Haruto menutup telinganya dengan sangat kencang saat dia mendengar beberapa benda jatuh terlempar dari luar sana. Dia baru pulang sekolah tapi dia bahkan tidak bisa beristirahat sesuai keinginannya. Hidup berkecukupan bukan menjamin sebuah kebahagiaan. Itulah Haruto, apapun yang dia inginkan pasti bisa dia gapai tapi ada satu yang tidak pernah dia gapai yaitu kebahagiaan.
Lahir dari keluarga gila harta, membuat Haruto terbiasa ditinggalkan. Ya, untuk apa dia dilahirkan jika untuk disia-siakan. Ayahnya bahkan berselingkuh didepan sang bunda secara terang-terangan. Ayah dan bundanya setiap hari bertengkar membuat ayah lebih memilih sering tinggal di kantor katanya, padahal dia pasti tinggal di apartemen mahal dengan selingkuhannya.
Bundanya yang juga gila kerja memilih sering lembur di kantor nya hanya untuk pengalihan pikirannya dari kelakuan bejad suaminya itu.
Haruto pikir mati lebih baik. Setelah ikut mengacaukan kamarnya, Haruto mengambil pecahan kaca dari sebuah figura Keluarga yang terlihat sangat bahagia dengan anak kecil digendongan sang ibu. Itu foto Haruto, sebelum dia kehilangan keluarganya.
Tangan Haruto bergerak hendak menyayat tangannya sendiri setelah dirasa suara mobil milik ayahnya sudah melaju meninggalkan rumah.
"Ruto, bunda ke kantor lagi!!" Teriakan bunda dari luar sana.
Benarkan, tidak ada yang menyayangi Haruto. Andai saja bunda membuka pintu kamar Haruto yang tak terkunci. Apa reaksinya? Haruto ingin tahu. Tapi percuma, mobil bunda juga pergi meninggalkan rumah.
Haruto tersenyum getir, satu goresan sudah tercipta disana. Tapi rasa sakitnya belum hilang.
Haruto hendak menggoreskan pecahan kaca itu lagi, namun bayangan wajah seseorang muncul dibenaknya.
Dia yang selalu ada untuk Haruto, dia yang selalu mengobati Haruto, dia yang jadi sandaran Haruto. Haruskah Haruto meninggalkannya?
Pintu kamar Haruto terbuka lebar, seseorang berlari ke arahnya begitu melihat keadaan kamar yang begitu kacau dengan Haruto duduk bersandar di bawah ranjangnya dengan darah yang mengalir.
"HARUTO!!!"
~~~
Gadis itu mengobati luka Haruto dengan hati-hati, untung lukanya bukan di saluran nadi dan tidak terlalu dalam.
Setelah selesai, gadis tersebut beranjak dari tempat dengan hati-hati untuk menghindari pecahan lainnya. Gadis tersebut keluar kamar meninggalkan Haruto yang termenung disana.
Benarkan bahwa dia datang untuk ada disisi Haruto. Haruto menatap plaster bergambar kupu-kupu yang menutupi lukanya.
Gadis itu kembali, membawa segelas air putih dan juga sapu di tangannya. Jangan lupakan rambutnya yang sudah terikat. Air putih dia berikan kepada Haruto,
Dengan telaten, dia menyapu ruang kamar Haruto yang berantakan dan merapihkan barang-barang ke tempatnya seperti sediakala.
"Apa liat-liat?" Tanya si gadis.
Haruto tersenyum.
"Lo tau dari mana?" Haruto.
"Feeling"
Gadis itu menghentikan aktivitasnya, meletakkan sapu itu bersandar di tepi kasur Haruto. Dia berjalan mendekati Haruto yang sudah tau apa yang akan terjadi berikutnya.
"Lo gila ya???!? Lo mau ninggalin gue sendiri?!?! Lo jahat tau nggak?!?! Huh? Lo pikir tuhan mau nerima lo disana?!?"ucap gadis itu mulai terisak di depan Haruto.
Haruto mengangkat tangannya untuk bergerak mengelus puncak kepala gadis tersebut.
"Hei, gue minta maaf ya gue nggak bermaksud ninggalin lo kok, buktinya tuhan ngirim lo buat nyegah gue kan?" Hibur Haruto.
Gadis itu masih sesegukan, bayangan mengenai bagaimana dia menemukan Haruto tadi membuatnya sedih, terluka dan kecewa jadi satu.
"Sarang, dengerin gue baik-baik selama lo ada disisi gue, gue nggak bakal bisa mati karena tuhan nggak bakal nerima gue yang udah bikin lo nangis begini nanti" kata Haruto.
Gadis itu Kim Sarang, orang yang Haruto bilang tadi selalu ada sisinya kapanpun dia butuhkan, entah sebuah kebetulan atau memang takdir tuhan.
"Sumpah ya to kalo sekali lagi lo begini gue nggak mau temenan sama lo lagi, bahkan gue nggak bakal bantuin lo lagi biarin aja lo kesakitan sendirian" Sarang.
"Sampe mati" lanjut Haruto memotong ucapan gadis itu.
Sarang menggeleng kuat.
"Ga bakal gue biarin lo mati, kalopun iya lebih baik gue mati duluan" Sarang.
"Hustt ngomongnya" Haruto.
~~~
Karena Sarang, Haruto tau bagaimana rasanya di sayang, Haruto tau bagaimana rasanya punya banyak teman, Haruto tau bagaimana rasanya dijadikan prioritas oleh teman-temannya. Dulu Haruto susah bersosialisasi, karena sejak kecil dia tidak memiliki kemampuan tersebut.
Namun untung saja saat masuk SMP dulu Haruto memilih tempat duduk di samping gadis itu. Haruto pikir dia pendiam tapi faktanya sangatlah berbeda jauh. Hingga Haruto kewalahan menghadapi Sarang yang terus minta berteman dengannya.
Tapi Haruto sadar berteman dengan gadis itu bukanlah pilihan buruk. Dia sangat mudah bergaul dan syukurnya pergaulan teman-temannya juga pergaulannya yang sehat.
Di SMA Sarang dan Haruto kembali bersama, karena Haruto yang tidak mau mengenal orang baru lagi alasannya, sudah nyaman kenal Sarang saja. Seluruh siswa SMA pun ngecap jika Haruto dan Sarang adalah pasangan yang tidak bisa berjauhan. Dimana ada Sarang disitu ada Haruto, sudah sepaket.
Haruto ikut ekstra basket itupun karena kata Sarang anak basket terlihat sangat keren. Dan dengan begitu juga Haruto punya teman lebih banyak ya walau hanya anak basket. Fans nya juga banyak tapi keburu mundur saat melihat Sarang sudah hadir di arena basket karena pastinya akan ada keuwuan disana.
Meski begitu sebenarnya tidak ada hubungannya lebih antara Haruto dan Sarang, Haruto hanya merasa gadis itu harus dia jaga karena gadis itu juga sudah menjaganya. Haruto yang terbuka membuat Sarang perlahan mengetahui sisi tersembunyi Haruto. Membuat gadis itu
perlahan masuk kedalam pesona Haruto. Sarang suka saat Haruto bersandar padanya, Sarang sadar dia menaruh rasa untuk Haruto. Ditambah Haruto yang juga terlihat sangat baik padanya membuat gadis itu terjatuh semakin dalam.Hingga suatu hari luka yang gadis itu tutup dalam hidup Haruto, malah berbalik kearahnya.
"Rang, kenalin ini Wony anak baru di kelas gue"
Hari ini untuk pertama kalinya Haruto dengan senyuman cerahnya memperkenalkan Wony kepada Sarang.
Di kelas tiga Haruto dan Sarang tidak lagi satu kelas, kata Sarang supaya Haruto semakin mengenal banyak orang. Haruto sekelas dengan Jeongwoo si kapten basket.
Jeongwoo sendiri juga terkejut pasalnya Haruto tidak menolak ajakan berteman gadis itu. Tapi secepat mungkin Jeongwoo sadar, Haruto sedang jatuh cinta pandangan pertama. Begitupun dia sadar bahwa ada hati yang terluka disana.
Jihan pun tak jauh berbeda, gadis itu menatap dalam sahabatnya. Ikut merasakan patah hati didalam sana.
Pada akhirnya orang baru itu menang, dia mampu menggantikan Sarang.
Yup. Haruto lebih sering melakukan aktivitas bersama Wony, bahkan mereka berangkat sekolah bersama. Lucu memang takdir Sarang.
Isu bahwa hubungan Sarang dan Haruto sudah mulai menyebar, sebagian orang menyayangkan hubungan mereka. Sarang hanya mengelak saat ditanya soal hubungannya dengan Haruto.
"Gue sama Ruto nggak ada apa-apa!!! Cuma temen biasa" jelas Sarang kesal ke beberapa anak yang terus-terusan bertanya.
Jeongwoo dan Jihan memilih bungkam dengan keadaan, membiarkan Sarang menyelesaikan sendiri pikir mereka.
Hingga akhirnya Sarang menyerah dia sadar pandangan Haruto untuk dirinya bukanlah pandangan memuja, tapi tanda terimakasih.
Hari ini berita Haruto dan Wony pacaran sudah menyebar dengan cepat di akun sosial lambe turah sekolah.
Benar, dia harus berhenti. Jangan buat luka lain yang akan memperdalam luka yang dia tutup sendiri. Semuanya berakhir. Dia dan Haruto.
Orang baru itu menang, semoga saja dia bisa menggantikan Sarang. Semoga.
![](https://img.wattpad.com/cover/320985888-288-k884084.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
treasure And Love [Treasure Imagine]
RomanceKumpulan haluan sama member treasure.