khianat 01

33.3K 1.5K 77
                                    

~apalah daya hanya gadis rapuh yang butuh sandaran, Menerima kekerasan dari yang tersayang. Aku bahagia memberi apa yang kalian butuhkan, meski aku lebih membutuhkannya~

•••••••••••••••••••••••••



Sederet foto cantik yang di bingkai dengan indah, menjadi sumber lengkungan manis pada bibir tipis Gadis bermata teduh.
Mengambil secarik kertas yang berada di dekat foto tersebut, membuka dan membaca secara pelan.

Setetes demi setetes air mata kembali mengalir di kedua pipi Gadis itu. Hidup bersama Ayah dan Kakak, bukan hal bahagia yang Gadis itu rasakan, tetapi hanya cacian dan hinaan menjadi sumber kekuatannya untuk tetap bertahan hidup.

tersenyum tipis, melipat rapi secarik kertas tadi, dan memasukkannya ke dalam tas. Melangkah dengan sangat gontai keluar dari rumah mewah tetapi justru menjadi neraka baginya.

Hanya pura-pura kuat dan menyingkapi masalah dengan senyum indah, Gadis itu seakan baik-baik saja tidak memiliki beban hidup apapun.

Menjalankan mobil dengan kecepatan sedang,  merubah raut wajah menjadi datar, serta kedua mata yang menyorot tajam. Tidak ada lagi tatapan teduh yang menghangatkan, Gadis itu kembali menjadi asing, dan melupakan siapa jati dirinya.

Memarkirkan mobil dengan rapi, keluar dan berjalan dengan sangat angkuh menelusuri koridor sekolah yang hampir dua tahun menjadi tempatnya menuntut ilmu.

"Naumi,"

Gadis itu menoleh, saat seseorang memanggil namanya. Menaikkan sebelah alisnya sebagai jawaban, "apa"

"Lo harus tau berita ini, Nau" ujar Gadis yang sekarang berdiri tepat di hadapan Gadis bernama Naumi.

"Apa?" tanya Naumi sangat malas berbasa-basi.

"Morgan lagi berduaan sama Kakak, Lo"

Naumi tersenyum miring. Menjalin kasih dengan laki-laki bernama Morgan, bukan hal bahagia, tetapi justru membuat batin Gadis itu tersiksa.

"Pengkhianat!" Desis Naumi mengepalkan kedua tangannya.

"Gimana kalau Kita samperin?" Usul Gadis bernama Monik.

"Gak perlu, Gue udah muak dengan drama ini"

"Tapi Morgan pacar, Lo. Dan udah dua tahun Lo pacaran sama Morgan. Massa Iya, Lo mau ngerelain Morgan buat Kakak Lo yang kecentilan itu"

"Ralat, Kakak tiri maksud, Lo" sahut Naumi.

"Iya iya,"

"Terus, Rencana Lo apa?" tanya Monik, sahabat baik Naumi.

"Gue gak punya rencana apa-apa. Sesuai arus membawa Gue pergi entah kemana. Gue gak punya tujuan" jawab Naumi.

"Gila, Lo! Pasrah amat"

"Terus, Gue harus berkoar-koar? Ngemis cinta ke Morgan, Gitu? Maaf ya, Hidup Mati Gue lebih penting dari pada Cinta"

"Iya deh iya. Ke kelas aja kuy!" ajak Monik dan di angguki Naumi.

Cukup tau dengan kepribadian Naumi yang tidak terlalu perduli dengan cinta. Persetan dengan kata cinta yang katanya indah dan membuat bahagia, tetapi tidak dengan Naumi. Menurut Naumi, Cinta adalah penyiksaan batin, dan Naumi tidak memiliki cinta.

KHIANAT (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang