khianat 37

5.8K 426 7
                                        

Naumi berjalan dengan santai menelusuri koridor sekolah, menghentikan langkahnya saat ia berpapasan dengan Lintang berserta para sahabatnya.

Naumi menatap intens wajah Lintang yang terdapat luka memar di sana.

"Hai, Naumi" sapa Salah satu sahabat Lintang dan hanya di balas deheman oleh Naumi.

"Tang, Muka Lo kenapa?" tanya Naumi.

"Ikut, Gue"

Lintang menarik pelan tangan Naumi membawanya menjauh dari para sahabatnya. Mereka hanya cengo menatap kepergian dua manusia yang sama-sama kulkas jika bersama orang lain.

Naumi dan Lintang duduk kursi taman sekolah, saling tatap singkat.

"Pasti, ini ulah Regav kan?" tebak Naumi.

"Iya" jawab Lintang.

"Lo gak pa-pa?"

Lintang tersenyum dan menggeleng. "Kenapa? Lo khawatirin Gue?"

"Jangan Ke pd_an"

"Ya kali, Kan"

"NAUMIII" pekik Monik seraya berlari ke arah kursi yang di duduki mereka.

Monik mengatur nafasnya sebelum mengeluarkan suara kembali.

Naumi menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa Lo?"

"Di parkiran ada Ayah, Lo" jawab Monik.

"Ha? Ayah?"

"Iya, Buruan samperin"

Naumi melangkah kan kakinya menuju parkiran yang katanya ada Anggara di sana. Sedikit heran akan datangnya Anggara, mau apa Anggara kesekolah? Apa maunya?

Sesampainya di parkiran, Naumi mendekati Anggara dengan langkah pelan.

"Naumi" panggil Anggara tersenyum.

"Anda mencari Saya?" tanya Naumi.

"Iya Naumi, Ayah mencari Naumi"

"Ada apa?"

"Happy birthday Naumi Amaya. Ayah minta maaf atas segala kesalahan yang selama ini Ayah perbuat, Ayah ingin Naumi kembali Ke Ayah"

Naumi baru ingat, Bahwa Hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 18. Hati kecil Naumi sangat bahagia saat Anggara mengucapkan selamat ulang tahun untuknya, tetapi hati besarnya masih sangat membenci laki-laki itu.

"Ini buat Naumi" Anggara menyodorkan kotak segi empat berukuran besar Ke Naumi.

Dengan pelan Naumi menerima kotak itu, kotak berwarna gold dan di beri pita cantik.

"Ayah tau, Hadiah itu tidak cukup untuk menghilangkan rasa sakit yang sudah Ayah torehkan di hati Naumi, Tapi Ayah tulus Naumi"

Anggara mengelus kepala Naumi, lalu mengecup singkat kening Naumi.

"Ayah kerja dulu. Sekali lagi, Selamat ulang tahun Naumi Amaya"

Naumi menatap sendu kepergian Anggara, Naumi sangat ingin memeluk laki-laki itu, Naumi tidak munafik, ia sangat merindukan Anggara.

Naumi tersenyum mengelus kotak yang berada di tangannya. "Ayah ngasih hadiah apa ya kira-kira?" ucap Naumi.

"Hayoooo"

Monik menepuk kedua bahu Naumi dan menatap heran kotak besar itu. "Ini apa?" tanya Monik.

"Gak tau" jawab Naumi.

"Buka dong! Dari Ayah lucknut kan ini?"

"Hm," balas Naumi.

Naumi membuka tutup kotak itu, mengambil sesuatu yang terletak di dalamnya.

KHIANAT (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang