Naumi baru saja keluar dari kamar mandi, mengambil seragam sekolah yang sudah Regav siapkan, lalu memakainya.
Naumi menatap dirinya lewat pantulan cermin, tersenyum tipis memulai hal baru dengan keluarga yang baru. Naumi hanya berusaha menerima kenyataan dari almarhum bundanya, bahwa Bundanya masih memiliki keluarga yang menyayangi nya.
Memberi polesan pelembab di bibir, setelah itu mengambil tas sekolah dan keluar kamar.
Saat ingin menuruni tangga, Naumi sedikit berfikir. "Kalau turun satu persatu, Pasti capek. Mending mrosot aja" putus Naumi dan langsung mulai mrosot dari pegangan tangga.
"NAUMI!" pekik Regav yang kebetulan sedang melewati tangga itu.
Bruk
Naumi berhasil turun dengan mulus.
Regav khawatir, memutar tubuh Naumi dan menatap dari atas sampai bawah. "Kamu gak kenapa-kenapa kan? Ada yang lecet?"
"Apaan sih!?" kesal Naumi.
"Kamu kenapa turunnya seperti itu? Kalau Kamu jatuh gimana?"
"Buktinya gak jatuh kan?"
"Pokoknya, Kamu gak boleh seperti tadi. Kamu taukan itu bahaya dan Saya tidak suka" peringat Regav karna ia takut Naumi kenapa-kenapa. Rasa sayang Regav untuk Naumi sangat besar, jika Naumi sakit, maka Regav juga sakit.
"Abang lebay" cibir Naumi dan berlalu begitu saja menuju meja makan.
Regav menyusul Naumi, duduk di sebelah gadis itu. "Saya tidak lebay, Naumi. Saya tidak mau melihat kamu sakit"
"Iya iya, Maaf!" Putus Naumi karna malas berdebat dengan Regav sepagi ini.
"Hm, Lain kali jangan lagi!"
"Iya Abang" jawab Naumi. "Bawel!" Gumamnya.
Regav mengambilkan Naumi sepiring nasi goreng, dan meletakkan ayam kremes ke piring Gadis itu. "Habisin!" ucapan Regav.
Regav juga meletakkan segelas susu di samping Naumi, dengan cepat Naumi menjauhkan susu tersebut.
"Naumi gak suka susu, Bang." ujar Naumi.
"Maaf, Saya lupa" jawab Regav.
"Kamu minum jus buah ya! Biar sehat" ucapan Regav dan di angguki Naumi.
Mereka menikmati sarapannya dengan damai. Naumi sedikit menggoyangkan tubuhnya saat merasakan makanan yang ia makan sangat lezat.
Selang beberapa menit, mereka sudah menyelesaikan makannya, meneguk tandas segelas air putih.
"Ini jusnya," Regav menyodorkan jus alpukat ke Naumi.
"Kenyang" ucap Naumi.
"Yasudah, Saya siapkan bekal untuk Kamu"
Naumi hanya diam saja membiarkan Regav menyiapkan bekal untuknya. Sedikit kagum dengan laki-laki itu, Sangat tampan dan berwibawa, bahkan Regav tidak membiarkan Naumi makan sembarangan.
"Oke, Semuanya sudah siap! Saya antar kamu sekolah" ucap Regav.
"Gak mau" tolak Naumi.
"Kenapa?" Regav menaikkan sebelah alisnya.
"Naumi gak mau jadi bahan gosipan lagi," jawab Naumi lirih.
Regav mensejajarkan tubuhnya dengan Naumi. "Sejak kapan seorang Naumi memikirkan omongan orang lain? Bukannya Seorang Naumi hanya acuh saja?"
Regav tersenyum dan mengelus kepala Naumi lembut. "Biarkan saja mereka tau, Kalau Saya adalah calon suami kamu"
"Malu" cicit Naumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHIANAT (End)
Literatura Femininatentang NAUMI Gadis penuh luka, hidupnya sepi dan hampa. saat fisik dan hati di tikam secara bersamaan, disitulah mulainya penderitaan. senja dan hujan, teman terbaik memulihkan luka. menjadi tempat ternyaman untuk berteriak kencang bahwa Aku baik...