7 bulan kemudian........
Naumi tengah menyusun makanan di atas meja, setelah selesai, Naumi melangkahkan kakinya menuju kamar untuk memberitahu Ren bahwa makanan telah siap santap.
Dengan seuntai senyum tipis serta perut yang membuncit besar, Naumi masuk ke dalam kamar menghampiri Ren yang tengah memakai jas kerja.
"Sayang, Sarapannya sudah siap" ucap Naumi.
Ren membalas senyuman dari Naumi. "Kamu menyiapkan nya sendiri, hm? Bukannya Aku sudah melarang? Kamu bandel sekali!" Ren menarik gemas hidung Sang Istri.
"Tidak tau mengapa, Aku sangat ingin menyiapkan makanan untuk Mu"
"Ah baiklah, Ayo kita sarapan!"
Ren merangkul pinggang Naumi menuntunnya menuju ke ruang makan.
Mereka duduk berdampingan, Ren mengulurkan tangannya untuk mengambilkan Naumi selembar roti dan ia beri selai coklat lalu meletakkannya di atas piring tepat di hadapan Naumi.
Naumi mengambil sesuatu yang berada di dalam saku baju piyamanya, Lalu menyodorkan ke Ren.
"Ini apa?" tanya Ren heran.
"Surat dari Aku" jawab Naumi.
"Surat? Memangnya apa isinya?"
"Eits! Jangan di buka dulu. Setelah anak ini lahir Baru Kamu boleh membuka dan membacanya" cegah Naumi.
"Kenapa seperti itu? Aku sangat penasaran"
Naumi menyungging senyum tipis. "Hanya sekedar surat biasa"
"Baiklah," jawab Ren lalu memasukkan kertas lipat berbentuk hati ke dalam saku jas nya.
Selang beberapa menit, mereka sudah menyelesaikan sarapannya.
"Sayang, Aku kerja dulu Ya! Kamu jangan capek-capek" ucap Ren mengecup kening Naumi.
"Iya, Kamu hati-hati"
Ren mengelus singkat pipi Naumi, lalu beranjak.
***
Monik mengelus dadanya lega saat dosen keluar dari kelas. Monik bergegas keluar untuk mencari sebotol air karna dia sangat haus.
Saat di perjalanan, Monik tidak sengaja berpapasan dengan Lintang. Tersenyum Dengan genit serta wajah tengil yang memang sudah menjadi ciri Khas Monik.
"Halo Kak Lintang! Makin hari Kok makin Ganteng sih!?" sapa Monik dan hanya di balas deheman saja oleh Lintang.
"O iya Kak, Kakak mau kemana? Bisa Kali Monik ikut" wanita itu memain-mainkan alisnya.
Lintang hanya diam saja, hampir setiap hari Monik selalu mengganggu ketentraman Lintang.
Monik memikirkan cara agar Lintang Mau merespon ucapannya. "Kakak Tau Gak?"
"Gak" jawab Lintang.
"Kakak harus tau sih! Soalnya ini menyangkut Naumi"
Lintang tertarik dengan perkataan Monik kali ini.
"Apa?"
"Hm, Giliran Naumi aja cepet" Batin Monik.
"Kan sebentar Lagi Usia kandungan Naumi 8 bulan, Gimana Kalau Kita buat kejutan untuk Naumi?"
Berita kehamilan Naumi sudah menyebar Luas, Bahkan Morgan dan Lintang pun mengetahui itu.
Masih menjadi tanda tanya, kenapa Usia kandungan Naumi lebih tua di bandingkan usia pernikahannya? Tetapi mereka tidak terlalu memusingkan itu, karna mereka tidak ada hak untuk mencari tau ataupun ikut campur urusan rumah tangga orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHIANAT (End)
ChickLittentang NAUMI Gadis penuh luka, hidupnya sepi dan hampa. saat fisik dan hati di tikam secara bersamaan, disitulah mulainya penderitaan. senja dan hujan, teman terbaik memulihkan luka. menjadi tempat ternyaman untuk berteriak kencang bahwa Aku baik...