Naumi mengerjapkan kedua matanya pelan, menoleh ke samping melihat Ren yang masih tertidur pulas dengan sebelah tangan yang melingkar ke pinggangnya.
Naumi melepas pelan tangan Ren, Lalu ia beranjak.
"Kok kepala Gue pusing banget sih!?" Naumi memijit pelan pelipisnya.
Ren melenguh, membuka kedua mata saat merasa ada pergerakan.
"Good morning Sayang" sapa Ren.
"Morning" balas Naumi.
Naumi mengecup singkat kening Ren lalu mengelus kepala Ren. "Bangun Gih! Kita harus menghadiri acara Meena kan hari ini?"
"Aku sangat malas" jawab Ren.
"Tidak boleh seperti itu, Mau bagaimanapun juga Meena tetap Kakak Ku"
"Baiklah Sayang"
Naumi tersenyum manis.
"Kamu akan mandi terlebih dahulu"
Ren mengangguk serta tidak melepas pandangannya ke arah Naumi yang mulai memasuki kamar mandi. Ren tersenyum lalu memeluk bantal guling.
Selang beberapa menit, Naumi keluar dari kamar mandi mengenakan handuk kimono putih serta handuk putih yang melilit kepalanya.
"Ren, Buruan mandi"
"Iya Sayang" Jawab Ren dan langsung beranjak mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi.
Naumi duduk di kursi meja rias, Menatap wajahnya terlihat pucat, bahkan kepalanya sangat pusing.
Memakai dres hitam serta rambut di gerai indah dan di beri sedikit hiasan di belakang telinganya, Naumi tersenyum puas melihat hasil makeup-nya meski lewat jalur tutorial di yutube.
Ren keluar dari kamar mandi langsung mencium pipi Naumi.
"Jangan Cium-cium, Nanti luntur" Naumi menatap Ren kesal.
"Kenapa Kamu berdandan dengan sangat cantik? Gimana kalau banyak laki-laki di luar sana yang menaruh hati ke Kamu?"
Naumi terkekeh. "Aku tidak dandan pun mereka sudah melirik Ku"
Ren mendengus. "Aku tidak rela jika milikku di lirik oleh orang lain"
"Tapi tetep Kamu pemiliknya Kan?" Naumi me main-mainkan sebelah alisnya.
"Iya dong"
"Buruan pakai baju, Nanti telat"
"Iya sayang, Kenapa Kamu jadi tidak sabaran?"
Ren dengan malas mengambil baju yang sudah Naumi siapkan.
"Sayang, Aku pengan Naik odong-odong deh" ucap Naumi tiba-tiba.
"Apa apa?" Ren mendekati Naumi seraya memakai baju.
"Aku pengen Naik odong-odong, Yang kuda itu lho" jelas Naumi.
"Di kawasan elit seperti ini tidak ada odong-odong lewat Sayang"
"Gimana kalau Kita ke pasar malam?" usul Naumi.
"Baiklah," jawab Ren.
Naumi bertepuk tangan dengan senyum bahagia.
Ren menatap beran Naumi, Merasa aneh dengan permintaan Naumi kali ini, Ren curiga jika Naumi saat ini sedang mengidam.
"Semoga saja benih ku sudah tumbuh" Gumam Ren tanpa terdengar Naumi.
***
Meena dan Morgan duduk berdampingan berhadapan dengan penghulu dan dua saksi yang duduk di antara keduanya.
Monik sedari tadi tidak henti-hentinya mencibir Meena, bahkan Naumi sudah jengah mendengar ocehan Monik yang gencar mengomentari acara pernikahan yang sangat sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHIANAT (End)
ChickLittentang NAUMI Gadis penuh luka, hidupnya sepi dan hampa. saat fisik dan hati di tikam secara bersamaan, disitulah mulainya penderitaan. senja dan hujan, teman terbaik memulihkan luka. menjadi tempat ternyaman untuk berteriak kencang bahwa Aku baik...