khianat 30

6K 486 7
                                    

Naumi menghentikan motor sportnya tepat di depan gerbang rumah megah yang beberapa hari lalu ia tinggalkan.

Naumi menghela nafas pelan, dan setelah itu turun dari motor memasuki gerbang itu.

"Kalau gak demi buku sekolah Gue, Gue gak mau nginjek rumah ini lagi" ujar Naumi menggerutu karna tadi di sekolah, kepala yayasan mengumumkan akan adanya ujian akhir sekolah bagi kelas XII.

Sedangkan di dalam rumah megah itu, Regav dan Asista sedang berbincang-bincang di ruang Tamu yang tidak jauh dari pintu masuk.

Terlihat dari tatapan Asista ke Regav, sepertinya Asisten ingin menginterogasi anaknya itu.

"Kenapa Kamu usir, Naumi?" tanya Asista.

"Aku gak tau kenapa, Ma. Aku terlalu cemburu saat itu" jawab Regav.

Asista menyandarkan tubuhnya di sofa dan bersedekap dada. "Kamu harus membawa Naumi kembali lagi kerumah ini, Gav."

"Regav tau apa maksud Mama itu. Mama hanya pura-pura perduli dengan Naumi karna Mama ingin menguasai harta warisan Opa yang di berikan ke tante Dayana dan keturunannya, iya kan Ma?"

"Bagus kalau kamu tau, Gav. Mana mungkin Mama menyayangi Naumi anak dari Dayana wanita penggoda itu"

Regav tersenyum sinis. "Apa harta yang di berikan Opa masih kurang?"

"Lebih dari cukup, Tapi Mama juga ingin harta milik Dayana. Lagipula, Naumi tidak membutuhkan harta itu."

"Perusahaan yang sudah belasan tahun Opa Leo bekukan, Hanya bisa di buka kembali Jika Naumi berumur 20 tahun, dan itupun Naumi sendiri yang meresmikan kembalinya perusahaan itu" sambung Asista.

"Semenjak kematian Dayana, Mama susah payah menemukan Naumi. Dan Mama tidak akan membiarkan Naumi lepas begitu saja dan membawa pergi harta warisan itu"

"Kamu membutuhkan Naumi juga kan? Mama tau, Agen Kamu sedang bermasalah" tanya Asista.

"Hm, Itu benar. Regav membutuhkan kecerdasan Naumi" jawab Regav.

"Berkerjasamalah dengan Mama. Kamu bawa kembali Naumi kesini, buat dia nyaman seakan-akan kita memang tulus menyayangi nya. Dan setelah Naumi berusia 20 tahun, Kita paksa Dia untuk menandatangani surat pembukaan perusahaan itu di hadapan Pak Zoy"

"Itu tujuan licik Mama. Tapi Aku memang mencintai Naumi, Ma"

Asista tertawa mendengar ucapan Regav.

"Memangnya Naumi mencintai Kamu, Hm? Naumi gak akan pernah mencintai Kamu, Gav."

"Aku akan berusaha mendapatkan Naumi, sekalipun dengan cara jahat" ucap Regav.

"Itu terserah Kamu. Karna Mama hanya menginginkan warisan, bukan Naumi. Dan kalaupun Kamu berhasil menikahi Naumi, Mama tidak keberatan, karna sampai kapanpun juga Mama gak akan pernah mengakui bahwa Naumi adalah menantu, Mama"

"Naumi terlahir Dari rahim wanita jalang, Gav. Mau jadi apa anak Kamu nanti? Lebih baik kamu hilangkan cinta busuk mu itu, masih banyak wanita di luar sana yang jauh lebih baik dari Naumi"

Prok prok prok prok

Mereka mengalihkan atensinya ke sumber suara. Mereka kompak berdiri dan menatap Naumi dengan prasaan campur aduk.

Naumi tersenyum miring menatap keduanya. Oh! Jadi ini rencana Asista dan Regav memungut Naumi, melindungi Naumi, bahkan mereka terang-terangan mengatakan kasih sayang ke dirinya. Semua hanya bohong! Mereka tidak benar-benar memberikan rasa itu ke Naumi.

"Naumi" gumam Asista dan Regav.

Mendekat ke arah keduanya, Naumi menatap bergantian. "Bodoh banget sih Gue? Bisa-bisanya Gue percaya dengan omongan busuk kalian berdua?"

"Naumi, Maksud Kamu apa? Dan Kamu dari mana Naumi?"

"Tante mau harta kan? Ambil Tan, Ambil!"

