khianat 48

6.7K 466 14
                                    

Ren menatap nanar Dan sendu tubuh Naumi yang Sudah tidak ada nyawa di dalamnya.

Pucat dan terlihat sangat cantik. Ren mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Naumi yang dingin, menggenggam erat dan berulang-ulang kali menciumnya.

"Bukannya Kamu sudah berjanji, Sayang? Kenapa Kamu ninggalin aku dan anak Kita?"

"Lihat! Anak Kita sangat tampan" Ren menoleh ke arah kotak bayi.

Ren tidak dapat membendung air matanya lagi. Untuk yang kedua kalinya dia kehilangan istri yang sangat di cintai.

Kenyataan pahit yang sangat menyakitkan, Ren tidak menyangka akhir dari kisah rumah tangga bersama Naumi berujung maut.

Wanita kuat yang hidupnya penuh dengan rasa sakit. NAUMI AMAYA dinyatakan meninggal dunia tepat anaknya berhasil keluar dari perut lewat jalur operasi.

Tidak ada lagi rasa sakit yang Naumi rasakan, Tidak ada lagi kekecewaan dan pengkhianatan, kini semua sudah berakhir menjadi akhir yang bahagia menurutnya.

Ren memeluk erat tubuh Naumi, Memanggil-manggil Nama Sang Istri berharap sang Istri hanyalah tidur semata.

"Apa yang Kamu lakukan Naumi? Kenapa Kamu tega ninggalin Aku? AKU SALAH APA?"

Bayangan kebahagiaan, canda tawanya bersama Naumi berseliweran di benak Ren. Bagaimana cantiknya Naumi saat tersenyum, dan bagaimana menggemaskannya Naumi saat dia sedang marah.

Beberapa orang masuk ke dalam ruang operasi, isak tangis semakin gencar terdengar di telinga Mereka.

Monik langsung memeluk Naumi dengan isak tangis yang sedari kampus sudah menetes dengan deras.

"Naumi bangun! Jangan bercanda kayak gini, Nau! Gak lucu" Monik menepuk kedua pipi sahabat sekaligus saudaranya itu.

Anggara menatap sendu tubuh sang Anak. Anak yang selama belasan tahun ia siksa di dalam rumah neraka itu, Anak yang sama sekali tidak ia beri nafkah, dan Anak yang tidak pernah ia inginkan.

Naumi pergi meninggalkan rasa sakit yang teramat mendalam untuk mereka semua.

Tuhan baik, dan Tuhan mengabulkan doa-doa Yang pernah Naumi panjatkan, Yaitu kembali kedekapan sang pencipta dan berkumpul dengan sang Bunda di syurga.

"Sayang, Ayo Bangun! Kita besarkan anak Kita sama-sama, Dia butuh Kamu Sayang" Ren mengelus kepala Naumi dengan lembut.

"Kamu ingin ke Amerika, bukan? Ayo kita sama-sama Kesana! Kita jalan-jalan sambil mendorong stroller anak Kita"

"Bangun Sayang, Bangun! Kamu tega lihat Aku seperti ini, hm? Bukannya Kamu tidak menyukai air mata Aku? Bukannya Kamu tidak ingin melihat Aku menderita? Bangun Sayang!"

Deza mengelus punggung Ren yang bergetar hebat. "Kamu Kuat, Ren. Naumi Sudah Bahagia bersama sang pencipta" ucap Deza.

"Naumi hanya bahagia bersama Aku, Kak. Naumi sudah berjanji ingin terus bersama Aku, Naumi mengatakan bahwa Dia Tidak akan meninggalkan Aku"

"Takdir, Ren. Ini sudah saatnya Tuhan mengambil Naumi dari Kita semua, Tuhan sangat menyayangi Naumi."

"Gimana dengan Aku dan Anak Aku, Kak? Anak Aku membutuhkan Naumi,"

"Akan ada cahaya setelah kegelapan, Biarkan Naumi bahagia di pelukan Tuhan."

"Belasan Tahun Naumi meminta agar dirinya Segera di jemput Oleh Tuhan. Monik selalu mengatakan, Bahwa Naumi harus bahagia terlebih dahulu. Dan sekarang Doa Naumi terkabul, Naumi pergi saat dirinya sudah bahagia" Monik tersenyum tipis menatap tubuh sahabat baiknya.

KHIANAT (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang