Naumi mengendarai motor dengan kecepatan di atas rata-rata, menghiraukan terpaan angin malam yang menembus tubuhnya serta prasaan yang campur aduk antara takut, dan kecewa.
Tidak lama dari itu, Naumi menghentikan motor di depan rumah mewah yang sangat sering ia datangi bersama sahabatnya, Monik.
Berlari menuju arah pintu, menggedor pintu besar dan berulang-ulang kali mendobraknya.
"MONIK" pekik Naumi.
Naumi mendobrak kembali pintu itu, dengan kekuatan yang tersisa Naumi menerjang pintu dan alhasil pintu terbuka sangat lebar.
Menatap sekeliling Tanpa adanya cahaya apapun, Gelap seperti tidak berpenghuni.
"Monik" panggil Naumi.
Naumi berjalan sangat pelan, mengambil ponsel dan menyalakan senter.
Lutut Naumi lemas seketika, saat netra matanya tertuju pada seorang Gadis cantik yang selama ini selalu menemaninya. Kepala di aliri darah, serta pakaian yang penuh dengan robekan.
Naumi terduduk lemah, merangkak mendekati Monik yang tidak berdaya. "Mon, Mon bangun!" Ucap Naumi memangku kepala Monik.
Naumi kembali mengeluarkan air mata, kenyataan apa lagi ini? Saat dirinya di hancurkan oleh Ren, dan sekarang Naumi harus di hadapkan dengan keadaan sahabat satu-satunya yang mengenaskan.
"MONIK BANGUN!" pekik Naumi.
"Jangan tinggalin Gue, Mon! Tolong bangun! Siapa yang sudah nyakitin Lo? Kasih tau Gue? MONIK"
Naumi memeluk Monik dengan tangis histeris merasakan sakit yang teramat dalam di hatinya.
"TANTE DEZA!" pekik Naumi kembali.
Naumi kembali beranjak untuk mencari penghuni rumah itu.
Naumi mengambil sesuatu yang tergeletak di lantai, pakaian wanita yang sangat Naumi kenali.
"Ini baju Tante Deza" ucap Naumi.
Baju penuh lumuran darah serta bolong dimana-mana seperti ada bekas tarikan kuat sehingga baju itu robek.
"Siapa yang ngelakuin ini?" gumam Naumi.
Naumi kembali merosotkan tubuhnya di lantai dingin, menatap sekeliling ruangan itu dengan sendu.
Ruangan di mana dirinya pernah tertawa bahagia bersama keluarga Monik, meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah dengannya, tetapi kebaikan mereka tidak akan pernah Naumi lupakan.
"Mon, Jelasin Ke Gue? Apa yang terjadi?" Naumi menatap tubuh Monik yang sama sekali tidak ada pergerakan.
Air mata Naumi tidak mampu lagi untuk keluar, rasa sakit yang masih teramat membekas, membuat Naumi seakan hilang akal sehat.
***
Regav mengambil kertas yang berada di atas meja kerjanya. Kertas bertuliskan happy wadding di bagian awal berserta logo cincin cantik yang melingkar di jari seorang laki-laki dan perempuan.
Membuka perlahan kertas itu, Membaca dengan jelas Nama Naumi Amaya dan Renaldo Zergian Lemos.
Regav meremas kertas tersebut dan melemparnya ke sembarang arah. Menarik rambutnya kencang dengan prasaan yang sulit di artikan.
"Kenapa secepat itu Naumi? Apa Kamu sama sekali tidak mencintai Saya?" Ucapnya pilu.
"Kamu kenapa, Gav?" Tanya Asista yang baru saja masuk ke dalam ruang kerja Regav seraya membawa secangkir teh hangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
KHIANAT (End)
Chick-Littentang NAUMI Gadis penuh luka, hidupnya sepi dan hampa. saat fisik dan hati di tikam secara bersamaan, disitulah mulainya penderitaan. senja dan hujan, teman terbaik memulihkan luka. menjadi tempat ternyaman untuk berteriak kencang bahwa Aku baik...