"Naumi__

"Stop! Giliran Gue yang ngomong" Naumi menyeka ucapan Regav.

"Gue gak nyangka, Ternyata Kalian yang Gue anggap benar-benar tulus menyayangi Gue yang dari lahir gak pernah mendapat sepercik kasih sayang dari siapapun, Tapi Kalian malah tega melakukan ini"

"Jika Kalian memungut Gue hanya karna Harta, Oke silahkan ambil. Lagipula, Gue gak mata duitan dan Gak gila Harta seperti Kalian berdua"

"Naumi, Tolong dengarkan penjelasan Saya dulu" ujar Regav.

"Apa lagi, Hm? Penjelasan apa lagi? Semuanya sudah jelas, Lo hanya memanfaatkan Gue doang. Gue denger sendiri, Kalau Lo butuh kecerdasan Gue buat Agen Lo yang lagi bermasalah itu kan?" Naumi tertawa kecil dan setelah itu kembali Menatap Regav.

"Tunggu kehancuran Agen Lo" ucap Naumi penuh penekanan.

"Apa maksud Kamu, Naumi?" tanya Regav.

Naumi tersenyum sinis lalu beralih menatap Asista. "Setelah Gue fikir, Gue membutuhkan Harta itu, Tan. Jadi, Gimana Kalau perusahan itu tetap menjadi milik Naumi?"

"Kurang ajar Kamu, Naumi"

"Ups! Santai dong, Tan. Itukan harta Naumi, Bukan harta Tante"

"Dasar, Anak jalang"

Naumi Tertawa dengan kencang, setelah puas tertawa, Naumi bersedekap dada menatap Regav dan Asista bergantian.

"Kalian berdua, Masuk ke dalam list Yang harus Gue basmi"

Setelah mengatakan itu, Regav menepuk pelan pundak Regav lalu melangkah kan kakinya keluar rumah mewah itu.

Bukan berarti Naumi tidak sakit hati dan kecewa, hanya saja Ia berusaha tegas menghadapi masalah demi masalah yang tidak ada habisnya.

***

"Dimana Naumi?" tanya Vee ke salah satu anggotanya.

"Naumi belum pulang, Tuan" jawabnya.

Vee mengangguk paham.

"Ah, Itu Dia Naumi"

Vee membalikkan tubuhnya menatap Naumi yang baru saja memasuki gedung Black Devil.

Naumi tersenyum dan mengangguk pelan serta berdiri seraya menunduk di hadapan Vee.

"Dari mana saja Kamu? Bukannya Jam pulang sekolah sudah berakhir satu jam lalu?" tanya Vee.

"Saya mampir terlebih dahulu ke rumah yang pernah saya tempati untuk mengambil buku pelajaran, Tuan" jawab Naumi.

Niat awal memang itu, Tetapi Naumi justru mendapat kenyataan pedih.

Vee mengangguk.

"Malam ini Saya ada pertemuan dengan seseorang dari luar negeri yang akan merekrut beberapa anggota Black Angel untuk menjadi bodyguardnya. Tapi bukan hanya Black Angel saja, Dia juga merekrut beberapa anggota dari Devil Angel yang akan dia adu keahliannya dengan Agen Kita" jelas Vee.

"Saya ingin Kamu ikut menjadi salah satunya. Tenaga kamu akan di butuhkan malam nanti, Jadi Kamu istirahat dan banyak menambah wawasan tentang keamanan"

"Dan satu lagi, Kamu harus bisa mengalahkan anggota Agen Devil Angel. Jika Black Angel memenangkan keahlian yang akan di tes langsung oleh orang itu, maka Agen kita akan semakin naik daun dan pastinya banyak penawaran-penawaran menarik nantinya"

Naumi mengangguk paham.

"Sekarang kamu boleh ke kamar dan istirahat. Saya tunggu pukul 8 malam, Berpakaian layaknya anggota Black Devil" ucap Vee.

"Baik Tuan"

Naumi melangkahkan kakinya menuju kamar yang ia tempati.

Sesampainya di kamar, Naumi melempar tas sekolahnya dan menghempaskan tubuh di atas ranjang.

"Itu tandanya, Gue ketemu sama Regav dong?" ujar Naumi.

Naumi tersenyum lebar. "Regav, Regav. Katanya cinta, Tapi nyatanya manfaatin Gue doang"

Naumi melonggarkan dasi, lalu memejamkan matanya. Merasakan lelah yang setiap hari ia rasakan.









Next timeee gaessss

Lelah hayati aing

KHIANAT (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang