Naumi tersenyum menatap senja, duduk di tepi danau yang tenang. Gadis itu mengambil sesuatu dari saku jaket dan menatap dengan berbinar.
Jam tangan mewah yang berhasil ia beli dengan jerih payahnya. Berharap jam tangan tersebut akan di terima dan di pakai oleh seseorang yang Naumi sayangi.
"Semoga Ayah suka" ucap Gadis itu.
Naumi menikmati semilir angin yang menerpa wajah cantiknya, memejamkan mata singkat dan menghirup udara dengan dalam.
"Naumi," panggil Regav.
Naumi menoleh dan menggeser duduknya. "Tuan ngikutin Saya?" tanya Naumi.
"Hm" balas Regav seraya duduk di sebelah Gadis itu.
Regav menyerngit saat menatap kotak hitam yang Naumi genggam. "Itu apa?" tanya Regav.
Naumi tersenyum dengan manis, Memperlihatkan jam mewah itu ke Regav. "Buat Ayah"
Regav membalas senyuman Naumi. "Ayah Kamu pasti suka"
"Semoga saja. Saya membelinya dengan hasil kerja keras Saya selama setahun ini, Semoga Ayah tidak menolak apa yang Saya beri"
Regav mengangguk.
"Tuan, Hari ini Ayah ulang tahun. Saya boleh pulang sebentar, untuk memberi ini dan mengucapkan selamat ulang tahun ke Ayah" izin Naumi.
"Tentu saja, Saya akan menemani Kamu" jawab Regav.
Naumi mengangguk dan setelah itu beranjak di susul oleh Regav.
Mereka mengendarai mobil masing-masing. Naumi sama sekali tidak melunturkan senyum indahnya, dan semoga saja senyum itu tidak pernah luntur sampai kapanpun.
Jika sebelumnya Anggara selalu membuang apa yang Naumi beri, tetapi Semoga saja kali ini Anggara tidak membuangnya seperti dulu.
Selang beberapa menit, Mereka sudah sampai di depan rumah Mewah Anggara yang juga menjadi tempat tinggal Naumi.
Naumi sedikit takut dan ragu, tapi Naumi harus berani, dan tidak boleh menyerah begitu saja.
Gadis itu memutar knop pintu, dan masuk begitu saja di susul oleh Regav.
"Ayah" panggil Naumi.
Anggara yang sedang bercanda dengan Meena pun menoleh dan langsung mengubah mimik wajahnya menjadi sinis.
Naumi masih tersenyum "Happy birthday Ayah" ucap Naumi.
Meena memutar bola matanya malas dan bersedekap dada menatap Naumi.
"Ayah, Naumi punya hadiah untuk Ayah. Ayah terima Ya" Naumi menyodorkan kotak kecil berwarna hitam ke Anggara.
"Ayah tidak mau" tolak Anggara.
"Kenapa? Naumi belinya pakai uang Naumi sendiri Kok Yah. Naumi kerja untuk memberi hadiah ini"
"Heh! Papa gue gak akan sudi nerima apapun dari Lo" sahut Meena.
Naumi hanya menatap sekilas Meena.
"Ayah, Di hari ulang tahun Ayah, Naumi ingin di peluk Ayah. Boleh Ya, Yah?"
"Tidak akan pernah" jawab Anggara penuh penekanan.
Naumi masih tersenyum meski hatinya sangat sakit. Naumi menoleh ke Regav, dan Regav memberi senyum untuk menyemangati Naumi.
"Ayah terima, Ya?" Naumi kembali menyodorkan kotak tadi.
Anggara mengambil, membuka dan menatap datar jam tangan mewah itu.
Naumi menatap nanar jam tangan yang di banting oleh Anggara, tidak berbentuk lagi, jam tangan itu sudah rusak karna benturan keras.
"KAMU DENGAR BAIK-BAIK, AYAH TIDAK SUDI MEMAKAI APAPUN YANG KAMU BERI" maki Anggara.

KAMU SEDANG MEMBACA
KHIANAT (End)
ChickLittentang NAUMI Gadis penuh luka, hidupnya sepi dan hampa. saat fisik dan hati di tikam secara bersamaan, disitulah mulainya penderitaan. senja dan hujan, teman terbaik memulihkan luka. menjadi tempat ternyaman untuk berteriak kencang bahwa Aku baik...