Khianat 09

8.1K 678 13
                                    

Kembali memasuki rumah mewah yang sebelumnya pernah membuat Naumi merasa jijik. Dan kali ini Naumi menginjakkan kaki di rumah itu, entah apa kali ini yang akan Naumi hadapai, semoga saja Naumi tidak kembali melihat Adegan tidak senonoh.

Naumi ngikuti kemana Regav melangkah, berhenti di depan pintu coklat mengkilat dan menatap Regav yang juga menatapnya.

Regav memutar knop tersebut. "Masuk!" ucap Regav.

Dengan pelan Naumi masuk ke dalam ruang tersebut, dan tenyata sebuah kamar mewah yang di lengkapi dengan barang-barang mahal.

Regav juga masuk ke kamar tersebut, membuka jas dan melemparnya ke atas ranjang.

"Maaf Tuan, Saya kenapa di suruh masuk ke kamar ini?" tanya Naumi.

"Kamu harus di hukum, bukan?" Regav mendekati Naumi.

Naumi gugup, memundurkan langkahnya saat Regav semakin mendekat serta tatapan aneh yang baru Naumi lihat sebelumnya.

"Tuan mau ngapain?" tanya Naumi memberanikan diri.

Tidak ada jawaban dari Regav. Naumi semakin mundur dan akhirnya punggung gadis itu terbentur tembuk.

Regav tersenyum miring, mengurung Naumi dengan kedua tangannya yang ia tempelkan ke tembok.

"Tuan mau apa?" tanya Naumi berusaha tenang dan berfikir jernih.

"Manghukum, Mu" jawab Regav.

"Hukum apa? Tolong Tuan, Jauhkan tubuh Tuan" ucap Naumi.

Bukannya menjauh, Regav malah semakin gencar memepetkan tubuhnya ke Naumi.

"Tuan, apa-apan?" Naumi mendorong tubuh Regav agar lebih menjauh.

"Kenapa? Bukannya setiap wanita memang menginginkan tubuh Saya?" tanya Regav kembali mendekati Naumi.

"Tapi tidak dengan Saya, Tuan."

"Oh ya? Gimana jika kamu mencobanya?"

Naumi menggeleng. "Tidak mau, Tuan"

Regav terkekeh melihat wajah ketakutan Naumi. Aneh, Hanya seperti ini saja Naumi takut, sedangkan berhadapan dengan banyaknya musuh saja, Naumi masih terlihat santai.

Regav mencekal kedua tangan Naumi, dan menatap Gadis itu dengan mesum.

"Tuan, Lepas!" Naumi berusaha melepas kedua tangan Regav.

"Tidak akan, Naumi. Kamu harus melayani Ku"

Bugh

Naumi menendang aset berharga Regav, sehingga laki-laki itu meringis dan menyentuh Asetnya sendiri.

"E--eh Tuan, Tuan kenapa? Maaf-maaf"  ucap Naumi yang malah mengelus aset tersebut.

Apa Naumi tidak tau, jika perbuatannya ini mengundang bahaya.

Regav memejamkan mata serta menggigit bibir bawah saat tangan Naumi tidak seharusnya mengelus aset itu.

"Naumi" desis Regav.

Seperti tidak sedang terjadi apa-apa, Naumi menatap Regav cengo. "Kenapa, Tuan?"

"Apa yang Kamu lakukan, Hm?"

"Hanya mengelus saja, Memangnya kenapa?" jawab Naumi dengan polos.

Regav menatap Naumi tajam. "Kamu membangunkannya, Naumi"

"A--apa?"

Regav kembali mencekal kedua tangan Naumi. "Kamu harus menidurkannya kembali" ujar Regav.

"Tuan plis! Jangan sentuh Saya" ucap Naumi.

KHIANAT (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang