Khianat 17

7.1K 588 12
                                    

Naumi memasuki pekarangan sekolah, memarkirkan motornya dengan rapi dan setelah itu menelusuri koridor menuju kelas.

Seperti biasa, Naumi memang sangat malas untuk menampilkan raut wajah ramah, hanya ada wajah datar dengan tatapan tajam yang gadis itu tunjukkan ke banyak orang.

Naumi menghentikan langkahnya saat Meena dan Morgan menghadang jalan. Naumi memutar bola mata malas dan bersedekap dada, menghadapi dua manusia jelmaan setan harus berani dan santai.

"Masih mampu bayar Sekolah ternyata" cibir Meena.

"Semenjak di usir dari rumah, Lo pasti tinggal di hotel sama Om-om kaya raya kan? Hm, Gue sih gak heran" sambung Meena.

Naumi tersenyum miring. "Gimana Kabar hubungan Kalian? Baik-baik aja kan?"

"Ya jelas baik lah, Morgan cintanya juga sama Gue, bukan Elo"

"Gimana rasanya menikmati tubuh cewe yang sudah di nikmati laki-laki lain? Enak ya?" Naumi menatap jijik Meena dan melirik ke Morgan.

"MAKSUD LO APA HAH?" bentak Meena.

"Santai dong, Kok mbanya marah? Kan Gue ngomong sama anjing" Naumi terkekeh puas.

Naumi menepuk bahu Morgan. "Longgar kan?" bisiknya dan setelah itu melanjutkan langkahnya serta tertawa dengan kencang.

Morgan menatap punggung Naumi, Dan setelah itu melepas tangan Meena hang bergelanyut di lengannya.

Morgan meninggalkan Meena begitu saja, memang benar yang di katakan Naumi, Saat Morgan menyentuh Meena, Gadis itu sudah tidak perawan lagi.

"MORGAN" Panggil Meena berlari mengejar.

"Morgan tungguin!" Meena mencekal tangan Morgan dan dengan cepat di hempas.

"Apaan sih!" Sentak Morgan.

"Lo kenapa, hah? Lo mikirin apa yang di omongin Naumi tadi?"

"Semua yang di omongin Naumi memang benar, Kalau Lo adalah Gadis murahan yang sudah banyak di jamah oleh laki-laki." jelas Morgan.

"Engga, Gan. Lo doang yang nyentuh Gue" bantah Meena.

"Gue gak bodoh. Gue bisa membedakan, Mana yang masih perawan, dan mana yang bekasan"

Morgan berlalu meninggalkan Naumi yang kini marah padam dan kedua tangan yang terkepal.

"Awas Lo Naumi" geram Meena.

***

Naumi duduk di rooftof seorang diri, menikmati terpaan angin yang menabrak wajahnya, dan tersenyum menatap langit yang mendung.

Pelajaran pertama berakhir, Monik mengajak Naumi ke kantin, Tetapi Naumi menolak karna alasan tidak lapar, tetapi bukan itu alasan yang sebenarnya melainkan Naumi harus irit dan menerapkan makan hanya sekali dalam sehari.

Naumi mengelus perut datarnya, Menghembuskan nafas pelan dan mendongak. "Berat banget hidup, Gue" ucap Gadis itu.

"Nih!"

Seseorang menyodorkan roti dan air mineral, Naumi menoleh menatap laki-laki yang berdiri di sampingnya.

Laki-laki itu duduk. "Muka Lo pucet, Lo belum makan kan?" tanya Lintang.

Naumi hanya diam saja, sangat malas untuk berbicara dengan siapapun.

"Gue tau Lo di pecat dari Devil Angel, dan Gue tau Kalau Lo juga di usir dari rumah Papa Lo sendiri"

"Kurang kerjaan banget cari tau kehidupan orang lain" cibir Naumi.

"Siapa yang cari tau? Gue tau Lo di usir dari rumah, Karna Meena menyebarkan berita itu di group sekolah. Bahkan Meena mengatakan kalau Lo itu hanya anak pungut ya___

KHIANAT (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang