Memiliki hubungan yang entah apa statusnya, Naumi bagai dilema kedekatannya bersama Ren. Dia masih belum yakin Jika Ren memang benar-benar mencintai, Berawal Dari Naumi yang begitu banyak mendapat pengkhianatan dari orang terdekatnya sehingga ia sangat sulit untuk mempercayai orang lain lagi.
Naumi duduk di kursi taman kota, menanti datangnya senja dan menikmati terpaan angin semilir.
"Naumi" panggil Seseorang.
Naumi menoleh ke sumber suara, Tersenyum tipis saat Morgan juga memberinya seuntai senyuman.
Morgan duduk di sebelah Naumi. "Lo ngapain di sini sendirian?" tanya Morgan.
"Gue gak sendirian" jawab Naumi.
"Lalu?"
"Tuh! Calon suami Gue" jawab Naumi seraya menunjuk sebrang jalan seorang laki-laki berusia sekitar 32 tahun tengah membeli es cream.
"Suami?"
Naumi mengangguk. "Iya, Dia calon suami Gue. Dia yang berhasil memulihkan luka Gue, dan Gue bahagia sama Dia"
Morgan tersenyum tipis. "Dua hari lagi Gue Nikah dengan Meena, Apa Gue sanggup hidup tanpa cinta?"
"Lo sanggup, Gan. Lo berani berbuat salah, dan Lo juga harus berani memperbaikinya"
"Gue cinta sama Lo, Naumi"
Naumi terkekeh pelan. "Semua sudah berlalu, Gan. Hilangkan rasa cinta itu, Dan begitupun Gue"
"Untuk yang terakhir, Gue minta maaf"
"Yap, Gue udah gak pa-pa."
Morgan menepuk Pundak Naumi. "Gue pulang duluan, Lo hati-hati" pamit Morgan.
"Hm, Lo juga"
Morgan mengangguk dan setelah itu melangkahkan kakinya menjauhi taman itu. Tidak lama kepergian Morgan, datang Ren dengan membawa ea cream rasa vanilla dan coklat.
"Maaf Ya Lama" ucap Ren seraya duduk di sebelah Naumi.
"Gak masalah" jawab Naumi.
Naumi mengambil uluran es cream dari Ren, lalu menjilat nya.
"Aku gak mau rasa ini" Naumi kembali menyodorkan es cream rasa vanilla ke Ren.
"Baiklah, Kamu yang coklat saja"
Ren begitu sabar menghadapi mood Naumi yang sangat sering berubah-ubah. Kadang Naumi sangat manja dan romantis, tetapi Kadang Naumi juga menyebalkan dan sangat sulit untuk di tebak.
"Ren, Kamu kapan nemuin Ayah?" tanya Naumi.
"Nanti malam" jawab Ren.
"Aku ingin ikut"
"Apa Kamu sudah siap menginjakkan kaki di rumah itu lagi?" tanya Ren memastikan.
"Aku siap, Ren. Aku sangat merindukan Ayah"
Ren tersenyum. "Yasudah, Ayo kita pulang!"
Naumi mengangguk.
Setelah mereka sudah berada di dalam mobil, Naumi menghabiskan es cream coklatnya, dan setelah itu mengambil es cream milik Ren yang masih utuh sedikit mencair.
"Boleh?" Naumi mengerjap polos.
"Boleh Sayang, Habiskan saja"
Naumi memakan es cream Vanilla yang tadi ia beri ke Ren, sedangkan Ren terkekeh geli dengan tingkah Naumi yang menurutnya ada-ada saja setiap harinya.
Naumi menyerngit heran saat melihat kotak kecil yang berada di dalam laci mobil itu.
Mengambil dan membukanya. Sebuah kalung berlian sangat cantik dan mewah, Naumi melirik ke Ren. "Ini milik Siapa?" tanya Naumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHIANAT (End)
ChickLittentang NAUMI Gadis penuh luka, hidupnya sepi dan hampa. saat fisik dan hati di tikam secara bersamaan, disitulah mulainya penderitaan. senja dan hujan, teman terbaik memulihkan luka. menjadi tempat ternyaman untuk berteriak kencang bahwa Aku baik...