Naumi dan Ren sedang duduk di halaman belakang rumah Monik. Sekarang menunjukkan pukul 02 dini hari, tapi rasa kantuk sama sekali Tidak menyelimuti keduanya.
Naumi masih enggan menatap Ren yang sekarang sibuk membujuk Naumi agar Gadis itu tidak lagi menampilkan raut wajah sinis. Berbagai cara Ren telah keluarkan, tetapi Naumi sangat sulit untuk di bujuk.
"Sayang, Aku minta Maaf, Ya? Seharusnya Aku gak ngikutin rencana Monik jika akhirnya Kamu marah seperti ini"
Naumi masih diam, Menolehpun tidak.
Ren meraih tangan Naumi dan langsung di tepis oleh Gadis itu. "Jangan sentuh!" ucap Naumi ketus.
"Aku cinta banget sama Kamu, Aku tidak pernah selingkuh Sayang"
"Berhenti berbohong, Ren" jawab Naumi.
"Aku berani sumpah! Aku tidak menyelingkuhi Kamu, Sayang. Bagaimana bisa Aku selingkuh, sehari tanpa Kamu saja Aku tidak bisa"
"Jangan menggombal, Ini bukan saatnya"
"Aku tidak menggombal"
"Ren, Kamu tau? Aku sangat sakit hati saat Kamu terang-terangan mengatakan bahwa Kamu tidak mencintai Aku, Aku hancur seketika dan semua bayangan-bayangan pahit yang belum tentu terjadi pun sudah menghantui Aku" jelas Naumi.
"Aku minta maaf Sayang, Aku tidak akan melakukan itu lagi"
"Aku masih belum percaya"
"Sayang. Hei, Sini lihat Aku!"
Ren manangkup wajah Naumi, menatap lekat manik mata Gadis itu yang sendu. Terpancar dari mata Naumi penuh dengan rasa khawatir yang mendalam.
"Aku sangat menyayangi Kamu, Aku tidak tau kapan rasa itu tumbuh dalam hati Aku. Kamu harus tau Sayang, Aku tidak akan pernah menyakiti Kamu seujung kuku pun"
"Kamu harus janji, Ren!?"
"Iya Sayang, Aku berjanji. Jika Aku mengingkari, Kamu bisa menuntut ku"
Naumi menyungging Senyum tipis lalu mengangguk singkat. Ren membawa tubuh Naumi kedalam dekapannya, mencium pucuk kepala Gadis itu dengan lembut serta memberi elusan di kepalanya.
"Besok Kita akan sama-sama menemui Ayah, Aku akan meminta restu" ujarnya.
"Hu um. Tapi gimana jika Ayah tidak merestui Kita?"
"Kamu tidak perlu khawatir, Sayang. Aku memiliki banyak cara agar kita tetap bersatu"
Naumi mendongak menatap wajah Ren dari bawah. "Apa yang akan Kamu lakukan?"
"Menikahi Kamu tanpa restu juga tidak masalah. Lagipula Apa hak Ayah Kamu tidak merestui anaknya menikah, sedangkan dia telah banyak menyiksa batin dan fisik Kamu"
Naumi melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Ren, Menghirup dalam aroma tubuh Ren yang semakin hari Semakin membuat Naumi mabuk kepayang.
"Aku punya hadiah untuk Kamu," Ucap Ren.
Naumi melepas pelukannya. "Hadiah apa?"
Ren mengambil kotak dan amplop coklat dari dalam saku jasnya, lalu menyerahkan ke Naumi.
"Buka Sayang!"
Naumi mengangguk dan dengan perlahan membuka amplop coklat terlebih dahulu.
"Beasiswa?" Naumi tersenyum lebar menatap kertas itu berbinar.
"Ren, Ini beasiswa dari kampus amerika"
"Iya Sayang, Kamu akan berkuliah di sana" jawab Ren tersenyum bahagia melihat Gadis nya bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHIANAT (End)
Chick-Littentang NAUMI Gadis penuh luka, hidupnya sepi dan hampa. saat fisik dan hati di tikam secara bersamaan, disitulah mulainya penderitaan. senja dan hujan, teman terbaik memulihkan luka. menjadi tempat ternyaman untuk berteriak kencang bahwa Aku baik...