket nanti sore jangan lupa" ajak Jaehyuk.

"Gue ga bisa" ucap Yoshi menarik adiknya dan meninggalkan Junkyu dan Jaehyuk.

~~~

Dikelasnya Asahi merenung, kenapa akhir-akhir ini Sarang dan Yoshi tak pernah menyapanya bila bertemu.

Padahal Asahi rindu keduanya yang suka tiba-tiba tak jelas tingkahnya.

Tau lah. Mumet Asahi.
Asahi memutuskan pergi ke atap sekolah, tak disangka disana juga ada Sarang yang sedang duduk lesehan mendengarkan musik.

Asahi berjalan kehadapan gadis itu, menutup i wajah gadis itu dari paparan sinar matahari yang menyilaukan menggunakan bayangan tubuhnya.

Merasa terusik, Sarang membuka matanya.

Asahi.
Pemuda itu yang dia hindari, kenapa disini. Bisa marah nanti Yoshi.

Sarang bergegas bangkit untuk pergi, namun tangan Asahi menahan lengannya.

"Disini aja, temenin gue"tutur mulut Asahi spontan.

Sarang diam, mata Asahi menunjukkan sesuatu tapi apa?

Sarang penasaran. Dia membalik kan tubuhnya bertopang dagu di atas pagar tembok disana.

"Gue kangen lo"

Sarang harus mendengarkan Yoshi.
Dia melangkah berbalik.

"Maafin keluarga gue"

Kemana arah bicaranya, Sarang tak peduli dia tetap berjalan. namun suara Asahi kembali melantang.

"Ayah gue yang udah ngebuat keluarga lo ancur"

Berhenti.
Sarang terhenti, ingin tau kelanjutannya.

"Ayah gue, rival ayah lo dulu pas masih jadi pengacara"

"Dia yang ngerencanain kecelakaan itu, yang ternyata besar dampaknya dihidup lo"

Sarang diam, tak tau harus bereaksi seperti apa.

"Sialan" umpat Yoshi.

Yoshi berjalan cepat menuju Asahi dan memberikan Bogeman kemarahan untuknya.

Kemarahan atas hancurnya keluarga Yoshi dulu, dan kemarahan karena hilangnya suara berharga adiknya.

Sarang ketar-ketir.

Untungnya  Junkyu, Jaehyuk, dan Doyoung segera datang. Mereka memisahkan Yoshi yang tak henti-hentinya menghajar Asahi, sedangkan Asahi hanya pasrah.

"Lo apa-apa si Yosh"tutur Junkyu marah.

Jaehyuk memapah Asahi supaya berdiri. Sarang sendiri, mencoba menenangkan kakaknya itu.

"Manusia bermuka dua nggak usah ikut campur" kata Yoshi pergi meninggalkan lokasi.

Sarang membungkuk hormat, menatap Asahi enggan namun masih sempat meminta maaf kepada Junkyu dan Jaehyuk.

treasure And Love [Treasure Imagine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang